Tabel Skala Sikap “Making a Decition” Dengan Sub Dimensi

b. Melatih atau menggoreskan berulang-ulang materi khat skor 4 c. Latihan dengan tekun sesuai dengan jadwal pribadi masing-masing santri skor 5 d. Memperbagus potongan kalam, menyediakan stok kertas sendiri, dan mempersiapkan tinta meramu tinta skor 4 e. Memperbagus lay out dan susunan tulisan yang proporsional skor 4 f.Membuat dan memperkaya format dan susunan skor 3 15 V Saya setuju dengan setiap kebijakan pesantren, karena itu menjadikan saya disiplin dalam setiap kegiatan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 12 23 2 3 30,00 57,50 05,00 07,50 40 100 Item skala bertingkat no.15 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 27 santri atau 67 santri menunjukkan sikap menerima dan menaati suatu keputusan sebagai reaksi reflektif atas komitmen tanpa ada unsur paksaan. Untuk menyesuaikan jawaban responden, peneliti melakukan crosscheck melalui pengamatan, dan ternyata bahwa tidak banyak juga santri yang menerapkan kedisiplinan atas peraturan yang ditetapkan pesantren: a. Disiplin sholat subuh berjamaah di masjid skor 3\ b. Disiplin sholat 5 waktu selain subuh berjamaah di masjid skor 4 c. Mengikuti materi kajian kitab atau keagamaan d. Aktif mengikuti kajian seni dan budaya e. Aktif mengoreksi karya skor 3 f.Masuk ke saung tepat pada waktunya 3 g. Membuat karya tulisan sesuai dengan tugas yang diberikan skor 3 Draft Only Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam menetapkan suatu keputusan sebagai raksi reflektif atas fenomena faktor-faktor independen adalah sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap psitif santri dari item 13 sampai 15. Atau dengan menghitung total persentase dari tiap-tiap skor 95 + 92,5 + 67 = 254,5 3 = 84,84. Terbuktilah bahwa sikap santri positif pada sub dimensi ini.

4. Tabel Skala Sikap “valuing” dengan sub dimensi menerima nilai

16 V Ketika hati dan fikiran tidak tenang, latihan atau menulis kaligrafi membuat hati dan fikiran saya segar kembali - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 10 12 14 4 25,00 30,00 35,00 10,00 40 100 Item skala bertingkat no.16 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 22 santri atau 55,00 santri merasa latihan kaligrafi mampu membuat hati dan fikiran yang tidak tenang menjadi tenang kembali. Santri tersebut merasakan adanya kesenangan, sensasi tersendiri, sehingga aktifitas tersebut dinilai sebagai salah satu metode alternatif, yaitu latihan atau mengekspresikan kaligrafi. Jika rasa ini dinilai positif, selanjutnya santri merasa puas, bahkan rindu jika kegiatan ini lama tidak digeluti lagi. Namun, 18 santri lagi atau 45,00 menyatakan sikap ketidaksetujuan mereka. Hal ini harus kita perhatikan juga, dengan memahamkan kepada mereka bahwa walaupun kaligrafi dengan tekun atau terus menerus, namun kaligrafi mampu menjadi mediasi eksprsi kegalauan hati dan fikiran. Bisa jadi, kebanyakan ustad belum memotivasi santri hubungan antara hal ini dengan latihan kaligrafi. sebab, hasil wawancara Draft Only tidak ada intens kepada fungsi latihan kaligrafi terhadap ketenangan hati dan fikiran, yang ada hanya pengaruh metode khususnya karya wisata terhadap minat menulis kaligrafi santri. 17 U Kalau sudah lama tidak menulis misalnya sebulan, saya tidak semangat, walaupun saya ingin sekali menulis kaligrafi - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 5 5 18 12 12,50 12,50 45,00 30,00 40 100 Item skala bertingkat no.17 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 10 orang santri atau 25,00 santri tidak semangat menulis lagi kalau kegiatan ini sudah lama tidak dilakukan, walau pun hanya sebatas keinginan. Untuk itu, peran motivasi ustad sangat diharapkan kehadirannya sebagaimana no. 16 diatas. Adapun sisanya, 30 santri atau 75 santri masih menunjukkan antusias mereka, walau sudah lama tidak menulis mereka tetap semangat, dan dibuktikan dengan tindakan, bukan semata- mata keinginan belaka. Penilaian atas sikap ini memberikan pengaruh emosional santri sebagai sikap teguh untuk tetap konsisten menulis ayat- ayat dengan kaligrafi al-Quran. Hal ini merupakan pengaruh dari metode pelatihan yang diterapkan pesantren, khususnya latihan mandiri dengan pendekatan ego enhancement sebagaimana kajian teori sebelumnya, dan hasil pengamtan kegiatan santri dan wawancara dengan Ust. Ohan dan Ustz. Rabiatul Adawiyah. 18 U Kalau saya merasa puas karena tulisan saya bagus, tidak perlu latihan lagi, percuma saja Draft Only - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 6 1 10 23 15,00 02,50 25,00 57,50 40 100 Item skala bertingkat no.18 pada tabel unvafourable diatas menunjukkan bahwa 7 santri atau 17,50 santri memiliki sikap yang tidak konsisten atas niatnya, yaitu jika tulisannya sudah bagus tidak perlu latihan lagi. Sebenarnya, tujuan dalam diklat ini tidak semata-mata hanya memperbagus tulisan sampai pada taraf kepuasan tertentu, akan tetapi kepuasan yang tiada taranya adalah jika santri atau seorang khattat merasa rindu dan ingin tetap berkreasi sepanjang masa. Jadi, ukuran memperbagus hanya dinilai dari aspek visual saja, akan tetapi ukuran kepuasan batin atau emosional—seperti yang diungkapkan pak Didin pada bab I studi pendahuluan skripsi ini—dinilai dari ungkapan dan rasa keuntungan seorang khattat atas diberinya anugrah dan kesempatan mampu memvisualisasikan pesan Ilahi melalui kaligrafi secara metafisika. Adapun 33 dantri atau 82,50 santri menunjukkan sikap positif mereka, bahwa latihan kaligrafi tiada puasnya, sebagaimana penilaian positif mereka terhadap tulisan diatas yang tercantum dalam referensi- referensi utama Lemka—umumnya tulisan dan buku pak Didin—yang dikaji melalui forum mubahasah seni dan budaya. Begitu juga ketika kata sambutan yang disampaikan pada pembukaan diklat dan pelepasan santri ketika penutupan program tahunan. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam penerimaan nilai secara emosional dari stimulus faktor-faktor independen X sebagai kepercayaan menulis ayat al-Quran adalah sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap positif dari item 16 sampai 18. Atau dengan menghitung total persentase dari tiap-tiap skor 55 + 75 + 82,5 = 212,5 3 = 70,83. Terbuktilah bahwa sikap santri positif pada sub dimensi ini. Draft Only