lebih panjang dari teks aslinya dan biasa dipakai di kalangan media masa.
g. Penerjemahan Idiomatik
Penerjemahan ini dipakai dalam menerjemahkan teks idom atau istilah- istilah idiomatis. Penerjemahan ini brtujuan memproduksi pesan dalam
teks bahasa sumber Bsu dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatic yang tidak didapati pada naskah aslinya, sehingga
terjadi distorasi nuansa makna.
h. Penerjemahan Komunikasi
Penerjemahan ini merupakan upaya memberikan makna kontekstual bahasa sumber Bsu yang tepat, sehingga isi dan bahasanya dapat
diterima dan dimengerti oleh pembaca. Metode ini tetap memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi seperti khalayak pembaca
dan tujuan penerjemahan, sehingga teks sumber dapat diterjemahkan menjadi beberapa versi.
Menurut Manna Al-Qaththan,
13
terjemahan dapat digunakan pada dua arti:
1 Terjemahan Harfiah, yaitu mengalihkan lafal-lafal yang serupa dari
suatu bahasa ke dalam lafal-lafal yang serupa dari bahasa lain sedimikian rupa. Sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai
dengan susunan dan tertib bahasa pertama. 2
Terjemahan Tafsiriyah atau terjemahan maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat
13
Manna Khalil al Qattan, Studi Ilmu-ilmu al Qur’an Jakarta: Litera Antar Nusa, 1993, h. 443.
dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.
3. Tahap-Tahap Penerjemahan
a. Tahap Analisis
Ketika seseornag ingin menuliskan sesuatu hendaknya ia ingin menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Hal ini juga berlaku bagi
teks ekspresif perwujudan persamaan seperti puisi. Mustahil seseorang penulis puisi menulis sesuatu tanpa ingin perasaannya
diwujudkan dalam puisi tersebut juga dirasakan orang lain. Dengan demikian, setiap teks tentunya bukanlah hal yang sacral. Justru karena
tidak sacral itulah maka suatu teks bahasa sumber perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum diterjemahkan.
Analisis itu bisa berupa pertanayaan seputar teks seperti: apa maksud pengarang menuliskan teks itu? Apakah untuk menjelaskan
sesuatu eksposisi, ataukah untuk bercerita narasi, atau untuk mempengaruhi pendapat umum persuasi, ataukah suatu ajakan
sendiri? Bagaimana pengarang atau penulis menyampaikan maksud tersebut? Bagaimana pengarang mewujudkan gaya tersebut dalam
pemilihan kata, frase, dan kalimat? Sesudah mempunyai gambaran yang jelas, barulah ia dapat memulai proses selanjutnya.
b. Tahap Pengalihan
Seorang penerjemah dalam tahap ini berupaya untuk menggantikan unsur teks bahasa sumber dengan unsur teks bahasa
sasaran yang sepadan. “sepadan pada segala unsur dalam teks, baik