d. Metode bimbingan agama yang dilakukan mampu untuk
menciptakan suasana belajar yang tidak monoton dengan cara penyampain materi dikemas para pembimbing sedemikian rupa
agar mereka mendapat pemahaman, agama di selang oleh sifat pembimbing agama yang humoris hal ini dapat menciptakan
keakraban antara pembimbing agama dengan ibu-ibu pemulung.
2. Faktor Kelemahan
a. Materi keagamaan yang diberikan belum adanya target atau
sasaran yang hendak dicapai oleh pembimbing agama secara tertulis dari kegiatan bimbingan agama tersebut.
b. Kurangnya sumber daya manusia yang mampu untuk
menciptakan inovasi dan motivasi lebih kepada terbimbing khususnya bagi masyarakat pemulung di yayasan Media Amal
Islami untuk menambah antusias mereka dalam mengikuti kegiatan bimbingan tersebut.
“Kurang tenaga pembimbing, berbenturan waktu bagi ibu-ibu pemulung antara mengikuti pengajian dengan
membantu suami memulung, ada juga suami yang kurang mendukung istrinya mengikuti pengajian, pengetahuan para
ibu-ibu pemulung masih minim”.
c. Kurang adanya kerjasama antara pembimbing agama dengan
Kementrian kepemerintahan misalnya Kementrian Agama,
Bimas, dan Penamas dalam melakukan pembimbingan yang komprehensif kepada masyarakat yang termarjinalkan yaitu
pemulung. C.
Analisis SWOT Berdasarkan
analisis ini
maka peneliti
akan dapat
membandingkan atau melakukan perbandingan secara sistematis antara peluang dan ancaman eksternal di satu pihak dengan kekuatan dan
kelemahan internal di lain pihak. Melalui pendekatan SWOT, peneliti akan dapat mengidentifikaikan dan dapat mengenali satu dari empat
pola yang bersifat khas dalam keselarasan situasi internal maupun eksternal, dalam melihat keberhasilan bimbingan agama di yayasan
media amal Islami. Analisis SWOT ini mengacu pada semua informasi yang di dapat pada saat melakukan wawancara dan pengamatan
langsung dengan pihak-pihak yang terlibat.
Peneliti akan mencoba menggambarkan matriks SWOT, dalam melihat keberhasilan bimbingan agama di yayasan media amal Islami.
Eksternal
Internal Peluang
Opportunity
Bimbingan agama
mudah diterima
karena sesuai
dengan kebutuhan
spiritual masyarakat pemulung sehingga
peluang untuk
menarik lebih
banyak lagi.
Bimbingan agama di yayasan merupakan
salah satu
basis
TantanganAncaman Threats.
Adanya pihak non muslim
yang melakukan
misi keagamaan
kepada pemulung
.
Karena keterbatasan
ekonomi kemiskinan,
pemulung tidak
memiliki pilihan lain, lebih
memilih bekerja
daripada