Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. 15 Jigsaw adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari tim – tim heterogen yang beranggotakan 4 – 5 orang siswa, materi pelajaran yang yang diberikan pada siswa dalam bentuk teks setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang diberikan, dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota tim lain. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan menjabarkan materinya tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain. 16 Kelompok Asal Kelompok Ahli Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw 15 Isjoni,op. cit., h. 54. 16 La Iru dan La Ode Safiun Arihi, op. cit., h. 61. Menurut Priyanto dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan, yaitu sebagai berikut: 17 a. Pembentukan Kelompok Asal Setiap kelompok asal terdiri dari 4-5 orang anggota dengan kemampuan yang heterogen. b. Pembelajaran pada Kelompok Asal Setiap anggota dari kelompok asal mempelajari submateri pelajaran yang akan menjadi keahliannya, kemudian masing-masing mengerjakan tugas secara individual. c. Pembentukan Kelompok Ahli Ketua kelompok asal membagi tugas kepada masing-masing anggotanya untuk menjadi ahli dalam satu submateri pelajaran. Kemudian masing- masing ahli submateri yang sama dari kelompok yang berlainan bergabung membentuk kelompok baru yang disebut kelompok ahli. d. Diskusi Kelompok Ahli Anggota kelompok ahli mengerjakan tugas dan saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap anggota kelompok ahli belajar materi pelajaran sampai mencapai taraf merasa yakin mampu menyampaikan dan memecahkan persoalan yang menyangkut submateri pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. e. Diskusi Kelompok Asal Induk Anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal masing-masing. Kemudian setiap anggota kelompok asal menjelaskan dan menjawab pertanyaan mengenai submateri pelajaran yang menjadi keahliannya kepada anggota kelompok asal yang lain. Ini berlangsung secara bergilir sampai seluruh anggota kelompok asal telah mendapatkan giliran. 17 Made Wena. loc. cit., h. 194-195. f. Diskusi Kelas Dengan dipandu oleh guru diskusi kelas membicarakan konsep-konsep penting yang menjadi bahan perdebatan dalam diskusi kelompok ahli. Guru berusaha memperbaiki salah konsep pada siswa. g. Pemberian Kuis Kuis dikerjakan secara individu. Nilai yang diperoleh masing-masing anggota kelompok asal dijumlahkan untuk memperoleh jumlah nilai kelompok. h. Pemberian Penghargaan Kelompok Kepada kelompok yang memperoleh jumlah nilai tertinggi diberikan penghargaan berupa piagam dan bonus nilai. Stehl memberikan petunjuk perhitungan skor kelompok pada tabel berikut: 18 Tabel 2.1 Konversi Skor Perkembangan Skor Kuis Individu Skor Perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal Antara 10 poin di bawah skor awal sampai skor awal 10 1 sampai 10 di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Nilai sempurna 40 18 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,op. cit., h.144. Tabel 2.2 Tingkat Penghargaan Kelompok Rata-rata Tingkat Penghargaan Kelompok Penghargaan 15 poin Good team 20 poin Great team 25 poin Super team Jigsaw dikatakan dapat meningkatkan belajar siswa karena a siswa tidak tertekan dalam belajar, b meningkatkan jumlah partisipasi siswa dalam kelas, c mengurangi kebutuhan daya saing dan d mengurangi dominasi guru dalam kelas. 19 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tipe Jigsaw adalah: 20 a Menggunakan strategi tutor sebaya. b Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok ASAL Home dan kelompok AHLI. c Dalam kelompok ahli mahasiswa belajar secara kooperatif menuntaskan topik yang sama sampai mereka menjadi “AHLI”. d Dalam kelompok asal setiap siswa saling “mengajarkan” keahlian masing-masing. Model jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapat keterampilan akademis dari pemahaman, membaca, maupun keterampilan kelompok untuk belajar bersama. Materi pelajaran haruslah yang dapat lebih mengembangkan konsep daripada mengembangkan keterampilan sebagai tujuan umum. 21 19 Qiao Mengduo and Jing Xiaoling, “Jigsaw Strategy as a Cooperative Learning Technique : Focusing on the Language Learners, ” from Chinese Journal of Applied Linguistics Bimonthly Vol. 33, No. 4, August 2010, p. 114. 20 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, Jakarta: Kencana, 2009, h. 275- 276. 21 Isjoni, op. cit., h. 58. Jhonson and Jhonson seperti dikutip Rusman melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki banyak pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah : 22 a Meningkatkan hasil belajar b Meningkatkan daya ingat c Dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi d Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsic kesadaran individu e Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen f Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah g Meningkatkan sikap positif terhadap guru h Meningkatkan harga diri anak i Meningkatkan perilaku penyesuaian social yang positif j Meningkatkan keterampilan hidup bergotong – royong

2. Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan kepada sejumlah pendengar. Kegiatan ini berpusat pada penceramah dan komunikasi yang searah. Pada model pembelajaran konvensional, siswa belajar lebih banyak mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan melaksanakan tugas jika guru memberikan latihan soal-soal kepada siswa. Model pembelajaran konvensional adalah interaksi antara guru dan siswa dalam proses pengajaran dipandang sebagai yang mengetahui sesuatu apapun. 23 Secara umum, ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah: 24 22 Rusman, op. cit., h. 219. 23 http:dormatio.blogspot.com201301model-pembelajaran-konvensional.html, diakses pada tanggal 29 April 2013. 24 http:www.pusattesis.comtesis-pembelajaran-konvensional, diakses pada tanggal 29 April 2013. 1. Siswa adalah penerima informasi secara pasif, dimana siswa menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsinya sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar. 2. Belajar secara individual. 3. Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis. 4. Perilaku dibangun atas kebiasaan. 5. Kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final. 6. Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran. 7. Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik. 8. Interaksi di antara siswa kurang. 9. Guru sering bertindak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Namun perlu diketahui bahwa pengajaran model ini dipandang efektif atau mempunyai keunggulan, terutama: 1. Berbagai informasi yang tidak mudah ditemukan di tempat lain 2. Menyampaikan informasi dengan cepat 3. Membangkitkan minat akan informasi 4. Mengajari siswa yang cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan 5. Mudah digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan kelemahan pembelajaran ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan 2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan apa yang dipelajari 3. Para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada hari itu 4. Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas 5. Daya serapnya rendah dan cepat hilang karena bersifat menghafal.

3. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar

Konvensional Untuk mengetahui perbedaan kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE TPS

0 3 79

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGENALAN KONSEP DASAR ELEKTRONIKA (PKDE) ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA SISWA KELAS X TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN (TKJ)

0 2 24

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA KOMPETENSI MENGGUNAKAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 1 MEREK T.A 2015/2016.

0 1 26

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG DIAJAR DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS

0 2 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA METODE JIGSAW DENGAN METODE STAD DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI (Studi Eksperi

0 2 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN INTERPERSONAL INTELLIGENCE SISWA ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK MIKROPROSESOR.

0 1 44

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

0 0 8