1.5.2 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
Hasil dari penelitian ini akan digunakan sebagai data base pelaksanaan program intervensi khususnya untuk pekerja sektor informal di
wilayah terdekat dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai referensi keilmuan K3, khususnya
mengenai dermatitis kontak pada pekerja. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai informasi penelitian dan menambah referensi hasil penelitian untuk
mahasiswa keselamatan dan kesehatan kerja.
1.5.3 Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran dan pengalaman dalam melakukan penelitian bidang keselamatan dan kesehatan kerja,
khusunya terkait dengan dermatitis kontak. Selain itu dapat menambah wawasan keilmuan mengenai dermatitis kontak dan faktor penyebab serta
faktor yang mempengaruhinya.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester VIII peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2012 untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bengkel motor di wilayah
Kecamatan Ciputat Timur tahun 2012. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan disain studi cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pekerja
bengkel motor di wilayah Kecamatan Ciputat Timur dengan jumlah sampel 101 pekerja. Data penelitian didapatkan dengan cara pengambilan data primer melalui
kuesioner, observasi, dan pemeriksaan fisik. Data tersebut kemudian dianalisis dengan uji univariat untuk memperoleh frekuensi jumlah dan persentase, dan
analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square, uji t-independent, dan uji Mann-Whitney.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pekerjaan Bengkel Motor
Pekerjaan bengkel dapat dibagi menjadi tiga kategori, berdasarkan jenis mesin atau peralatan yang digunakan dan jumlah pekerja yang dipekerjakan.
Misalnya, beberapa bengkel yang berada dalam satu perusahaan dengan 100 atau lebih karyawan, sementara bengkel lainnya sangat kecil, terutama yang terlibat
dalam menjual bahan bakar dan membuat perbaikan kecil dan mempekerjakan satu atau dua pekerja. Ada juga bengkel yang dijalankan oleh pekerja keluarga saja.
Selain dari perusahaan, ada juga bengkel yang bergerak pada sektor informal Ghebreyohannes, 2005.
Bengkel motor yang berskala kecil atau bengkel motor informal merupakan bengkel yang melayani melayani servis kendaraan roda dua, mulai dari
servis ringan, tune-up, spare parts, sampai servis besar turun mesin. Selain itu
juga melayani reparasi hingga penggantian bahan pelumasoli. 2.1.1
Bahaya Keselamatan Kerja
Bahaya keselamatan didefinisikan sebagai zat bahan baku, mesin atau peralatan yang bisa menyebabkan luka sederhana atau serius
yang berpengaruh untuk ketidakhadiran kerja yang berlangsung setidaknya 24 jam. Jenis-jenis kecelakaan yang biasa terjadi adalah luka bakar pada
tangan dan kaki karena asam dehidrasi berat, kelelahan, amputasi, injeksi, pemotongan, abrasi, patah tangan atau endapan dan cedera mata karena
benda terbang.
2.1.2 Bahaya Kesehatan Kerja
Bahaya kesehatan kerja didefinisikan sebagai kondisi patologis, apakah disebabkan oleh fisik, kimia atau biologis agen, yang muncul sebagai
konsekuensi dari pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan atau lingkungan tempat dia bekerja. Bahaya kesehatan kerja di bengkel diantaranya yaitu
pelarut organik dan anorganik, bahan kimia yang digunakan dalam membersihkan atau mencuci bagian mesin, dari pengisian baterai, lead yang
digunakan dalam pengelasan, lead filler dan molten lead cair yang digunakan untuk mengisi keretakan dan penyok. Kejadian dermatitis sensitisasi telah
dilaporkan dari penggunaan primer kromat seng dalam mereparasi bagian logam.
Dermatitis kontak merupakan salah satu bahaya kesehatan yang terdapat pada pekerja bengkel. Jenis paparan bahan kimia yang ada di
bengkel motor yaitu air aki asam sulfat, serta produk-produk minyak bumi seperti minyak pelumas, pelumas, minyakoli, bensin, serta cairan pendingin
Frosh John, 2011.
2.2 Penyakit Kulit Akibat Kerja
Penyakit kulit akibat kerja adalah proses patologis kulit yang timbul pada waktu melakukan pekerjaan serta pengaruh-pengaruh yang terdapat di dalam
lingkungan kerja Siregar, 1996. Penyakit kulit dapat ditandai dengan ruam yang memiliki kesamaan letak yang terbatas ke daerah serangan eksternal. Menggaruk
ruam karena gatal dapat menyebabkan perluasan daerah yang terpapar. Penggunaan berbagai salep dalam kombinasi dapat memperburuk daripada mengurangi gejala.
Penggunaan sarung tangan dapat melindungi terhadap kontak dengan bahan kimia penyebab, tetapi penggunaan sarung tangan yang tidak tepat dapat menyebabkan
bahan kimia dapat masuk diantara sarung tangan dan kulit tangan. Hal ini dapat memperburuk dermatitis kontak. Beberapa orang juga alergi terhadap lateks dan
komponen lain dalam sarung tangan Gardiner Harrington, 2007. Di negara- negara industri, sekitar 90 dari semua bentuk penyakit kulit akibat kerja terbatas
pada tangan dan lengan bawah, terkadang juga terdapat pada wajah, serta bagian tubuh lainnya juga kadang-kadang dapat mengalami dermatitis kontak.
Kebanyakan kasus didiagnosis sebagai eksim atau dermatitis kontak Waldron Edling, 2004.
Jenis penyakit kulit akibat kerja adalah sebagai berikut Waldron Edling, 2004:
Subtipe eksim dermatitis kontak Acne kontak dan folikulitis
Depigmentasi dan hyperpigmentasi Infeksi
tumor jinak dan ganas - berbagai penyakit misalnya lichenoid reaksi.
2.2.1 Penyebab penyakit kulit akibat kerja
Penyakit kulit akibat kerja dapat disebabkan oleh 4 faktor Siregar, 1996:
1. Faktor kimiawi, dapat berupa iritasi primer, allergen atau karsinogen.
2. Faktor mekanisfisik, seperti getaran, gesekan, tekanan, trauma, panas,
dingin, kelembaban udara, sinar radioaktif. 3.
Faktor biologis, seperti jasad renik mikroorganisme hewan dan produknya, jamur, parasit dan virus.
4. Faktor psikologis kejiwaan, ketidakcocokan pengelolaan perusahaan
sering menghambat konflik diantara pegawai dan dapat menimbulkan gangguan pada kulit seperti neurodermatitis.
Sebenarnya kulit mempunyai fungsi untuk mempertahankan diri dari seranganrangsangan luar. Epidermis berfungsi menghambat penguapan
air yang berlebihan dari tubuh, menghambat penyerapan berlebihan dari luar. Pigmen didalam kulit melindungi tubuh dari pengaruh sinar matahari. Selain
itu kulit mengandung kelenjar keringat dan pembuluh darah yang berfungsi sebagai alat penjaga keseimbangan cairan tubuh, mempermudah timbulnya
kelainan kulit.