Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Seperti yang dikatakanoleh M. Arifin dalam bukunya pedoman pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan agama, bahwa kegiatan bimbingan agama melalui pendekatan sosiologis dapat mengarahkan seseorang terbimbing untuk hidup di atas rasa solidaritas sosial dan tanggung jawab sosial serta rasa ikut bertanggung jawab terhadap baik buruk maupun maju mundurnya hidup bermasyarakat. Kesemuanya dapat menjadi faktor motivatif terhadap kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama tersebut dengan dilandasi nilai-nilai keimanan dan taqwa. 8 Keberadaan Pembimbing agama pada kelompok masyarakat pemulung sangat dibutuhkan karena mayoritas dari masyarakat yang berada dikalangan ekonomi kebawah, mereka cenderung berfikir pragmatis saja tidak peduli soal agama dalam kehidupannya, yang mereka pikirkan adalah cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga dikatakan oleh H.Aslih Ridwan selaku pendiri sekaligus ketua di Yayasan Media Amal Islami, berikut hasil wawancara pribadi peneliti setelah mengikuti kegiatan di Yayasan MAI: “Masyarakat pemulung disekitar yayasan ini, ada sejak lama dan kita prihatin dengan kondisi aqidahnya. Mereka kan orang pinggiran, orang yang sering dikucilin sama masyarakat karena sering dianggap “maling” dengan lingkungan hidup mereka yang rentan dan ini menjadi perhatian bagi kita semua bukan yayasan ini saja tapi aparat hukum, mahasiswa dan masyarakat sekitar yang peduli dengan keadaan mereka yang lemah kegoda imannya sama sembako-sembako yang diberikan orang non muslim dengan maksud tertentu, maka dari itu kita gerak cepat, misalnya kita adakan pengajian untuk anak-anak, remaja dan orangtuanya. ” 9 8 M.Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta:Golden Terayon Press, 1982, cet ke-1, hal.36. 9 Hasilwawancara pribadi dengan H. Aslih Ridwan saat peneliti mengunjungi Yayasan Media Amal Islami, tanggal 2 Nopember 2012 pukul 15.00 Dari kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, keberadaan Yayasan Media Amal Islami atau lebih dikenal dengan MAI oleh warga sekitar adalah lembaga non partisipan yang berdiri atas dasar keprihatinan pendiri yaitu H. Aslih Ridwan, aparat hukum dan jajarannya serta dukungan Lurah Cilandak Barat yang mengatakan adanya upaya kristenasisasi massal di lingkungan pemulung Lebak Bulus. Maka perlu adanya kegiatan rutin lewat kegiatan ukhuwah Islamiyah seperti penanaman pengetahuankeagamaan melalui pengajian, mengunjungi mereka di lingkungannya, agar dapat menumbuhkan jiwa optimis, tidak mudah putus asa dan selalu bekerja keras. Hal di atas dipertegas oleh Abraham Maslow yang dikutip oleh Djamaludin Ancok, yang mengatakan bahwa setiap manusia memiliki bermacam-macam kebutuhan yang harus dipenuhinya, untuk memahami masalah kemiskinan yang sangat dekat dengan kekufuran dan problema lain yang menyertainya. Maka dapat dijabarkan kebutuhan-kebutuhan manusia itu dimulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman safety, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. 10 Kebutuhan masyarakat kalangan bawah dalam hal ini pemulung dalam kesehariannya mereka masih diliputi perjuangan untuk mencukupi kebutuhan dasarnyamakan,istirahat, tempat tinggalnya dan kebutuhan 10 Djamaludin Ancok dan Fuad N.Suroso, Psikologi Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994, cet ke-1, h. 48. lainnya sehingga keinginan untuk taat beragama masih perlu di tumbuhkan motivasi mereka. Maka dari itulah pembimbing agama dalam komunitas pemulung sangat diperlukan, karena disamping ia mengaktualisasikan diri yang sesuai dengan perintah Allah yaitu berbuat baik dengan sesama manusia atau “hablum minannasi”, selain itu ia juga dapat mengajak masyarakatdengan memahami kebutuhan-kebutuhan dasar mereka, seperti mengadakan lembaga pendidikan Islam, pengerahan dana lewat yayasan non profit dan memperbanyak latihan siap kerja. Penekanannya untuk menanamkan pemahaman dan aspirasi mereka dengan pendekatan agama. Seruan ini termasuk dalam surat Al- Baqarah ayat 83 yaitu:    “Dan ingatlah, ketika kami mengambil janji dari Bani Israil yaitu: janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling mengingkari, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu masih menjadi pembangkang.” 