Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

tujuan. Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan yang di inginkan. Hal ini akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan. Dalam perusahaan, motivasi merupakan stimulus batin yang memungkinkan karyawan untuk mampu berkonsentrasi pada tujuan perusahaan yang efektif Oraman, 2011. Fick et.al., dalam Ayub dan Rafif, 2011 juga menyatakan bahwa perusahaan harus menyadari bahwa faktor manusia menjadi jauh lebih penting bagi kelangsungan hidup organisasi, dan bahwa keunggulan bisnis hanya akan dicapai ketika karyawan senang dan termotivasi oleh pekerjaan mereka. Variabel yang digunakan untuk motivasi menggunakan aspek motivator dari Hezberg 1966, karena dimensi ini yang berhubungan dengan diri individu dan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Aspek motivator meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, capaian, dan pengakuan. Terkait dengan aspek motivasi dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut: Pertama, seorang karyawan yang diberikan tugas dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan yang jelas akan tertantang untuk dapat termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara baik dan tepat waktu. Sebaliknya karyawan yang mendapat tugas dan tanggung jawab yang tidak jelas akan terjadi keraguan dan kebimbangan dalam menyelesaikan tugas tersebut dan timbul ketidak puasan kerja karyawan. Kedua, semakin besar peluang karyawan untuk tumbuh dan berkembang dalam kariernya, maka semakin termotivasi karyawan tersebut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dan akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan tersebut. Ketiga, besar kecilnya tantangan tugas yang diberikan pada karyawan akan mempengaruhi motivasi kerjanya. Semakin besar tantangan yang dirasakan oleh karyawan, maka semakin termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan, dan jika tantangan yang dirasakan oleh karyawan sedikit dalam menyelesaikan tugasnya maka akan terjadi sebaliknya. Keempat, semakin besar dan jelas apresiasi yang diberikan kepada setiap karyawan yang berprestasi maka semakin besar pula motivasi karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sempurna sehingga akan timbul kepuasan dalam bekerja dalam diri karyawan. Kelima, semakin besar pengakuanpenghargaan yang diberikan perusahaan kepada setiap hasil kerja karyawan, maka akan semakin memotivasi karyawan dalam menyelesaikan tugas dan rasa tanggung jawabnya semakin besar. Namun jika pengakuan atau penghargaan tidak diberikan kepada setiap hasil kerja karyawan, maka kemungkinan karyawan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik cenderung lebih sedikit. Selanjutnya, variabel yang mempengaruhi kepuasan kerja selain kepemimpinan trasnformasional dan motivasi kerja adalah komotmen organisasi. Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi tersebut. Adanya komitmen, diharapkan karyawan bisa mencurahkan perhatian kepada perusahaan dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai atau norma yang ada di perusahaan. Dengan demikian karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi dalam perusahann, akan merasa senang untuk menghabiskan karirnya dalam organisasi dan memiliki kemumngkinan yang kecil untuk meninggalkan organisasi tersebut. Dalam penelitian ini variabel komitmen organisasi menggunakan aspek dari Allen dan Mayer 1991 yang terdiri dari tiga aspek yaitu: affective commitment, continuance commitment dan normative commitment. Ketiga aspek tersebut dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, seperti karyawan yang memiliki komitmen afektif yang kuat dalam organisasi mereka memang ingin terlibat dalam kegiatan organisasi ysng perusahaan selenggarakan, sehingga dari keterlibatan karyawan dalam segala kegiatan perusahaan maka akan membangun rasa kekeluargaan antara perusahaan dengan karyawan dan akan terciptanya suasana kerja yang nyaman dan kondusif bagi karyawan maka akan timbul rasa kepuasan kerja pada diri karyawan, sehingga nantinya akan meningkatkan kepuasan kerja. Selanjutnya karyawan yang memiliki komitmen kontinuas dalam organisasi yaitu, mereka bekerja karena mereka butuh untuk melakukan hal tersebut maka dalam bekerja muncul rasa komitmen yang kuat pada organisasi sehingga meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Dalam bekerja karyawan yang memiliki komitmen normatif yang kuat akan meningkatkan kepuasan kerja karena karyawan merasa wajib untuk tetap bekerja dalam organisasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menggambarkan kerangka berfikir yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir Kepuasan Kerja Kepemimpinan Transformasional Intellectual Stimulation Idealized Influence Motivasi Kerja Inspirational Motivation Individualized Consideation Recognition Komitmen Organisasi Responsibility Achievement Work it self Advancement Continuance commitment Affective commitment Normative commitment

2.6. Hipotesis Penelitian

Penelitian ini diuji menggunakan analisis statistik, dengan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: 2.6.1. Hipotesis mayor Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari aspek dari variabel gaya kepemimpinan transformasional idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, individual consideration, aspek dari variabel motivasi kerja responsibility, advancement, work it self, achievement, recognition dan aspek dari variabel komitmen organisasi affective commitment, continuance commitment, normative commitment terhadap kepuasan kerja.

