mengalami dermatitis kontak dengan pekerja yang memiliki riwayat atopik yaitu sebesar 27,7.
6. Riwayat penyakit kulit
Berdasarkan hasil penelitian Lestari Utomo 2007, proporsi pada populasi yang mengalami dermatitis kontak dengan pekerja yang memiliki riwayat
penyakit kulit yaitu sebesar 81,8, sedangkan proporsi pada populasi yang mengalami dermatitis kontak dengan pekerja yang tidak memiliki riwayat
penyakit kulit yaitu sebesar 43,5. 7.
Riwayat alergi Berdasarkan hasil penelitian Lestari Utomo 2007, proporsi pada populasi
yang mengalami dermatitis kontak dengan pekerja yang memiliki riwayat alergi yaitu sebesar 57,7, sedangkan proporsi pada populasi yang mengalami
dermatitis kontak dengan pekerja yang tidak memiliki riwayat alergi yaitu sebesar 44.
8. Personal hygiene
Berdasarkan hasil penelitian Lestari Utomo 2007, proporsi pada populasi yang mengalami dermatitis kontak dengan personal hygiene yang kurang baik
yaitu sebesar 51,8, sedangkan proporsi pada populasi yang mengalami dermatitis kontak dengan personal hygiene yang baik yaitu sebesar 41,7.
Berdasarkan uraian diatas, telah didapatkan besar sampel yang dibutuhkan berdasarkan variabel melalui perhitungan software sample size dengan hasil
perhitungan seperti dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Sampel dengan Uji Beda Dua Proporsi
Variabel Diketahui Sampel
total
Lama kontak P1 = 70,37 = 0,7037
P2 = 3,70 = 0,037 P = 0,37
11 Frekuensi kontak
P1 = 64,81 = 0,6481 P2 = 9,25 = 0,0925
P = 0,37 17
Riwayat atopik P1 = 46,2 = 0,462
P2 = 27,7 = 0,277 P = 0,365
174 Riwayat penyakit kulit
P1 = 81,8 = 0,818 P2 = 43,5 = 0,435
P = 0,6265 39
Riwayat alergi P1 = 57,7 = 0,577
P2 = 44,4 = 0,444 P = 0,510
365 Personal hygiene
P1 = 51,8 = 0,518 P2 = 41,7 = 0,417
P = 0,4675 632
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, jumlah besar sampel yang memungkinkan untuk diambil yaitu sebanyak 39 pekerja. Kemudian dari hasil
tersebut dihitung kembali berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian Lestari Utomo 2007. Dari penelitian itu, telah didapatkan pekerja yang tidak
mengalami dermatitis kontak sebesar 51,3. Maka perhitungan sampelnya sebagai berikut :
39 = 51,3 100 x N N = 39 x 100 51,3
N = 76
Jadi sampel minimum yang dapat diambil untuk mewakili populasi adalah sebesar 76 orang. Namun untuk lebih dapat mengeneralisir maka sampel
yang diambil adalah seluruh total populasi yaitu 101 orang.
4.4 Instrumen Penelitian
4.4.1 Lembar Pemeriksaan Fisik Dermatitis Kontak Untuk mengetahui atau mendiagnosis pekerja yang
mengalamitidak mengalami dermatitis kontak, maka harus ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik dan anamnesis yang dilakukan oleh dokter
disertai dengan gejala-gejala klinis yang dirasakan oleh pekerja. 4.4.2 Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan sebagai alat pengumpulan data untuk memperoleh suatu
informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian Notoatmodjo, 2005. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden mengenai lama kontak, frekuensi kontak, masa kerja, usia, riwayat atopi, riwayat penyakit kulit, dan riwayat alergi.
4.4.3 Lembar Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui informasi mengenai personal hygiene. Lembar observasi
disiapkan dengan menggunakan daftar pertanyaan agar observasi dapat terarah dan data yang diperlukan benar-benar diperoleh.
4.5 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari pekerja bengkel motor dengan
menggunakan alat ukur berupa lembar pemeriksaan fisik, kuesioner, dan lembar observasi. Lembar pemeriksaan fisik digunakan untuk mendiagnosa kejadian
dermatitis kontak pada pekerja bengkel motor. Kuesioner digunakan untuk mengetahui lama kontak, frekuensi kontak, masa kerja, usia, riwayat atopi, riwayat
penyakit kulit, dan riwayat alergi. Sedangkan untuk lembar observasi digunakan untuk mengetahui personal hygiene.
4.6 Pengolahan Data
Seluruh data yang terkumpul kemudian dioleh melalui tahap-tahap sebagai berikut :
4.6.1 Coding
Proses pemebrian kode kepada setiap variabel yang dikumpulkan agar mempermudah pengolahan data selanjutnya. Pengkodean variabel tersebut
yaitu: a.
Dermatitis kontak : 0 = Dermatitis ; 1 = Tidak dermatitis b.
Riwayat atopi : 0 = Berisiko jika ada atopi ; 1 = Tidak berisiko jika tidak ada atopi
c. Riwayat penyakit kulit : 0 = Berisiko jika ada riwayat penyakit kulit
1 = Tidak berisiko jika tidak ada riwayat penyakit kulit
d. Riwayat alergi : 0 = Berisiko jika ada alergi ;
1 = Tidak berisiko jika tidak ada alergi e.
Personal Hygiene : 0 = Tidak baik ; 1 = Baik
4.6.2 Editing Penyuntingan Data
Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap jawaban.
Penyuntingan data ini dilakukan sebelum proses pemasukan data. 4.6.3
Entry
Proses pemasukan data kedalam program atau fasilitas analisis data didalam komputer berdasarkan klasifikasi.
4.6.4 Cleaning
Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga data siap untuk diolah dan dianalisis.
4.7 Analisis Data 4.7.1 Analisis Univariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel dependen dan variabel independen.
4.7.2 Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan melakukan uji Chi Square
untuk variabel dengan bentuk kategorik – kategorik. Variabel yang dianalisis dengan uji Chi Square yaitu riwayat atopi, riwayat penyakit kulit, dan
riwayat alergi. Uji T-test digunakan untuk menganalisis variabel bentuk numerik – kategorik dengan data yang berdistribusi normal. Variabel yang
dianalisis menggunakan uji T-test yaitu usia. Sedangkan uji Mann-Whitney untuk menganalisis variabel bentuk numerik – kategorik dengan data yang
tidak berdistribusi normal, variabelnya yaitu lama kontak, frekuensi kontak dan masa kerja.