Definisi kepuasan kerja Kepuasan Kerja Job Satisfaction
Teori proses-bertentangan ini menyatakan jika seseorang memperoleh ganjaran pada pekerjaannya, karyawan akan merasa senang sekaligus ada rasa
tidak senang yang lebih lemah. Berdasarkan asumsi bahwa kepuasan kerja bervariasi secara mendasar dari waktu ke waktu, akibatnya ialah bahwa
pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik dengan interval waktu yang sesuai.
4. Teori facet Menurut Spector 1997, kepuasan kerja merupakan variabel sikap yang
menggambarkan bagaimana seseorang merasakan seluruh pekerjaan mereka dan juga dari berbagai macam aspek, atau bias disimpulkan kepuasan kerja
ialah tingkat seberapa jauh seseorang menyukai pekerjaannya. Teori ini digunakan untuk mengetahui bagian dari pekerjaan yang dapat
menghasilkan kepuasan atau ketidakpuasan. Teori ini dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kepuasan kerja karyawan.
5. Teori dua faktor Hezberg Menurut teori dua faktor yang di kembangkan oleh Herzberg dalam
Munandar, 2001 kepuasan dan ketidakpuasan merupakan suatu hal yang berbeda. faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja itu disebut juga
sebagai “factor motivator” yang berkaitan dengan isi pekerjaan atau disebut faktor intrinsik dari pekerjaan, sementara faktor-faktor yang menimbulakn
ketidakpuasan kerja disebut sebagai “faktor hygiene” yang berkaitan dengan konteks dari pekerjaan atau disebut juga faktor ekstrinsik. Herzberg dalam
Robbins, 2008 menyimpulkan karyawan yang merasa baik dengan
pekerjaannya cenderung menghubungkan faktor-faktor intrinsic dengan diri mereka sendiri. Namun, karyawan yang tidak puas cenderung menyebutkan
faktor-faktor ektrinsik. Adapun faktor motivator atau intrinsik dari pekerjaan, yaitu tanggung
jawab besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan kepada seorang tenaga kerja, kemajuan besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat
maju dalam pekerjaannya, pekerjaan itu sendiri besar kecilnya tantanga yang diraskan tenaga kerja dari pekerjaannya, capaian besar kecilnya
kemungkinan teanaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi, dan pengakuan besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja
atas unjuk kerjanya. Sementara itu, faktor hygiene atau ektrinsik dari pekerjaan meliputi
administrasi dan kebijakan perusahaan derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku di
perusahaan, penyelia derajat kewajaran yang dirasakan diterima oleh tenaga kerja, gaji derajat kewajaran yang diterima sebagai imbalan unjuk
kerjanya, hubungan antar pribadi derajat kesesuaian yang diraskan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya, dan kondisi kerja derajat
kesesuaian kerja dengan proses pelaksanaan tugas pekerjaannya. Menurut Herzberg dalam Robbins, 2008, faktor yang menghasilkan kepuasan kerja
terpisah dan berbeda dari faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Dari beberapa teori kepuasan kerja yang disebut diatas, peneliti
menggunakan teori yang berhubungan dengan permaslahan penelitian, yaitu