perusahaan karena keinginan karyawan itu sendiri. Artinya karyawan yang memiliki affective commitment yang tinggi dalam perusahaan maka karyawan
akan merasakan tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Hasil ini sejalan denagan penelitian yang dilakukan oleh Adekola 2012 yang menemukan adanya
pengaruh yang signifikan antara affective commitment dengan kepuasan kerja karyawan di universitas Nigeria.
5.3. Saran
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk melengkapi
kekurangan dan keterbatasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti membagi saran menjadi dua, yaitu saran teoritis dan saran
praktis. Saran tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lain yang akan meneliti variabel dependent yang sama.
5.3.1. Saran teoritis
1. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa aspek dari variabel gaya kepemimpinan transformasional idealized influence, inspirational motivation,
intellectual stimulation, individual consideration, aspek dari variabel motivasi kerja responsibility, advancement, work it self, achievement, recognition dan
aspek dari variabel komitmen organisasi affective commitment, continuance commitment, normative commitment terhadap kepuasan kerja sebesar 58.0
dan sisanya 42.0 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Peneliti lain yang tertarik meneliti dependent variabel yang sama agar melibatkan
independen variabel lain yang mempengaruhi kepuasan kerja selain
independen variabel dalam penelitian ini seperti, learning organization, budaya organisasi, emotional intelligence dan sebagainya.
2. Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa variabel IV yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap DV. Hal ini dimungkinkan karena
jumlah anggota populasi kurang besar, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian disarankan untuk menggunakan
populasi yang lebih banyak anggotanya.
5.3.2. Saran praktis
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional khuusnya idealized influence dan inspirational motivation berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dengan memperhatikan faktor tersebut diharapkan kepada pimpinan perusahan agar
lebih lebih
menerapkan dan
meningkatkan gaya
kepemimpinan transformasional yang dapat dijadikan role models dan inspirasi yang positif
bagi karyawannya dengan cara memberikan contoh perilaku yang baik dan memotivasi karyawannya sehingga karyawan merasa didukung, diperhatikan
oleh pimpinan perusahaan dan karyawan merasa nyaman dalam bekerja maka akan menimbulkan rasa kepuasan dalam diri karyawan saat bekerja sehingga
dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan motivasi kerja khususnya achievement
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Peneliti menyarankan agar pimpinan perusahaan lebih menghargai prestasi
yang dicapai karyawan dengan cara memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi dengan keyakinan