11 Dari ayat di atas dapat kita petik hikmah yang terkandung di dalamnya bahwa dalam setiap muslim mempunyai tanggung jawab untuk membantu meringankan beban orang lain terutama orang miskin. Dan setiap manusia 11 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2009, h. 12. sebenarnya memiliki bakat beragama atau instink agama, serta dapat dikembangkan melalui diadakannya bimbingankeagamaanyang dilakukan secara konsisten. Dalam sabda Nabi Muhammad SAW juga dijelaskan pula bahwa setiap manusia itu dilahirkan di atas fitrahnya, sebagaimana haditsnya sebagai berikut: ناسّجمي ا نارّص ي ا نا ّ ي ا باف رطفلا لع ل ي ل م لك يرا لا ا ر . “Setiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka tergantung pada orang tua keduanya yang menjadikannya penganut agama Yahudi, atau beragama Nasrani atau pun beragama Majusi”. HR. Bukhori. Dari hadits di atas jelas bahwa yang menjadi pedoman dan pelaksana pendidikan kepada anak, baik secara formal atau informal terletak dari kedua orangtuanya. Dalam hal ini selain ayah sosok seorang ibu sangat diharapkan untuk menjadi panutan bagi anak-anak mereka dalam mencerminkan perbuatan-perbuatan yang baik dan sesuai dengan ajaran agama. Agama Islam sangat menganjurkan umatnya untuk saling tolong menolong dalam kebaikan, apalagi bagi orang-orang miskin yang secara financial mereka tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya secara optimal. Baik secara perorangan, kelompok maupun kelembagaan. Kelembagaan yang diharapkan masyarakat yang sering kita dengar dan lihat disebut dengan nama yayasan, yang didalamnya terdapat program-program pendidikan, keagamaan dan sosial. Yayasan Media Amal Islami merupakan salah satu lembaga yang mengadakan kegiatan di atas, berada di Jalan Lebak Bulus V Cilandak Jakarta Selatan.Dan merupakan yayasan non profit yang berdiri sejak tahun 1999. Program-program di dalamnya salah satunya adalah pembinaan agama bagi masyarakat pemulung. Kegiatan tersebut di atas dilakukan untuk membantu meringankan beban sesama, yang secara formal mereka tidak mampu untuk menambah wawasan ilmu umum maupun agama, serta dapat menjadi wadah silaturahim bagi masyarakat pemulung khususnya para ibu-ibu pemulung. 12 Kegiatan ini juga merupakan gerakan pendorong untuk menaikkan derajat seseorang dalam agama karena orang yang paling baik adalah orang yang mengajarkan dan yang mempelajari agamanya yaitu agama Islam. Hal di atas diperkuat dalam surat Al-Imran ayat 104, yang menjelaskan tentang perintah berbuat kebaikan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu:   “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka itu orang- orang yang beruntung.” 13 Berdasarkan pandangan inilah peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah di atas dan menuangkannya pada penelitian ini yang be rjudul “Peran Pembimbing Agama dalamMenanamkan 12 Hasil Observasi saat peneliti mengikuti pengajian di Yayasan Media Amal Islami, pada tanggal 16 Nopember 2012 pukul 16.00 13 Oneng Nurul Bariyah, Materi Hadits tentang Islam, hukum, ekonomi, sosial dan lingkungan, Jakarta: Kalam Mulia, 2007, h. 194. Pengetahuan KeagamaanPemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus Jakarta Selatan ”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitiakan membatasi masalah pada peran pembimbingagama dalam menanamkan pengetahuankeagamaan. Keagamaan disini dibatasi pada pokok ajaran-ajaran Islam, bagi kelompok ibu-ibu pemulungyang mengikuti pengajian di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus Jakarta Selatan. Pembimbing agama dalam penelitian ini adalah seseorang yang melakukan bimbingan agama kepada para ibu-ibu pemulung. Pembimbing yang dimaksud bukan hanya menyampaikan pesan agama tetapi berusaha mengidentifikasi permasalahan mereka, memfasilitasi,memberikan penyadaran, motivasi dan informasi pada ibu-ibu pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus.Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana peran pembimbing agama dalam menanamkan pengetahuan keagamaan padaibu-ibu pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus V Jakarta Selatan? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat pembimbing agama dalam menanamkan pengetahuan keagamaan padaibu-ibu pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus V Jakarta Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Adapun tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui tentangperan pembimbing agama dalam menanamkan pengetahuan keagamaan pada ibu-ibu pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus V Jakarta Selatan. b. Untuk mengetahui tentang faktor pendukung dan penghambat pembimbing agama dalam menanamkan pengetahuan keagamaan pada ibu-ibu pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus V Jakarta Selatan. 