Skala bertingkat ini diberikan langsung pada responden, dan
diminta untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan keadaan dirinya dengan modifikasi empat pilihan yaitu :
Sangat setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat tidak setuju STS. Responden atau subjek angket penelitian adalah para santri yang
sedang belajar di Lemka. Penjabaran item dan skor terlampir.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik utuk mendapatkan data dengan mengadakan hubungan langsung bertatap muka dengan informan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terstruktur.
14
Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kegiatan diklat sebagai kegiatan garda depannya, yang mana akan diajukan
kepada ketua program diklat, dan 2 orang ustad yang aktif memberikan bimbingan dan mengontrol kelas. Untuk menunjang keabsahan dan
kejujuran perolehan data, penulis menggunakan voice recorder dari laptop yang telah disimpan dalam format WMA Windows Media Audio file.
Setelah itu penulis akan menjabarkannya secara naratif tanpa mengurangi substansi isi wawancara. Selain itu penulis juga penulis akan melakukan
participatory research untuk mengetahui lebih dekat kegiatan santri sebagai manifestasi sikapnya, kemudian peneliti melakukan crosscheck
apakah sesuai dengan fakta. Laporan hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran, dan peneliti
mencoba menyusun narasi tersebut tanpa mengurangi substansi penting atas jawaban informan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data pendukung yang membantu perolehan data tentang segala yang berkaitan dengan pesntren kaligrafi al-
Quran Lemka, baik berupa catatan-catatan, kurikulum diklat, dan segala yang berhubungan dengan pesantren sekaligus kegiatannya. Perolehan
14
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001, cet. 3, h. 91
Draft Only
data dari dokumentasi ini secara khusus disertai dengan foto-foto yang relevan yang akan dijabarkan dalam bab empat, yaitu Potret Singkat
Pesantren Kaligrafi al-Quran Lemka: Menguak Sisi Dalam Pesantren.
E. Model Penyajian Data
Model penyajian data kedua variabel diatas menggunakan skala pengukuran ordinal, yaitu data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara
dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukkan
peringkat dan
tingkatan tertentu.
Tipe data
ini tidakmemperhatikan jarak data seperti penyajian data interval, jadi jarak data
bisa berbeda-beda.
15
Dalam penelitian ini, setiap butir jawaban dari item pertanyaan variabel X menggunakan skoring 3 tingkatan data, yaitu nilai A diberi skor 1,
B skor 2, C skor 3. Begitu juga skala bertingkat, untuk kategori vafourable diberi skor setiap gradasi dimulai dari 4, 3, 2, 1, untuk sikap sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Begitu juga sebaliknya, untuk kategori unvafourable diberi skor gradasi dimulai dari 1, 2, 3, 4, untuk sikap
sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
F. Teknik Analisis Data
Pertanyaan-pertanyaan merupakan
satuan unit
pengukur, dan
sebelumnya uji validitas dan reliabilitas harus dilakukan. Bila instrumenalat ukur tersebut tidak valid maupun reliabel, maka tidak akan diperoleh hasil
penelitian yang baik. Oleh karena itu harus harus dibuang. Jadi, validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul
mengukur apa yang akan diukur. Ada beberapa jenis validitas, namun yang paling banyak dibahas
adalah validitas konstruk. Konstruk atau kerangka konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok
atau individu secara abstrak yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep
15
Dwi Prayitno, Mandiri Belajar SPSS, Yogyakarta: Mediakom, 2008, h.8.
Draft Only
itu kemudian seringkali masih harus diubah menjadi definisi yang
operasional, yang menggambarkan bagaimana mengukur suatu gejala. Langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan pernyataan-
pernyataan yang sesuai dengan definisi itu.
16
Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumenalat pengukur ialah dengan mengkorelasikan skornilai yang
diperoleh pada masing-masing pertanyaanpernyataan dari semua responden dengan skornilai total semua pertanyaanpernyataan dari semua responden.
Korelasi antara skornilai setiap pertanyaanpernyataan dan skornilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan
menggunakan teknik korelasi product moment.
17
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan
kemantapankonsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan
mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama juga.
18
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuhan untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat
pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh.
Tetapi untuk pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi, kesadaran beragama, pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit
dicapai. Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka dalam
pengukuran fenomena
sosial selalu
diperhitungkan unsur
kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini cukup besar.
Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan pengukuran,
16
Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 168.
17
Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 169.
18
Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 178-179.
Draft Only