Fungsi- Fungsi Agama PengetahuanKeagamaan

Ada dua jenis pemulungyaitupemulung lepas yang bekerja sebagai swausahadan pemulung yang tergantung pada seorang bandar yang meminjamkan uang ke mereka dan memotong uang pinjaman tersebut saat membeli barang dari pemulung. Pemulung berbandar hanya boleh menjual barangnya ke bandar dan tidak jarang bandar memberi tempat tinggal kepada pemulung, biasanya di atas tanah yang ditempati bandaratau di mana terletak tempat penampungan barangnya. Pemulung juga termasuk pekerja sektor informal yang sampai saat ini belum mendapatkan pelayanan kesehatan sebagaimana mestinya. Hal ini baru sekedar kesehatan badannya belum lagi masalah haknya sebagai warga negara yang berhak juga mendapatkan hak pendidikan dan keamanan. 49 Selanjutnya, masalah yang sering dirasakan pemulung dan anggota keluarganya adalah stigma masyarakat yang negatif terhadapnya. Hal inilah yang menjadi kepedihan tersendiri bagi para pemulung, namun jika dilihat dari pekerjaannya sehari-hari sebenarnya para pemulung adalah pahlawan kebersihan. Menurut hasil pengamatan peneliti, ada hal lain yang dihadapi pemulung adalah penentuan harga dari ketua lapak yang semakin tinggi, hal ini yang membuat para pemulung harus bekerja keras mengerahkan tenaganya dengan bantuan anak dan isteri mereka, dengan begitu waktu 49 Junaedi, Semangat Kerja Pemulung Sampah, Pahlawan Lingkungan yang Terlantar, di akses pada tanggal 27 Nopember 2012 dari http:www.stosfest.orgwp- contentuploads201202Junaedi-Semangat-Kerja-Pemulung-Sampah-Pahlawan-Lingkungan- yang-Terlantar.pdf mereka sehari-harinya akan tersita untuk memenuhi kebutuhan sehari- harinya sehingga untuk memperoleh hak pendidikan apalagi pendidkan agama sangat sulit untuk terpenuhi. 50 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemulung adalah orang yang mempunyai pekerjaan mengumpulkan barang-barang bekas dan menjualnya kepada jurangan atau ketua lapak dan hasilnya untuk mencukupi dan meemenuhi kebutuhan hidupnya dan menurut jenisnya pemulung terbagi menjadi dua yaitu pemulung lepas dan pemulung yang bergantung pada ketua lapak bandar, sampai saat ini para pemulung belum dikatakan berhak untuk mendapatkan hak-haknya. Asumsi peneliti bahwa keadaan pemulung yang serba kekurangan di atas, maka perlu bagi mereka mempunyai seseorang yang mampu membimbing dan memberikan basic agama sebagai sandaran hidup dengan bekal pengetahuan agama yang dilakukan secara kontinyu dan sedikit paksaan bahwa mempelajari agama itu penting dan dalam pembiasaan proses belajar agama tersebut akan menumbuhkan minat untuk mengamalkan agamanya dalam kehidupannya sehari-hari, serta menjadi acuan hidup untuk selalu optimis walaupun dalam keadaan apapun. Posisi ibu pemulung sangat besar manfaatnya jika kekosongan waktu mereka diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan oleh penyuluh agama di 50 Hasil observasi penulis ketika berada di lapak pemulung pada tanggal 28 Desember 2012 pukul 11.28 lembaga tertentu yang didalamnya berisi materi-materi agama, seputar aqidah, akhlak dan syariah ibadah yang bermanfaat bagi kebaikan dirinya sendiri, keluarga dan umumnya pada komunitasnya.

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Media Amal Islami

Pada awalnya Yayasan Media Amal Islami ini didirikan oleh bapak H. Aslih Ridwan, MA yang sering dipanggil dengan sebutan “abu” yang tinggal di Jalan Lebak Bulus V No.34, beliau lahir di Jakarta tanggal 11 Juli 1967 dan memiliki riwayat pendidikan strata dua dalam bidang keagamaan yaitu S1 Fakultas Dakwah di STAI Al-Hikmah dan melanjutkan S2 Tafsir di PTIQ pada tahun 2009. Beliau mendirikan Yayasan Media Amal Islami sejak tahun 1999, aktifitas dakwah beliau telah tercatat sebagai Ketua sekaligus pendiri yayasan Media Amal Islami, sebagai pengisi acara “Nasi Ulam” Nasihat Ulama di Bens Radio, sebagai ketua GPMI Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia dan sebagai Account Executive Majalah Aulia. Berawal dari keprihatinan beliau dalam memandang kaum bawah khususnya pemulung sebagai kaum yang lemah bukan saja secara finansial tetapi juga aqidah mereka dan keimanan mereka mudah untuk berpindah agama, dengan pemberian bantuan-bantuan berupa sembako dan bentuk perhatian orang-orang non muslim yang memiliki tujuan tertentu kepada para pemulung di sekitar Lebak Bulus Jakarta Selatan. Atas dasar keprtihatinan beliau yang didorong oleh dukungan lurah Cilandak untuk menyelamatkan aqidah kaum bawah yaitu pemulung dan k aum dhua’fa maka didirikanlah yayasan yang diberi nama Media Amal Islami yang sesuai dengan namanya yaitu yayasan yang fokus melakukan amal sholeh. 47