2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan tambahan bagi pengembangan keilmuan dakwah diantaranya ilmu patologi sosial, bimbingan dan penyuluhan Islam, psikologi keluarga, psikologi agama dan psikologi dakwah. b. Secara akademis, penelitian ini dapat dijadikan acuan pemikiran dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan agama padapemulung umumnya untuk universitas dan khususnya untuk jurusan BPI dalam kegiatan praktikum lapangan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan pada pemulung. Data-data yang dihasilkan dapat menjadi acuan kurikulum dengan mengidentifikasi penyuluhan yang tepat. c. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lembaga Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus Jakarta Selatan dalam rancangan program yang efektif secara tepat dan dapat dilihat serta dirasakan perbaikan kehidupan mereka pemulung.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian Peneliti pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapunpenelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dikutip oleh Moleong adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 14 Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang menggunakan teknik analisa datanya berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.Semua datatersebut menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. 15 Desain deskriptif dalam penelitian ini dengan melakukan survei yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok objek dalam waktu tertentu dengan tujuan menilai kondisi atau penyelenggara suatu program dan hasil penelitiannya digunakan untuk menyusun suatu perencanaan demi perbaikan program tersebut. 16 Dalam hal ini peneliti fokus tentang peran pembimbing agama terhadap ibu-ibu pemulung dalam menanamkan pengetahuan keagamaan yaitu ajaran-ajaran Islam aqidah, syariah dan akhlakyang diberikanoleh 14 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000,h. 3 15 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 6 16 B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006, cet ke-1, h. 111 pembimbing agama di Yayasan Media Amal Islami,serta apa faktor pendukung dan penghambat bagi pembimbing agama dalam menanamkan pengetahuan keagamaan ibu-ibu pemulung di Yayasan Media Amal Islami. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan atau field Reseaech,peneliti terjun langsung di lapangan yakni di yayasan Media Amal Islami dan sekitarnya ke pemukiman pemulung agar memperoleh data yang akurat dan dapat di pahami yang sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Lokasi penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Yayasan Media Amal Islami yang berada di Jalan Lebak Bulus V No. 34, Fatmawati, Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430. Adapun waktu penelitian dalam penulisan skripsi ini dimulai dari bulan Oktober 2012 sampai dengan Maret 2013. 4. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah tempat untuk memperoleh informasi mengenai objek penelitian. 17 Adapun teknik pemilihan subjek yang digunakan peneliti adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang diambil betul-betul sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. 18 Maka dari itu, peneliti menentukan sampel yang sesuai berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai 17 B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, h. 179 18 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 1995, h.63 keterkaitan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan demikian berdasarkan teknik pemilihan subjek di atas yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah pembimbing agama yang mengetahui asal mulanya kegiatan pengajian bagi ibu pemulung yang terdiri dariketua, sekretaris dan satu orang ustad bidang pendidikan dan empat orangibu-ibu pemulung yang mengikuti pengajian di Yayasan MAI Lebak Bulus Jakarta Selatan. 5. Teknik Pengambilan Data Untuk memperoleh keakuratan data atau informasi yang sesuai dengan penelitian ini, maka dalam hal ini peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Observasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pengukuran, dan merupakan usaha pengamatan dengan menggunakanindera penglihatan. 19 Sedangkan dalam arti luas tidak hanya terbatas pada pengamatan langsung dan tidak langsung. Dalam melakukan observasi dalam penelitian ini peneliti memperhatikan, mencermati dan mencatat fenomena yang muncul dan hubungannya dengan aspek penelitian tersebut. b. Wawancara 19 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, h.69