Riwayat Hidup H. B. Jassin

Mulai Agustus 1953, Jassin menjadi dosen luar biasa untuk mata kuliah Kesusastraan Indonesia Modern pada Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Disamping mengajar, Jassin juga mengikuti kuliah di fakultas yang sama. Tanggal 15 Agustus 1957, Jassin meraih gelar kesarjanaannya di Fakultas Sastra UI, dan kemudian memperdalam pengetahuan mengenai ilmu perbandingan sastra di Universitas Yale, Amerika Serikat 1958-1959. Sebelum berangkat ke Amerika Serikat, Jassin pernah berencana untuk menulis disertasi mengenai Pujangga Baru, timbulnya, pertumbuhannya, bubarnya, lengkap dan latar belakangnya. Promotornya pun sudah ada yakni. Prof. Dr. Priyono. 2 Akan tetapi, sepulang dari amerika serikat, Jassin tidak pernah lagi berbicara mengenai rencana itu. Bukan hanya itu, bahkan Jassin tidak mau lagi mengajar karena ia lebih tertarik dalam dunia penulisan daripada berdiri di depan kelas. 3 Sejak Januari 1961, Jassin kembali menjadi dosen luar biasa pada Fakultas Sastra UI. Akan tetapi, tidak lagi berdiri di depan kelas, melainkan hanya membimbing para mahasiswa yang membuat skripsi. Antara lain, Jassin membimbing penulisan skripsi boen s. oemarjati, m. saleh saad, m. s. hutagalung, j.u. nasution, bahrum rangkuti, dan lain-lain. Jassin adalah salah seorang tokoh manifes kebudayaan, sebuah manifest yang dibuat 17 Agustus 1963 guna menentang pihak lembaga kebudayaan rakyat lekra. Akibatnya sejak dilarang manifest kebudayaan oleh Bung Karno 3 Mei 1964, Jassin pun dipecat dari Fakultas Sastra UI. 2 H.B. Jassin, surat-surat 1943-1983, Jakarta: Gramedia, 1984, h. 136-138 dan 140 3 Ibid, h. 155 Dan pemecatan ini berlangsung hingga G-30-SPKI meletus setelah itu, Jassin kembali lagi ke Fakultas Sastra UI. Dan sejak april 1973 menjadi lector tetap di Fakultas tersebut untuk mata kuliah sejarah kesusastraan Indonesia modern dan ilmu perbandingan kesusastraan. Di samping mengajar dan mengikuti kuliah, sejak Juli 1954 hingga Maret 1973, Jassin adalah pegawai lembaga bahasa dan budaya, yang sekarang kita kenal dengan nama pusat pembinaan dan pengembangan bahasa departemen pendidikan dan kebudayaan. Untuk jasa-jasanya di bidang kebudayaan pada umumnya, Jassin menerima satyalencana kebudayaan dari pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969. Tanggal 24 Agustus 1970, Gubernur DKI saat itu Ali Sadikin mengangkat Jassin sebagai anggota Akademi Jakarta yang diketuai S. Takdir Ali Sjahbana. Keanggotaan ini berlaku untuk seumur hidup. Karena pemuatan cerpen kipanjikusmin “Langit Makin Mendung” di majalah sastra Agustus 1968 yang dipimpinnya, Jassin diajukan ke pengadilan. Tanggal 28 Oktober 1970, ia dijatuhi hukuman bersyarat satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun. Dan hingga sekarang, hanya Jassin lah yang tahu, siapa yang bersembunyi di belakang nama kipanjikusmin itu. Bulan April-Juni 1972, Jassin mendapat cultural visit award dari pemerintah Australia. Selama delapan minggu, Jassin mengunjungi pusat- pusat pengajaran bahasa dan sastra IndonesiaMalaysia di Australia. Tanggal 26 Januari 1973, Jassin menerima hadiah martinus nijhoff dari prin berhard fonds di Den Haag, Belanda. Hadiah ini diberikan untuk jasa Jassin menerjemahkan karya multatuli, Max Havelaar Jakarta: djambatan, 1972. Untuk menghormati jasanya dibidang sastra Indonesia, tanggal 14 Juni 1975 Universitas Indonesia memberikan gelar doctor honoris causa kepada Jassin. “dalam kenyataan”, kata Prof.Dr. Harsja W. Bachtiar, dekan Fakultas Sastra UI pada tahun 1975, “Pengetahuan orang tentang sastra indonesia didasrkan pada pengetahuan yang dikembangkan oleh H.B. Jassin. 4 Sejak 28 Juni 1976, Jassin menjadi ketua yayasan dokumentasi sastra H.B. Jassin. Yayasan ini mengelola pusat dokumentasi sastra H.B. Jassin yang terletak di Taman Ismail Marzuki, Jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat. Dokumen sastra itu adalah yang paling lengkap terdapat di Indonesia maupun di luar negeri. Kemudian ia juga pernah menjadi anggota pengurus himpunan penerjemah Indonesia pada bulan November 1973 dan kemudian menjadi penasehat yayasan Idayu pada tahun 1974. Kemudian menjadi penasehat yayasan Mas Agung pada tahun 1988 sampai akhir hayatnya, dan masih banyak lagi pengabdiannya pada masyarakat dan negara yang belum disebutkan. 5 Untuk jasa-jasanya dibidang kesenian dan kesusastraan, Jassin menerima hadiah seni dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1983. Pada bulan Agustus-September 1984, Jassin menunaikan ibadah haji. Selain kegiatan yang disebutkan di atas, masih ada kegiatan Jassin yang lain. Sejak tahun 1949 hingga sekarang, Jassin adalah penasihat berbagai 4 Alfons Taryadi, seandainya tak ada H.B. Jassin kompas, 10 juni 1975, h.4 5 H.B. Jassin, Majalah Harmoni, Jakarta, 1994 penerbit di Indonesia, diantaranya adalah Balai Pustaka 1949-1952, Gapura 1949-1951, Gunung Agung 1953-1970, Nusantara 1963-1967, Pembangunan 1964-1967, Pustaka Jaya 1971-1972, dan lain-lain. Jassin juga pernah diangkat menjadi pemeriksa luar beberapa universitas di luar negeri, diantaranya, Universitas Malaya Malaysia, Universitas Monash Australia, Universitas Sydney Australia, dan lain sebagainya. B. Karya-karya H.B. Jassin Berikut ini disajikan daftar karya H.B. Jassin hingga saat ini. Akan tetapi, hanya terbatas pada karya yang sudah berbentuk buku, yang terbagi atas tiga kelompok : 1 karangan asli H.B. Jassin, 2 buku-buku yang dieditori H.B. Jassin, 3 terjemahan H.B. Jassin.

