work it self, prestasi achievement, pengakuan recognition. Dalam skala ini, pernyataan penelitian ada 2 jenis pernyataan yaitu: pernyataan favorable dan
unfavorable jumlah item yang digunakan yaitu sebanyak 22 item. Adapun blue print skala motivasi kerja sebagai berikut:
Tabel 3.4 Blueprint item motivasi kerja
No Aspek
Indikator Nomor item
Total Fav
Unfav 1
Responsibility Beban
yang dirasakan
karyawan terhadap pekerjaan Keinginan karyawan untuk
mengerjakan tugas dengan baik
1, 2, 3 4, 5
5
2 Advancement
Kesempatan karyawan untuk menambah wawasan
Kemajuan karyawan dalam pekerjaannya
10, 11 12, 13
4
3 Work itself
Tantangan dalam pekerjaan Pekerjaan
membuat karyawan berkembang
6, 7, 22
8, 9 5
4 Achievement
Usaha karyawan
untuk mencapai prestasi
Keinginan karyawan untuk memperjuangkan tugas
14, 15 16, 17
4
5 Recognition
Pengakuan yang diberikan perusahaan atas unjuk kerja
karyawan Penghargaan pemimpin atas
pengalaman dalam
melaksanakan tugas yang rumit
18, 19 20, 21
4
Total Keseluruhan 12
10 22
4. Skala komitmen organisasi Alat ukur komitmen organisasi ini terdiri dari item pernyataan untuk mengukur
komitmen organisasi yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Alat ukur yang di gunakan yaitu skala Organizational Commitment Questionnaire OCQ
yang dikembangkan oleh Allen dan Meyer 1990. Skala ini terdiri dari 24 item yang mengukur 3 aspek yaitu affective commitment, continuance commitment, dan
normative commitment. Adapun blue print skala komitmen organisasi sebagai berikut:
Tabel 3.5 Blueprint item komitmen organisasi
No Aspek
Indikator Nomor item
Total Fav
Unfav 1
Affective Commitment
Karyawan memiliki
ikatan emosional 1, 2, 3, 4,
5 6, 7, 8
8
2 Continuance
Commitment Karyawan merasa rugi
jika meninggalkan
organisasi 9, 11, 12,
14, 15, 16
10, 13 8
3 Normative
Commitment Kesadaran
karyawan bahwa
komitmen organisasi merupakan hal
yang memang
seharusnya dilakukan 17, 19,
21, 22, 24
18, 20, 23
8
Total Keseluruhan 17
7 24
3.5.
Uji validitas konstruk
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas konstruk keempat instrument yang digunakan, yaitu kepuasan kerja, gaya
kepemimpinan transformasional, motivasi kerja dan komitmen organisasi. Peneliti menggunakan uji validitas konstruk instrumen tersebut dengan menggunakan
CFA Confirmatory Factor Analysis dengan software Lisrel 8.70. Adapun logika dasar dari CFA menurut Umar 2011 bahwa:
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun suatu pertanyaan atau pernyataan
untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran
terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon jawaban atas item-itemnya.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja atau memberi informasi tentang faktor tersebut saja atau dengan kata lain bersifat
unidimensional. Sebagai contoh, suatu konstruk psikologis yang disebut kemampuan berpikir analogis.
3. Berdasarkan model unidimensional. Pada butir di atas, dapat disusun untuk sehimpunan persamaan matematis. Persamaan tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi dengan menggunakan data yang tersedia matriks korelasi antar item yang seharusnya diperoleh, jika korelasi antar item tersebut
unidimensional benar. Matriks korelasi ini dinamakan sigma ∑. Kemudian, matriks ini akan dibandingkan dengan matriks korelasi yang diperoleh secara
empiris dari data disebut matriks S. Jika teori tersebut benar unidimensional, maka seharusnya tidak ada perbedaan yang signifikan
antara elemen matriks ∑ dengan elemen matriks S. secara matematis dapat dituliskan: S -
∑ = 0. 4. Pernyataan matematis inilah yang dijadikan hipotesis nihil yang akan
dianalisis menggunakan CFA. Dalam hal ini, dilakukan uji signifikansi dengan Chi-square. Jika Chi-square yang dihasilkan tidak signifikan nilai p
0. 05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nilai yang menyatakan: “ tidak
ada perbedaan antara matri ks S dan ∑” adalah tidak ditolak diterima.
Artinya, teori yang menyatakan bahwa seluruh item mengukur hal yang sama, dapat diterima kebenarannya didukung oleh data. Sebaliknya, jika nilai Chi-
square yang diperoleh signifikan, maka hipotesis nihil S - ∑ = 0 ditolak.
