Hubungan antara Usia dengan Kejadian Dermatitis Kontak

dermatitis kontak baik pada pekerja muda ataupun pekerja tua, maka disarankan para pekerja memiliki kesadaran untuk melakukan proteksi terhadap kulitnya, dengan cara menggunakan sarung tangan yang sesuai dan nyaman, serta menjaga kebersihan diri.

6.3.5 Hubungan antara Riwayat Atopi dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Riwayat atopi adalah sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat keadaan kepekaan dalam keluarganya, misal dermatitis atopi, rhinitis alergi, asma bronkiale Djuanda, 2007. Dalam penelitian ini riwayat atopi dilihat dari penyakit pada pekerja yang mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarganya atau diturunkan dari keluarganya, seperti asma, rhinitis alergi, dermatitis atopi. Dari hasil distribusi riwayat atopi dapat diketahui bahwa pekerja bengkel motor yang memiliki riwayat atopi adalah 22 21,8 pekerja, sedangkan yang tidak memiliki riwayat atopi yaitu 79 78,2 pekerja. Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa dari 22 pekerja yang memiliki riwayat atopi terdapat 10 45,5 pekerja mengalami dermatitis kontak dan 12 54,5 pekerja tidak mengalami dermatitis kontak. Sedangkan dari 79 pekerja yang tidak memiliki riwayat atopi terdapat 28 35,4 pekerja mengalami dermatitis kontak dan 51 64,6 pekerja tidak mengalami dermatitis kontak. Pada penelitian ini, hasil analisis bivariat riwayat atopi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat atopi dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bengkel motor di wilayah Kecamatan Ciputat Timur tahun 2012. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ruhdiat 2006 bahwa tidak ada hubungan antara riwayat atopi terhadap terjadinya dermatitis kontak. Penelitian ini juga sejalan dengan Nuraga dkk

2008, yang mengatakan bahwa riwayat atopi keluarga tidak mempunyai

pengaruh terhadap terjadinya dermatitis kontak, baik jumlah terjadinya dermatitis kontak akibat kerja maupun perjalanan penyakit dermatitis kontak. Hal ini dikarenakan bahan kimia langsung menyebabkan iritasi pada kulit tanpa respons imun. Namun hasil penelitian Sulistyani dkk 2010 menunjukkan bahwa ada pengaruh antara riwayat atopi dengan timbulnya dermatitis kontak iritan di Perusahaan Batik Putra Laweyan Surakarta. Hasil tersebut didapatkan bahwa orang yang memiliki riwayat atopik memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena dermatitis kontak yaitu sebesar 5,37 kali dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat atopik. Sularsito 2007 menyatakan bahwa seseorang yang telah memiliki riwayat atopi akan lebih mudah terkena dermatitis kontak iritan dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat atopi. Menurut Schnuch Carlsen 2011, kerentanan tinggi terhadap reaksi iritasi pada orang yang memiliki riwayat atau dermatitis atopi mungkin sebagian dikarenakan oleh permeabilitas barrier kulit yang lebih tinggi dan oleh respon inflamasi yang lebih besar. Riwayat atopi tidak memiliki hubungan dengan kejadian dermatitis kontak di wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Hal tersebut dimungkinkan karena jumlah pekerja yang memiliki riwayat atopi lebih sedikit mengalami dermatitis kontak dibandingkan dengan jumlah pekerja yang tidak memiliki riwayat atopi yang juga mengalami dermatitis kontak. Peneliti berasumsi bahwa pekerja yang tidak memiliki riwayat atopi namun mengalami dermatitis kontak mungkin telah lupa atau bahkan tidak jujur memiliki riwayat atopi. Hal lain yang dapat dimungkinkan riwayat atopi yang tidak berhubungan karena dipengaruhi oleh adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya. Pada pekerja yang tidak memiliki riwayat atopi dan mengalami dermatitis kontak didapatkan sebanyak 25 89,3 dari 28 pekerja tersebut telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya. Persentase tersebut lebih besar dibandingkan pada pekerja yang tidak memiliki riwayat atopi dan tidak mengalami dermatitis kontak yaitu sebesar 25 49 dari 51 pekerja telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya. Hal tersebut berarti kejadian dermatitis kontak pada pekerja yang tidak memiliki riwayat atopi dipengaruhi oleh adanya riwayat penyakit kulit sebelumnya.

6.3.6 Hubungan antara Riwayat Penyakit Kulit dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Pada penelitian ini riwayat penyakit kulit didefinisikan sebagai peradangan pada kulit dengan gejala subyektif berupa gatal, rasa terbakar, kemerahan, bengkak, pembentukan lepuh kecil pada kulit, kulit mengelupas, kulit kering, kulit bersisik, dan penebalan pada kulit atau kelainan kulit lainnya yang sebelumnya pernah atau sedang diderita oleh pekerja. Menurut Cahyawati dan Budiono 2011 riwayat penyakit digunakan sebagai salah satu dasar penentuan apakah suatu penyakit terjadi akibat penyakit terdahulu, sehingga riwayat penyakit sangat penting dalam proses penyembuhan seseorang. Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa pekerja bengkel motor yang memiliki riwayat penyakit kulit yaitu 64 63,4 pekerja, sedangkan yang tidak memiliki riwayat penyakit kulit yaitu 37 36,6 pekerja. Berdasarkan hasil distribusinya menunjukkan bahwa dari 64 pekerja yang memiliki riwayat penyakit kulit terdapat 34 53.1 pekerja mengalami dermatitis kontak dan 30 46.9 pekerja tidak mengalami dermatitis kontak. Sedangkan dari 37 pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakit kulit terdapat 4 10.8 pekerja mengalami dermatitis kontak dan 33 89.2 pekerja tidak mengalami dermatitis kontak. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat penyakit kulit dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja bengkel motor di wilayah Kecamatan Ciputat Timur tahun 2012.