Manifestasi Klinis Dermatitis Kontak Iritan

Dalam penelitian Ruhdiat 2006, dermatitis kontak akut terbanyak terjadi pada pekerja yang mempunyai frekuensi kontak dengan bahan kimia sebanyak 5 kalihari. Sedangkan dermatitis kontak sub akut banyak terjadi pada pekerja sebanyak 3 dan 5 kali kontak bahan kimia hari. Untuk dermatitis kontak kronik terjadi pada pekerja yang mempunyai kontak bahan kimia diatas 6 kali, yaitu 7 dan 8 kali kontak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyak frekuensi kontak pekerja dengan bahan kimia, maka berpotensi untuk terjadinya dermatitis kontak hingga kronik. Pada penelitian itu disebutkan bahwa ada hubungan antara frekuensi kontak dengan kejadian dermatitis kontak.

2.4.3 Bahan Kimia

Bahan kimia dapat bergabung dengan protein kulit dan menyebabkan kerusakan kulit Gardiner Aw Harrington, 2007. Linins dalam Ruhdiat 2006 mengatakan bahwa bahaya bahan kimia adalah korosif iritan dan racun. Bahan kimia dapat menyebabkan langsung jaringan kulit iritasi sampai cedera atau korosi pada permukaan logam, namun yang sering terjadi adalah cedera korosi yang merusak jaringan lunak baik kulit maupun mata, iritasi kulit merupakan derajat cedera korosif dengan derajat ringan. Bahan kimia korosif cairan basa merusak jaringan lunak lebih kuat dari pada asam anorganik. Bahan ini merusak lebih dalam pada jaringan lunak kulit dengan menimbulkan proses perlemakan dalam hitungan minggu, rasa nyeri yang hebat dan melemahkan lapisan epidermis sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap bahan kimia lain. Namun pada saat permulaan terpapar justru tidak timbul rasa sakit. Bahan kimia cair asam berbeda cara kerjanya dengan basa, yang mana asam menimbulkan luka bakar luas dengan efek panas dengan proses perusakan jaringan lunak. Asam bereaksi sangat cepat dengan lapisan pelindung. Pelarut organik dapat menyebabkan iritasi berat pada kulit dan membran mukosa dengan merusak jaringan lunak yang menyebabkan jalan masuk untuk terjadinya infeksi sekunder Linins dalam Ruhdiat, 2006.

2.4.4 Masa Kerja

Masa kerja merupakan lamanya pekerja bekerja pada suatu tempat. Analisis hubungan antara lama bekerja dengan kejadian dermatitis kontak menunjukan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja di PT Inti Pantja Press Industri. Pekerja yang memiliki lama bekerja ≤2 tahun lebih banyak yang terkena dermatitis dibandingkan dengan pekerja yang telah bekerja 2 tahun. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa pekerja dengan lama bekerja ≤2 tahun memiliki peluang 3,5 kali terkena dermatitis kontak dibandingkan dengan pekerja yang telah bekerja selama 2 tahun Lestari dan Utomo, 2007. Cohen 1999 mengatakan bahwa pekerja dengan lama bekerja ≤ 2 tahun dapat menjadi salah satu faktor yang mengindikasikan bahwa