2.6.2. Hipotesis minor

Ha 1 = Terdapat pengaruh yang signifikan idealized influence aspek kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja. Ha 2 = Terdapat pengaruh yang signifikan inspirational motivation aspek kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja. Ha 3 = Terdapat pengaruh yang signifikan intellectual stimulation aspek kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja. Ha 4 = Terdapat pengaruh yang signifikan individualized consideration aspek kepemimpinan transformasional terhadap kepuasan kerja. Ha 5 = Terdapat pengaruh yang signifikan responsibility aspek motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Ha 6 = Terdapat pengaruh yang signifikan advancement aspek motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Ha 7 = Terdapat pengaruh yang signifikan work it self aspek motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Ha 8 = Terdapat pengaruh yang signifikan achievement aspek motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Ha 9 = Terdapat pengaruh yang signifikan recognition aspek motivasi kerja terhadap kepuasan kerja. Ha 10 = Terdapat pengaruh yang signifikan affective commitment aspek komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja. Ha 11 = Terdapat pengaruh yang signifikan continuance commitment pada aspek komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja. Ha 12 = Terdapat pengaruh yang signifikan normative commitment aspek komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja. 46

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai populasi, sampel dan tehnik pengambilan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, metode dan instrument pengumpulan data, uji validitas konstruk, metode analisis data dan prosedur penelitian.

3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penilitian ini, adalah karyawan yang bekerja dibagian produksi pada PT X dengan jumlah 180 karyawan. Seluruh anggota populasi diambil sebagai sampel oleh karena itu pengambilan sampel pada penelitian ini bersifat probability sampling. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel dengan cara mengunjungi perusahaan tersebut, dengan memberikan angket kepada karyawan yang merupakan responden dalam penelitian ini.

3.2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Kepuasan kerja 2. Idealized influence 3. inspirational motivation 4. intellectual stimulation 5. individualized consideration 6. Responsibility 7. Advancement 8. Work it self 9. Achievement 10. Recognition 11. Affective commitment 12. Continuance commitment 13. Normative commitment Variabel yang menjadi dependent variable DV dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja, sedangkan variabel idealized influenced, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualized consideration aspek dari gaya kepemimpinan transformasional, responsibility, advancement, work it self, achievement, recognition aspek dari motivasi kerja, affective commitment, continuance commitment dan normative commitment aspek dari komitmen organisasi merupakan independent variable IV.

3.3. Definisi Operasional Variabel

Setelah menentukan mana yang akan menjadi variabel dependen dan variabel independen, selanjutnya menentukan definisi operasional dari variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional variabel dijelaskan di bawah ini. 1. Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap yang menggambarkan bagaimana perasaan seseorang terhadap pekerjaannya secara keseluruhan maupun terhadap berbagai aspek pekerjaannya. Kepuasan kerja diukur dengan skala Job Satisfaction Survey JSS, yang terdiri dari 9 aspek yaitu: gaji pay, promosi promotion, atasan supervision, tunjangan fringe benefit, penghargaan dari perusahaan contingent reward, prosedur kerja

Dokumen yang terkait

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, KOMITMEN ORGANISASIONAL, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Komitmen Organisasional, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris p

0 4 18

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Publik (StudiEmpiris pada SKPD Pemerintah Kab

1 6 17

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Organisasi Publik (StudiEmpiris pada SKPD Pemerintah Kab

0 3 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP DISIPLIN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Komitmen Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Pada Karyawan Pt. Pln

0 2 21

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik

0 1 12

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KEPUASAN Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akunta

0 2 16

PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. ANUGERAH TERANG ABADI GASINDO.

0 1 12

Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kepuasan Ker Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Gaya.

0 0 2

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, BUDAYA ORGANISASI, PROGRAM K3 TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN.

1 3 19

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA

0 3 9