digunakan untuk penelitian yang sifatnya kausal komparatif, yaitu membandingkan dua atau tiga peristiwa yang sedang dan sudah terjadi dari
sebab dan akibat yang dialami oleh responden.
12
Angket ini dirumuskan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, dan dengan cara mengidentifikasi variabel X yang
akan dijadikan sasaran penelitian berdasarkan atas indikator-indikator landasan teori yang dibangun. Disini penulis telah mengidentifikasi jenis
data apa dan bagaimana teknik analisis yang tepat. Sebelum menyebarkan angket perlu kiranya penulis menguji validitas angket per item agar
mempermudah analisa data setelah diuji-coba terlebih dahulu. Untuk mengukur atau menganalisis data per item variabel “X”
penulis menentukan 3 pilihan untuk meminta kenyataan pendapat fact finding dengan memilih jawaban yang tersedia sesuai pertanyaan yang
diberikan. Oleh karenanya angket ini sifatnya tertutup, yaitu responden tidak diberikan kesempatan untuk memberikan alternatif-alternatif yang
lain, sehingga penjaringan data lebih spesifik dan tunggal. Skor dan item instrumen terlampir
b. Skala Bertingkat
Adapun model atau teknik pengumpulan data yang digunakan untuk variabel Y menggunakan model atau skala bertingkat, yaitu
mengukur atau menentukan: a. Penerimaan atas fenomena-fenomena yang terjadi receiving
phenomena b. Tanggapan atas fenomena-fenomena yang dirasakan responding
to phenomena c. Perasaan, keyakinan atau anggapan bahwa suatu gagasan atau
objek tertentu mempunyai nilai valuing hingga pada akhirnya pengintegasian
nilai-nilai ke
dalam pribadi
atau subjek
internalizing values.
13
12
Nuraida, Diktat Kuliah Metodologi Penelitian,..., h. 51.
13
Nuraida, Diktat Kuliah Metodologi Penelitian,..., h. 53.
Draft Only
Skala bertingkat ini diberikan langsung pada responden, dan
diminta untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan keadaan dirinya dengan modifikasi empat pilihan yaitu :
Sangat setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat tidak setuju STS. Responden atau subjek angket penelitian adalah para santri yang
sedang belajar di Lemka. Penjabaran item dan skor terlampir.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik utuk mendapatkan data dengan mengadakan hubungan langsung bertatap muka dengan informan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terstruktur.
14
Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kegiatan diklat sebagai kegiatan garda depannya, yang mana akan diajukan
kepada ketua program diklat, dan 2 orang ustad yang aktif memberikan bimbingan dan mengontrol kelas. Untuk menunjang keabsahan dan
kejujuran perolehan data, penulis menggunakan voice recorder dari laptop yang telah disimpan dalam format WMA Windows Media Audio file.
Setelah itu penulis akan menjabarkannya secara naratif tanpa mengurangi substansi isi wawancara. Selain itu penulis juga penulis akan melakukan
participatory research untuk mengetahui lebih dekat kegiatan santri sebagai manifestasi sikapnya, kemudian peneliti melakukan crosscheck
apakah sesuai dengan fakta. Laporan hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran, dan peneliti
mencoba menyusun narasi tersebut tanpa mengurangi substansi penting atas jawaban informan.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data pendukung yang membantu perolehan data tentang segala yang berkaitan dengan pesntren kaligrafi al-
Quran Lemka, baik berupa catatan-catatan, kurikulum diklat, dan segala yang berhubungan dengan pesantren sekaligus kegiatannya. Perolehan
14
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001, cet. 3, h. 91
Draft Only