Patogenesis Dermatitis Kontak Iritan

mempunyai kontak selama 8 jam, dan lama kontak merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian dermatitis kontak. Menurut Cohen 1999, lama kontak mempengaruhi kejadian dermatitis kontak, karena semakin lama kontak dengan bahan kimia maka akan semakin merusak sel kulit hingga ke lapisan yang lebih dalam dan risiko terjadinya dermatitis kontak akan semakin tinggi. Agius 2004 juga mengatakan bahwa semakin lama bahan kimia kontak dengan kulit, maka penetrasi bahan kimia terhadap lapisan kulit akan semakin luas dan dalam hingga menyebabkan reaksi peradanganiritasi yang lebih berat.

2.4.2 Frekuensi Kontak

Frekuensi kontak juga merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian dermatitis kontak akibat kerja Djuanda dan Sularsito, 2002. Menururt Cohen 1999, dermatitis kontak alergi dapat disebabkan karena adanya frekuensi yang terus-menerus dan berulang khususnya untuk bahan yang mempunyai sifat sensitisasi akan menyebabkan terjadinya dermatitis kontak alergi, dimana dermatitis yang berlebih baik luasnya maupun beratnya tidak proporsional biasanya disebabkan oleh bahan kimia dengan jumlah sedikit. Menurut Nuraga dkk 2008, upaya menurunkan frekuensi kontak pekerja dengan bahan kimia merupakan salah satu upaya yang baik dilakukan untuk menurunkan kejadian dermatitis kontak. Dalam penelitian Ruhdiat 2006, dermatitis kontak akut terbanyak terjadi pada pekerja yang mempunyai frekuensi kontak dengan bahan kimia sebanyak 5 kalihari. Sedangkan dermatitis kontak sub akut banyak terjadi pada pekerja sebanyak 3 dan 5 kali kontak bahan kimia hari. Untuk dermatitis kontak kronik terjadi pada pekerja yang mempunyai kontak bahan kimia diatas 6 kali, yaitu 7 dan 8 kali kontak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyak frekuensi kontak pekerja dengan bahan kimia, maka berpotensi untuk terjadinya dermatitis kontak hingga kronik. Pada penelitian itu disebutkan bahwa ada hubungan antara frekuensi kontak dengan kejadian dermatitis kontak.

2.4.3 Bahan Kimia

Bahan kimia dapat bergabung dengan protein kulit dan menyebabkan kerusakan kulit Gardiner Aw Harrington, 2007. Linins dalam Ruhdiat 2006 mengatakan bahwa bahaya bahan kimia adalah korosif iritan dan racun. Bahan kimia dapat menyebabkan langsung jaringan kulit iritasi sampai cedera atau korosi pada permukaan logam, namun yang sering terjadi adalah cedera korosi yang merusak jaringan lunak baik kulit maupun mata, iritasi kulit merupakan derajat cedera korosif dengan derajat ringan. Bahan kimia korosif cairan basa merusak jaringan lunak lebih kuat dari pada asam anorganik. Bahan ini merusak lebih dalam pada jaringan lunak kulit dengan menimbulkan proses perlemakan dalam hitungan minggu, rasa nyeri