mengenal, mengarahkan dan mewujudkan dirinya sendiri sebagai manusia seutuhnya sehingga terbuka jalannya untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
25
f. Tolak Ukur peran pembimbing agama
INPUT THRUPUT OUTPUT
sikap, kepribadian dan kognisi, konasi, emosi yang perubahan sikaptingkah
Motivasi yang diberikan berada dalam proses penerimaan
laku berupa kesadaran oleh pembimbing agama
pengaruh pembimbing agama. Penghayatanpengamalan
ajaran agama ibadah. FEEDBACK umpan balik
Penjelasan: Input yang diberikan pembimbing agama yang terlihat dari
hubungan pengaruh mempengaruhi antara juru penerang dengan sasarannya, sehingga terwujudlah suatu rangkaian proses cybernetic yaitu
INPUT yang berupa motivasi dakwah yang dibawa oleh juru penerang agama dengan sikap dan kepribadiannya kearah sasaran dakwah yang
berupa manusia sebagai individu dan anggota masyarakat dimana tiga kekuatan rohaniah digerakkan kognisi, konasi dan emosi melalui proses
belajar sehingga timbul pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan agama yang merupakan THRUPUT sedangkan tingkah laku
yang berubah berupa pengamalan agama merupakan OUTPUT.
26
25
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008.h.99
26
M. Arifin, Psikologi Dakwah; Suatu Pengantar Studi,.h.18
B. PengetahuanKeagamaan
1. Pengertian Pengetahuan Agama
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata pengetahuan berasal dari kata “tahu” yang berarti mengerti setelah melihat, menyaksikan,
mengalami. Dan setelah mendapat awalan peng- dan akhiran an- yang artinya segala sesuatu yang diketahui, kepandaian atau segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal pelajaran.
27
Menurut Julian
Baggini mengatakanpengetahuan
adalah kepercayaan sejati yang dibenarkan sebagai tiga bagian tentang
pengetahuan yaitu kepercayaan, fakta bahwa kepercayaan itu benar dan fakta bahwa seseorang bisa menyediakan cerita rasional untuk
mewujudkan bahwa kepercayaan itu benar.
28
Lebih lanjut menurut Jujun S. Suriasumantri mengatakan pengetahuan merupakan segenap apa yang diketahui manusia tentang
suatu objek tertentu yang akan mempengaruhi prilaku, termasuk di dalamnya adalah ilmu yang merupakan bagian dari pengetahuan.
29
Selanjutnya, pengertian agama menurut sosiologi merupakan definisi yang empiris. Sosiologi tidak pernah memberikan definisi agama
yang evaluative menilai. Ia “angkat tangan” mengenai hakiki agama,
baik atau buruknya agama atau agama-agama yang tengah diamatinya. Pengamatan ini hanya sanggup memberikan definisi yang deskriptif
27
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, cet ke-1, h.884
28
Julian Baggini, Lima Tema Utama Filsafat, Jakarta: Teraju, 2004,h. 28
29
Jujun S. Suriasumantri, filsafat Ilmu sebuah pengantar popular, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,2005, h. 104