Tahap Analisis Tahap Pengalihan

yang bentuk maupun isinya disepadankan tapi kesepadanan bukanlah kesamaan.” 14 Pada tahapan pengalihan, seorang penerjemah mengajukan beberapa pertanyaan sebagai upaya pertimbangan dalam melakukan kegiatan pengalihan. Dianatara pertanyaan tersebut adalah: apakah maksud yang ingin disampaikan pengarang tersebut harus dipertahankan dalam teks terjemahan? Dapatkah penerjemah mengubah maksud dalam teks? Jawaban dasar terhadap pertanyaan ini adalah: penerjemahan harus memeprtahankan maksud yang ingin disampaikan pengarang. Pertanyaan selanjutnya yang mungkin timbul dalam tahap pengalihan ini adalah: bagaimana penerjemah menyampaikan maksud yang sepadan tersebut ke dalam bahasa sasaran? Apakah masih dapat digunakan kalimat-kalimat yang serupa? Misalnya, bagaimana kalimat-kalimat informasi dalalm bahasa sumber dapat tetap terasa membrikan informasi dalam bahasa sasaran? Alat bahasa apakah yang dipergunakan dalam hal ini? Namun, apabila teks sumber yang diterjemahkan sangat sukar dan melibatkan kata-kata yang bermakna ganda. Kata-kata yang mengandung emosi dan sebagainya. Penerjemah dapat saja bolak-balik dari tahap analisis ke pengalihan dan sebaliknya sampai ia yakin yang harus dijalani adalah tahap penyerasian. 14 Rochayah Machali. Pedoman bagi penerjemahan. Jakarta: PT. Grasindo. 2000.h. 50

c. Tahap Penyerasian

Pada saat ini penerjemah dapat menyelesaikan bahasanya yang masih terasa kaku untuk disesuaikan dengan kaidah bahasa sasaran. Disamping itu, mungkin juga terjadi penyerasian dalam hal peristilahan, misalnya apakah menggunakan istilah yang umum digunakan ataukah yang baku. Pada tahap penyerasian ini, penerjemah dapat melakukannya sendiri, atau membiarkan orng lain melakukannya. Akan lebih baik apabila penyerasian itu dilakukan oleh orang lain. Ada dua alasan untuk hal ini, pertama, penerjemah biasanya sulit mengoreksi pekerjaannya sendiri, karena secara psikologis ia akan beranggapan bahwa terjemahannya sudah bagus, peristilahannya sudah tepat, bahasanya sudah cukup alamiyah dan wajar, dan sebagainya. Kedua, penerjemahan sebaiknya merupakan pekerjaan suatu team. 15 Dalam hal ini, penerjemah terus menerjemahkan, sedangkan kegiatan penyerasian dilakukan oleh orang lain. Namun tidak ada salahnya apabila penerjemah sendiri yang melakukan penyerasian mereka masing-masing. Kebanyakan masyarakat barat mengerti mengenai ajaran agama islam dan Al-Qur’an berdasarkan apa yang telah diterjemahkan oleh kelompok orientalis ke dalam bahasa mereka. Baik mereka pada akhirnya mencaci Al-Qur’an atau justru masuk kedalam islam karena terjemahan Al-Qur’an tersebut. Dengan adanya penerjemahan yang dilakukan itu, seseorang dapat mempelajari 15 Rochayah Machali. Pedoman bagi penerjemahan. Jakarta: PT. Grasindo. 2000.h. 50 kandungan Al-Qur’an terutama bagi mereka yang tidak menguasai bahasa Arab Al-Qur’an dengan baik. Dengan begitu, penerjemahan Al-Qur’an sangatlah penting dan berperan sekali dalam mengkaji lebih dalam segala sesuatu yang terkandung dalam Al-Qur’an.

4. Penerjemahan Al-Qur’an

a. Sejarah Penerjemahan Al-Qur’an

Al-Qur’anul karim telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, misalnya latin, Inggris, Perancis, Belanda dan sebagainya. Untuk pertama kalinya Al-Qur’an diterjemahkan pada tahun 1143 M, ke dalam bahasa latin, sebagai bahasa ilmu di eropa waktu itu. Al- Qur’an masuk ke eropa melalui andalus. Dari terjemahan bahasa latin inilah kemudian Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam bahasa Itali, Jerman dan Belanda oleh para orientalis barat. Pada umumnya penterjemahan Al-Qur’an oleh para orientalis itu mempunyai kecenderungan atau tendensi negatif, yaitu menjelek-jelekkan islam, karena motif mereka bukan untuk menggali dan memahami petunjuk- petunjuk Al-Qur’an, melainkan demi kepentingan misi mereka menyudutkan islam. Maracci misalnya, ditahun 1689 mengeluarkan terjemahan Al- Qur’an ke dalam bahasa latin, dengan teks Arab dan berbagai nukilan dari berbagai tafsir dalam bahasa Arab yang dipilih demikian rupa, ditujukan untuk memberi kesan buruk tentang islam di eropa. Maracci sendiri adalah orang yang pandai, dan dalam menterjemahkan Al-