Artinya, teori tersebut tidak didukung oleh data ditolak. Dengan kata lain, analisis faktor konfirmatori dalam hal ini adalah pengujian terhadap hipotesis
nihil H : S -
∑ = 0. Artinya, tidak ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari hasil observasi.
5. Jika teori diterima model fit, langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis tentang signifikan tidaknya masing-masing item dalam mengukur apa yang
hendak diukur. Uji hipotesis ini dilakukan dengan t-test. Jika nilai t signifikan, berarti item yang bersangkutan adalah signifikan dalam mengukur apa yang
hendak diukur. Dengan cara seperti ini, dapat dinilai butir item mana yang valid dan yang tidak valid didalam konteks validitas konstruk.
3.5.1. Uji validitas konstruk kepuasan kerja
Peneliti menguji apakah 36 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur kepuasan kerja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 3552.64 , df = 594 , P-value = 0.00000 , RMSEA = 1.67. Peneliti kemudian melakukan
modifikasi sebanyak 118 kali terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh
model fit dengan Chi-Square = 523.90 , df = 476 , P-value = 0.06367 , RMSEA = 0.024. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang
artinya model dengan satu faktor unidimesional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu kepuasan kerja.
Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Muatan faktor item kepuasan kerja
No. Item Koefisien
Standar error Nilai T
Signifikan 1
0.41 0.08
5.23 V
2 0.32
0.08 4.05
V 3
0.29 0.08
3.55 V
4 0.46
0.08 5.89
V 5
0.23 0.08
2.85 V
6 0.33
0.08 4.17
V 7
0.30 0.08
3.68 V
8 0.58
0.08 7.78
V 9
0.48 0.08
6.10 V
10 0.24
0.08 2.92
V 11
0.40 0.08
5.13 V
12 0.36
0.08 4.51
V 13
0.48 0.08
6.09 V
14 0.52
0.08 6.79
V 15
0.44 0.08
5.47 V
16 0.66
0.07 9.01
V 17
0.44 0.08
5.74 V
18 0.60
0.07 8.16
V 19
0.55 0.08
7.12 V
20 0.60
0.07 8.10
V 21
0.40 0.08
4.81 V
22 0.52
0.08 6.83
V 23
0.14 0.08
1.69 X
24 0.38
0.08 4.79
V 25
0.56 0.08
7.41 V
26 0.33
0.08 4.09
V 27
0.24 0.08
2.93 V
28 0.28
0.08 3.58
V 29
0.58 0.07
7.83 V
30 0.01
0.08 0.17
X 31
0.62 0.08
8.14 V
32 0.46
0.08 5.84
V 33
0.39 0.08
4.82 V
34 0.44
0.08 5.71
V 35
0.28 0.08
3.46 V
36 0.35
0.09 4.43
V
Keterangan: tanda V = signifikan t1.96, X = tidak signifikan
Pada tabel 3.6 terdapat item yang memiliki nilai koefisien t 1.96 yaitu item 23 dan 30. Hal ini menunjukkan bahwa hanya item 23 dan 30 saja yang di-
drop, artinya item tersebut tidak ikut serta dianalisis.
3.5.2. Uji validitas konstruk gaya kepemimpinan transformational 1.
Idealized influence
Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur Idealized influence. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan
dengan model satu faktor ternyata tidak fit, dengan Chi-Square = 62.32, df = 14 , P-value = 0.00000 , RMSEA = 0. 139. Peneliti kemudian melakukan modifikasi
sebanyak 5 kali terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan
Chi-Square = 12.53 , df = 9 , P-value = 0.18482 , RMSEA = 0.047. Nilai Chi- Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model
dengan satu faktor unidimesional dapat diterima, bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu.idealized influence.
Selanjutnya adalah melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut
perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Muatan faktor item
idealized influence
No. Item Koefisien
Standar error Nilai T
Signifikan 1
0.64 0.07
9.49 V
2 0.37
0.07 5.54
V 3
1.09 0.06
19.13 V
4 0.73
0.07 11.02
V 5
0.32 0.06
4.94 V
6 0.61
0.08 8.04
V 7
0.73 0.07
9.92 V
Keterangan: tanda V = signifikan t1.96, X = tidak signifikan
Pada tabel 3.7 tidak terdapat item yang memiliki koefisien t 1.96 dan bermuatan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada item yang di-drop, artinya
keseluruhan item ikut serta dianalisis.
2. Inspirational motivation
Peneliti menguji apakah 4 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur inspirational motivation. Dari hasil awal analisis CFA yang
dilakukan dengan model satu faktor ternyata fit tanpa modifikasi, dengan Chi- Square = 41.8, df = 2 , P-value = 0.12389, RMSEA = 0.078. Nilai Chi-Square
menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor dapat diterima, seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu inspirational
motivation. Selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di- drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil Ho tentang
koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut: