Dari  pengertian  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa, pembimbing  agama  berfungsi  sebagai  seseorang  yang  memberikan
informasi  edukatif  dalam  hal  ini  dengan  menanamkan  ajaran  agama Islam  kepada  ibu-ibu  pemulung  dengan  menyediakan  dirinya  sebagai
media  konsultatif  atas  permasalahan  yang  ada  pada  lingkungan pemulung  dan  kurang  pengetahuan  agama  maka  dapat  sharring  dan
berfungsi sebagai advokatif  dalam menyelamatkan aqidah mereka dari pengaruh  kemiskinan  yang  mereka  hadapi  dan  rentan  dengan
kerusakan aqidahnya.
b. Peran Pembimbing Agama
Menurut  Ife  dalam  Isbandi  mengatakan  bahwa  sebagai pemberdaya  sosial  atau  agen  perubah  baik  dari  organisasi  pemerintah
maupun  organisasi  non  pemerintah  dalam  komunitas  tertentu
diantaranya peran-perannya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Peran  Fasilitatif  atau  animasi  sosial  adalah  membangkitkan
keterampilan melakukan
animasi sosial
menggambarkan kemampuan  petugas  sebagai  agen  perubah  atau  pemberdaya
masyarakat  untuk  membangkitkan  energi,  inspirasi,  antusiasme masyarakat  dan  termasuk  juga  didalamnya  mengaktifkan  dalam
mengembangkan motivasi warga untuk bertindak dengan memberi dukungan  baik  yang  bersifat  ekstrinsik  material  dan  juga  yang
bersifat  instrinsik  seperti  pujian,  penghargaan  dalam  bentuk  kata- kata ataupun sikap dan prilaku yang menunjukkan dukungan.
2. Peran Edukasional, membangkitkan kesadaran masyarakat berawal
dari  upaya  menghubungkan  antara  individu  dengan  struktur  yang lebih  makro.  Agen  perubah  bertujuan  untuk  membantu  individu
melihat  permasalahan,  impian,  aspirasi,  penderitaan  ataupun kekecewaan  mereka  dalam  mengupayakan  agar  masyarakat  mau
dan  mampu  mengatasi  ketidakberuntungan  mereka  maka  harus mau  menjalin  hubungan  antara  satu  dengan  yang  lain  hal  inilah
yang menjadi tujuan awal dari penyadaran masyarakat.
15
Dari  pengertian  di  atas  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  peran pembimbing yang disejajarkan oleh agen perubah yaituterbagi menjadi
dua bagian fasilitatif berupa faktor ekstrinsik melaui dukungan berupa material  sedangkan  instrinsik  melaui  pujian  dan  penghargaan.  Bagian
edukatif  berupa  upaya  membangkitkan  kesadaran  masyarakat  melalui kegiatan  yang  lebih  makro  agar  mereka  mau  dan  mampu  mengatasi
ketidakberuntungannya. Pembimbing  agama  dalam  komunitas  pemulung  penting
terutama  dalam  memberikan  penerangan  keislaman  kepada  para  ibu pemulung  yang  sekaligus  sebagai
ْ اْل   سرْدم ّاْل  bagi anak-anaknya. Mereka  membutuhkan  kehadiran  seseorang  yang  dapat  memberi
pemahaman,  bimbingan  dan  motivasi  dalam  menjalani  kehidupan mereka  dengan  disertai  wawasan  agama  untuk  mewujudkan  tata
kehidupan yang harmonis.
15
Isbandi Rukminto Adi, “Pemikiran-Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial”, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002,h. 199
4. Ruang Lingkup Bimbingan Agama
Adapun  dalam  melakukan  kegiatan  pembimbing  agama  kepada masyarakat  dalam  hal  ini  ditujukan  pada  kelompok  masyarakat  ibu-ibu
pemulung  terdapat  unsur-unsur  yang  melingkupi  pembimbing  agama, diantaranya adalah:
a. Pembimbing Agama
Pembimbing  agama  sebagai  juru  penerang  agama  juga dijelaskan  dalam  kitab  suci  Al-
qur’an surat At-Taubah ayat 71,  yang didalamnya  terdapat  perintah  untuk  menyeru  sesama  ke  jalan  Allah
merupakan  tugas  dan  kewajiban  setiap  muslim.  Sebagaimana  Allah berfirman:
ر ْن ْل   ع  ْ ْني  فْ رْع ْل  ب  ْ رم ْي ضْعب ء  يل ْ  ْم ضْعب  نمْؤ ْل   ْ نمْؤ ْل ّْيّع ه    ه  م ح ْريس ك لْ  هلْ سر  ه    ْ عْيطي  ة  كّل   ْ ت ْؤي  ة لّل   ْ ْيقي
مْي ح .
“Dan  orang-orang  yang  beriman,  laki-laki  dan  perempuan, sebagian  mereka  menjadi  penolong  bagi  sebagian  yang  lain.
Mereka menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat  dan taat kepada
Allah  dan  Rasul-Nya.  Mereka  itu  akan  diberi  rahmat  oleh  Allah. Sungguh, Allah mahaperkasa
lagi mahabijaksana”.QS.At-Taubah ayat 71.
16
Pembimbing atau juru penerang agamadapat dikatakan sebagai orang  yang  kompeten  dalam  meyakini  akan  kebenaran  agama  yang
dianutnya,  menghayati  dan  mengamalkan  agama  karena  seorang
16
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:PT. Sygma Examedia
Arkanleema, 2009, h.198