dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.
3. Tahap-Tahap Penerjemahan
a. Tahap Analisis
Ketika seseornag ingin menuliskan sesuatu hendaknya ia ingin menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Hal ini juga berlaku bagi
teks ekspresif perwujudan persamaan seperti puisi. Mustahil seseorang penulis puisi menulis sesuatu tanpa ingin perasaannya
diwujudkan dalam puisi tersebut juga dirasakan orang lain. Dengan demikian, setiap teks tentunya bukanlah hal yang sacral. Justru karena
tidak sacral itulah maka suatu teks bahasa sumber perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum diterjemahkan.
Analisis itu bisa berupa pertanayaan seputar teks seperti: apa maksud pengarang menuliskan teks itu? Apakah untuk menjelaskan
sesuatu eksposisi, ataukah untuk bercerita narasi, atau untuk mempengaruhi pendapat umum persuasi, ataukah suatu ajakan
sendiri? Bagaimana pengarang atau penulis menyampaikan maksud tersebut? Bagaimana pengarang mewujudkan gaya tersebut dalam
pemilihan kata, frase, dan kalimat? Sesudah mempunyai gambaran yang jelas, barulah ia dapat memulai proses selanjutnya.
b. Tahap Pengalihan
Seorang penerjemah dalam tahap ini berupaya untuk menggantikan unsur teks bahasa sumber dengan unsur teks bahasa
sasaran yang sepadan. “sepadan pada segala unsur dalam teks, baik
yang bentuk maupun isinya disepadankan tapi kesepadanan bukanlah kesamaan.”
14
Pada tahapan pengalihan, seorang penerjemah mengajukan beberapa pertanyaan sebagai upaya pertimbangan dalam melakukan
kegiatan pengalihan. Dianatara pertanyaan tersebut adalah: apakah maksud yang ingin disampaikan pengarang tersebut harus
dipertahankan dalam teks terjemahan? Dapatkah penerjemah mengubah maksud dalam teks? Jawaban dasar terhadap pertanyaan ini
adalah: penerjemahan harus memeprtahankan maksud yang ingin disampaikan pengarang.
Pertanyaan selanjutnya yang mungkin timbul dalam tahap pengalihan ini adalah: bagaimana penerjemah menyampaikan maksud
yang sepadan tersebut ke dalam bahasa sasaran? Apakah masih dapat digunakan kalimat-kalimat yang serupa? Misalnya, bagaimana
kalimat-kalimat informasi dalalm bahasa sumber dapat tetap terasa membrikan informasi dalam bahasa sasaran? Alat bahasa apakah yang
dipergunakan dalam hal ini? Namun, apabila teks sumber yang diterjemahkan sangat sukar
dan melibatkan kata-kata yang bermakna ganda. Kata-kata yang mengandung emosi dan sebagainya. Penerjemah dapat saja bolak-balik
dari tahap analisis ke pengalihan dan sebaliknya sampai ia yakin yang harus dijalani adalah tahap penyerasian.
14
Rochayah Machali. Pedoman bagi penerjemahan. Jakarta: PT. Grasindo. 2000.h. 50