1. Karangan Asli H.B. Jassin

a. Angkatan 45, Jakarta : yayasan dharma, 1951. Seperti tercermin pada judulnya, buku ini berisi pembicaraan mengenai “angkatan 45” dalam sastra Indonesia. Buku ini hanya dicetak satu kali karena selanjutnya isi buku dimasukkan ke dalam kesusastraan Indonesia dalam kritik dan esei Jakarta: Gunung agung, 1954, hal. 189-202 dan kesusastraan Indonesia modern dalam kritik dan esei II Jakarta: gunung agung, 1967, hal. 9-23. b. Tifa penyair dan daerahnya, Jakarta: gunung agung, 1952, berisi teori kesusastraan. Tahun 1985 buku ini mengalami cetakan ke-7. c. Kesusastraan Indonesia modern dalam kritik dan esei. Jakarta: gunung agung, 1954. Mula-mula terbit satu jilid 1954, kemudian terpecah menjadi dua jilid 1962, dan terakhir membengkak menjadi empat jilid 1967. Sejak tahun 1985, keempat jilid buku ini diterbitkan olen penerbit PT. Gramedia, Jakarta. Serial buku ini berisi esei dan kritik mengenai karya sastrawan Indonesia tahun 20-an hingga tahun 60-an, serta sejumlah karangan berkenaan dengan sastra. d. Kesusastraan dunia dalam terjemahan Indonesia, Jakarta: yayasan kerjasama kebudayaan, 1966. Seperti Nampak pada judulnya, buku ini berisi paparan mengenai terjemahan sastra dunia dalam bahasa Indonesia. Buku ini hanya dicetak satu kali karena selanjutnya isi buku dimasukkan ke dalam kesusastraan Indonesia modern dalam kritik dan esei IV Jakarta: Gunung Agung, 1967, hal. 162-170. e. Heboh sastra, suatu pertanggungan jawab, Jakarta: Gunung Agung, 1970. Seperti terlihat pada judulnya, buku ini berisi pertanggungjawaban pengarang atas cerpen kipanjikusmin “Langit Makin Mendung”, yang menimbulkan heboh tahun 1968 dan menyebabkan Jassin diajukan ke pengadilan.dengan kata lain, buku ini adalah pembelaan terhadap cerpen tadi di pengadilan. Secara lengkap, pembelaan Jassin ini kemudian dimuat dalam sastra Indonesia sebagai warga sastra dunia. f. Sastra Indonesia sebagai warga sastra dunia, Jakarta: Yayasan Idayu, 1981. Buku ini berisi pidato Jassin pada gelar penerimaan doctor