Aspek-aspek komitmen organisasi Komitmen Organisasi Organizational Commitment
mengerjakan tugas yang diberikan, akibatnya tujuan perusahaan tidak akan tercapai dan kepuasan kerja karyawan akan menurun.
Kedua, pemimpin mampu memberikan insipirasi kapeada karyawan dalam mengerjakan pekerjaan. Karyawan yang dapat mengeluarkan gagasan yang baru
dan menyelesaikan setiap tugas yang diberikan dengan maksimal. Jika pemimpin tidak mampu menginspirasi karyawan dalam menyelesaikan tugas, maka gagasan
dalam diri karyawan terhambat yang berakibat tugas yang diberikan tidak akan terselesaikan dengan baik. Ketiga, pemimpin mendorong karyawan untuk lebih
inovatif dan kreatif dalam pekerjaan. Pemimpin mendengarkan pendapat karyawan tanpa mengkritik solusi permasalahan dan ide-ide baru karyawannya,
sehingga karyawan akan dapat mengekspresikan setiap tugas yang diberikan dengan sebaik mungkin, begitu pula dengan sebaliknya.
Keempat, pemimpin memberikan perhatian khusus terhadap masing- masing karyawan untuk meningkatkan pencapaian dan pertumbuhan. Pemimpin
memberikan tugas sebagai sarana untuk mengembangkan wawasan karyawan. Tugas yang diberikan dipantau untuk mengetahui apakah karyawan membutuhkan
arahan tambahan dan untuk menilai kemajuan karyawan. Hal ini dapat memberikan kenyamanan dalam diri karyawan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan dengan baik yang berdampak pada kepuasan kerja karyawan tersebut.
Selain variabel kepemimpinan transformasional, variabel motivasi kerja dalam penelitian ini dapat dikatakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai suatu
tujuan. Pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan yang di inginkan. Hal ini akan meningkatkan
produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaan.
Dalam perusahaan,
motivasi merupakan
stimulus batin
yang memungkinkan karyawan untuk mampu berkonsentrasi pada tujuan perusahaan
yang efektif Oraman, 2011. Fick et.al., dalam Ayub dan Rafif, 2011 juga menyatakan bahwa perusahaan harus menyadari bahwa faktor manusia menjadi
jauh lebih penting bagi kelangsungan hidup organisasi, dan bahwa keunggulan bisnis hanya akan dicapai ketika karyawan senang dan termotivasi oleh pekerjaan
mereka. Variabel yang digunakan untuk motivasi menggunakan aspek motivator dari Hezberg 1966, karena dimensi ini yang berhubungan dengan diri individu
dan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Aspek motivator meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, capaian, dan pengakuan. Terkait dengan
aspek motivasi dapat dirumuskan kerangka berfikir sebagai berikut: Pertama, seorang karyawan yang diberikan tugas dan tanggung jawab dalam suatu
pekerjaan yang jelas akan tertantang untuk dapat termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara baik dan tepat waktu. Sebaliknya karyawan yang
mendapat tugas dan tanggung jawab yang tidak jelas akan terjadi keraguan dan kebimbangan dalam menyelesaikan tugas tersebut dan timbul ketidak puasan
kerja karyawan. Kedua, semakin besar peluang karyawan untuk tumbuh dan berkembang
dalam kariernya, maka semakin termotivasi karyawan tersebut untuk dapat