Definisi Terjemahan Gambaran Umum Tentang Penerjemahan
Eugene a. Nida
3
dan Charles R. Taber, dalam buku mereka The Theory and Practice of Translation, memberikan definisi terjemahan
sebagai berikut : “Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message,
first in the terms of meaning secondly in terms of style.”
4
menerjemahkan berarti menciptakan padanan yang dekat dalam bahasa penerima terhadap pesan bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan
kedua pada gaya bahasa. Secara lebih sederhana, menerjemahkan dapat didefinisikan
sebagai memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima sasaran dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan
kedua mengungkapkan gaya bahasanya.
3
Eugene A. Nida Lahir pada 11 November 1914, di Oklahoma City, Oklahoma, Eugene
Nida dan keluarganya pindah ke Long Beach, California ketika ia berumur lima tahun. Ia mulai mempelajari bahasa Latin di bangku SMA dan tidak sabar untuk mampu menjadi misionaris yang
tugasnya menerjemahkan Alkitab. Keinginannya itu semakin dekat untuk menjadi kenyataan saat ia meraih gelar kesarjanaan dalam bidang bahasa Yunani pada tahun 1963 dari University of
California di Los Angeles dengan menyandang predikat “summa cum laude”. Setelah itu, ia melanjutkan studinya ke Summer Institute of Linguistics SIL dan menemukan karya-karya ahli
bahasa seperti Edward Sapir dan Leonard Bloomfield. Nida kemudian meraih gelar doktoral dalam bidang Perjanjian Baru berbahasa Yunani di University of Southern California. Pada tahun 1941,
ia mulai mencoba merengkuh gelar Ph.D. dalam bidang ilmu bahasa di University of Michigan. Ia menyelesaikan studinya itu dua tahun kemudian. Disertasinya, “A Synopsis of English Syntax”,
pada saat itu adalah sebuah analisa pertama yang menganalisa bahasa Inggris secara menyeluruh menurut teori “konstituen langsung” immediate constituent.
Tahun 1943 adalah masa-masa sibuk bagi Eugene Nida. Ia ditasbihkan di Northern Baptist Convention untuk dapat benar-benar menyandang gelar Ph.D.. Ia menikahi Althea Sprague
dan bekerja di American Bible Society ABS sebagai ahli bahasa. Meskipun pada awalnya, perekrutannya sebagai staf ABS hanyalah sebagai suatu percobaan, Nida akhirnya menjadi wakil
sekretaris untuk divisi Versi Alkitab Versions, dan kemudian menjadi sekretaris eksekutif untuk divisi Penerjemahan Alkitab Translations sampai ia pensiun pada awal tahun 1980-an.
httpwww. Google. Com 20 juni 2010.
4
Nida F.A. dan Charles R. Teber, The Theory and Patrice of Translation. Leiden. E.J. Brill. 1996 h.24
Di sini Nida dan Teber tidak mempermasalahkan bahasa yang terlibat dalam penerjemahan, tetapi lebih tertarik pada cara kerja
penerjemahan. Seperti yang dikutip oleh Maurust Simatupang yakni mencari padanan alami yang semirip mungkin sehingga pesan dalam
bahasa sumber bisa disampaikan dalam bahasa sasaran.
5
Sehingga orang yang membaca atau yang mendengar pesan itu dalam bahasa sasaran
pesannya sama dengan pesan orang yang membaca atau mendengar pesan itu dalam bahasa sumber.
Menurut resensi Willie Koen, nida dalam bukunya mengajarkan bahwa cara baru mnerjemahkan haruslah fokus pada respon penerima
pesan. cara lama berfokus pada bentuk pesan. Itu berarti terjemahan dapat dikatakan baik bila benar-benar dapat dipahami dan dinikmati oleh
penerimanya. Makna dan gaya atau nada yang diungkapkan dalam bahasa sasaran bahasa penerima tidak boleh menyimpang dari makna dan
gayanada yang diungkapkan dalam bahasa sumber, itulah sebabnya nida mengatakan bahwa di dalam bahasa penerima harus terdapat “ The
closest natural equivalent of the source language message, first in the terms of meaning secondly in terms of style.” Akan tetapi, ekuivalen itu
haruslah natural wajar, sesuai dengan langgam atau idiom bahasa kita sendiri.
Catford 1965 menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai “The
replacement of textual material in one language SL by equivalent textual
5
Maurust Simatupang. Enam Makalah Tentang Penerjemahan. Jakarta: PT.UKI.1993. h. 3
material in another language TL”.
6
mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran.
Newmark 1988 juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi : “Rendering the meaning of a text into another language in the way that
the author intended the text” menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai yang dimaksudkan pengarang.
Pada definisi di atas tidak ditemukan tentang makna. Sementara itu secara garis besar terjemahan tidak bisa dipisahkan dari persoalan makna
atau informasi. Sebagai ganti dari konsep makna adalah materi tekstual yang sepadan. Kesepadanan yang dimaksud materi tekstual oleh catford
tidak harus naskah tulis. Sedangkan Zuhrudin mengatakah bahwa. “penerjemahan bisa berasal dari bahasa lisan atau tulisan.”
7
Ungkapan lain tentang hakikat penerjemahan yang dikemukakan oleh Juliana House dalam disertasinya mengatakan bahwa penerjemahan adalah
“penggantian kembali naskah bahasa sasaran yang secara semantik dan pragmatik sepadan.”
8
Pada hakikatnya “esensi terjemahan itu terletak pada makna dari dua bahasa yang berbeda.”
9
Oleh karena itu, house pun menjelaskan bahwa makna ber-aspek semantik erat kaitannya dengan makna
denotative, yaitu makna yang terdapat dalam kamus makna leksikal dan
6
Rochayah Machali. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta: PT. Grasindo. Anggota IKAPI. 2000.h. 5
7
Zuhrudin Suryawinata.et. al. Translation Bahasa Teori dan Penentu Menerjemahkan. Yogyakarta: Knisius. 2003. Cet. Ke-1.h. 11
8
Nurrahman Hanafi. Teori dan Sastra Menerjemahkan.NTT: Nusa Indah. 1986. Cet. Ke-1.h. 26
9
Ibid. h. 27
makna beraspek pragmatik bertautan dengan makna konotatif, yaitu makna yang berarti kiasan.
Dengan melihat definisi di atas, baik definisi penerjemahan dalam arti luas atau sempit, baik tinjauan semantik atau linguistik, sekilas
masing-masing definisi tersebut berbeda-beda, yang sebenarnya mempunyai muatan yang sama, yaitu adanya persamaan dan penyusuaian
pesan yang disampaikan oleh penulis naskah dengan pesan yang diterima pembaca.