Pengertian kufr KERANGKA TEORI
mengenai kebenaran dan ghaflat kealpaan memparhatikan ayat-ayat tuhan.
22
Kufr ditinjau dari segi etimologi ialah berarti satira menutupi, ‘asa durhaka atau tidak taat, imtina menghindar, jahada mendustakan, ghata
menutupi.
23
Adapun penggunaan secara bahasa yang sering digunakan oleh ulama ialah satira yang memilki arti menutupi. Pemilihan tersebut didasarkan
pada sikap orang-orang kafir yang selalu enggan menerima kebenaran sehingga mereka selalu menutup-nutupinya. Sedangkan lawan dari kufr itu
sendirir adalah iman atau keimanan yang berpihak pada kebenaran.
24
Maka orang-orang ‘kafir’ enggan menyatakan keimanannya dan selalu melawan
kebenaran. Dalam ensiklopedi Indonesia, orang-orang yang mengingkari
keimanan yakni orang yang menyangkal keesaan Allah dan kerasulan nabi Muhammad SAW, disebut sebagai orang yang ‘kafir’.
25
Oleh karena itu, orang ‘kafir’ cenderung menyangkal kebenaran wahyu Allah yang telah
dibawa oleh nabi Muhammad saw, kemudian dijelaskan melalui kitab Al- Qur’an dan ajaran-ajarannya hadits. Pengingkaran atau kekufuran terhadap
akidah yang tertera pada kedua sumber tersebut walaupun dalam bentuk masalah-masalah yang kecil seperti mengingkari salah satu rasul atau malaikat
22
Harifuddin Cawidu. Konsep Kufr dalam Al-Quran, h. 54-87
23
Ibnu Mandzur, Lisan al’arab, jilid V Beirut: dar el fikr, 1994,h.144-145
24
Ibnu mandzur, lisan al’arab, h.144. kafara: al-kafru: naqid al-iman ‘lawan dari iman’
25
Hassan Shadiliy, Ensiklopedi Indonesia, Penyunting Susilastuti Suyoko Jakarta: Ichtiar baru-Van Hoeve bekerjasam dengan Elsevier Publishing Project,tt, h.1394
tetap saja dinyatakan sebagai kelompok orang-orang yang tidak beriman atau ‘kafir’.
26
Harifuddin cawidu menganggap bahwa orang-orang ‘kafir’ itu adalah mereka yang menutup-nutupi kebenaran kebenaran tuhan secara mutlak dan
segala sumber kebenaran yang mengarah kepada-Nya. Kemudian ia juga membagi pengertian kufr menjadi dua bagian yakni kekafiran yang
menyebabkan pelakunya tidak lagi behak disebut muslim termasuk di dalamnya kufr syirik, kufr ingkar, kufr nifaq, dan kufr riddah dan kekafiran
yang mencakup semua perbuatan maksiat, dalam arti menyalahi perintah Allah dan melakukan larangan-larangannya, yang secara umum bisa disebut
kufr nikmat. Pelaku dari jenis kufr kedua menurutnya tidaklah keluar dari islam meskipun dia akan menjalani hukuman tuhan.
27
Pengingkaran terhadap masalah-masalh kecil atau pelanggaran terhadap perintah dan larangan tuhan yang berskala kecil, barang tentu akan
mengantarkan pada pengingkaran hal-hal yang besar, begitupun juga dengan kekufuran, yang semula hanya bermakna tidak mensyukuri nikmat tiba-tiba
bergeser secara alami menjadi makna tidak beriman.
28
Dalam ensiklopedi islam karya Cyrill Glasse, orang ‘kafir’ diartikan sebagai orang yang
mengingkari bukti kebenaran wahyu tuhan yang terdapat dalam ajaran nabi Muhammad, atau yang diajarkan pada nabi-nabi sebelumnya, termasuk
mereka yang tidak bersyukur atas nikmat Allah dan juga kalangan atheis.
29
26
Umar Sulaiman Al-Asyqar, Belajar Tentang Allah SWT, Penerjemah Yusuf Syahrudin Jakarta: Sahara Pulisher. 2008. h. 36
27
Harifuddin Cawidu, Konsep Kufr dalam Al-Quran Jakarta: Bulan Bintang, 1991, h. 160-161
28
Faruq Sheriff, Al-Quran menurut Al-Quran, Penerjemah M.h. Assegaf dan Nur Hidayah Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2001, cet. I, h. 169
29
Cyrill Glasse, Ensiklopedi Islam ringkas, Penerjemah Ghufron A. Mas’adi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999, cet,kedua, h. 201
Kata Al-kufr atau yang identik dengan ‘kafir’ sering diartikan sebagai keluar dari islam murtad. Memang benar kufr merupakan lawan dari iman.
Hanya saja, apakah setiap kata kufr selalu bermakna demikian, itulah yang menjadi persoalan. Kesalahan dalam menangkap makna kufr dapat berakibat
fatal. Banyak orang yang salah memahami kufr, khususnya yang terdapat dalam ayat Al-Qur’an.
Secara harfiah, kufr berarti tertutup, terhalang, dan terhapus. Namun, kata ini menjadi istilah khusus dalam perbincangan masalah akidah, yang
menjadi lawan dari iman. Karenanya, ketika seseorang tidak lagi beriman, maka secara otomatis menjadi ‘kafir’.
Pada dasarnya, kata ini memiliki banyak arti yang di antaranya adalah ingkar, yaitu inkar terhadap wujud Allah. Masuk dalam kategori ini adalah
orang-orang ateis. Makna kedua yaitu mengakui tetapi menolak karena gengsi atau dengki pada pembawa kebanaran juhud, atau sebaliknya yaitu mengakui
secara lisan namun hatinya menolak nifaq. Orang seperti ini akan selalu menolak kebenaran meskipun pada dasarnya ia tahu bahwa hal itu adalah
benar. Makna berikutnya adalah kufr nikmat,
30
yaitu tidak mensyukuri nikmat Allah. Selain itu, kufr juga dapat berarti enggan melaksanakan perintah agama,
tidak merestui atau berlepas diri, dan yang terakhir adalah syirik atau murtad. Pemaknaan sebuah kata atau bahasa sangat erat kaitannya dengan budaya
yang melatarbelakanginya. Karena suatu bahasa merupakan alat konunikasi,
30
Ada beberapa faktor yang menjadikan seseorang terjerumus dalam kekufuran. Faktor- faktor tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Faktor internal : kepicikan, kebodohan, kesombongan dan keangkuhan, keputusasaan,
kesuksesan dan kesenangan dunia. 2.
Faktor eksternal : lingkungan, yaitu terlalu kuat dalam berpegang teguh pada tradisi nenek moyang, sebagaimana dalam Q.S. Al-Baqarah : 170, yang memberikan isyarat bahwa
lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai kekufuran kemudian ditambah dengan watak taklid dapat menyebabkan kekufuran dan penolakan terhadap kebenaran. Harifuddin Cawidu,
Konsep Kufr dalam Al-Quran Jakarta: Bulan Bintang, 1991, h 91-102
maka manusia sebagai pemakai bahasa selalui berusaha untuk memaknai bahasa itu sesuai dengan perkembangan manusia tersebut agar komunikasi
yang dibangun selalu relevan dengan kondisi masayarakat tersebut. Demikian juga halnya dengan apa yang penulis bahas pada skripsi ini, yaitu kufr.