Pengertian Pendidikan dan Latihan Diklat Seni Kaligrafi Al-Quran

16 estetika sekaligus berfungsi sebagai salah satu cara menerjemahkan lambang-lambang atau simbol. 7 3. Menurut Sidi Gazalba bahwa seni adalah objek yang diciptakan untuk melahirkan kesenangan sebagai tujuannya. 8 Seni adalah fitrah manusia dan termasuk ajaran ad-Din yang lahir dari agama , sedangkan agama erat hubungan dengan etika. Dengan demikian ada hubungan antara agama, seni estetika, dan etika. 4. Menurut Ismail al-Faruqi bahwa seni adalah keindahan atau estetika. Dalam ajaran Islam seni merupakan sublimasi bukti ke-Ilahian. Seperti i’jaz dan kualitas al-Quran yang tidak dapat ditiru atau ditandingi oleh manusia, baik secara sastra, komposisi, irama, keindahan, balâghah, kesempurnaan gaya dan kekuasaan dalam menampilkan makna Allah. Ini adalah sentral nilai-nilai estetika yang sejati dan abadi. 9 Menurut beberapa pakar diatas, dapat penulis simpulkan bahwa seni adalah segala daya cipta, rasa, karsa manusia yang mengandung nilai keindahan sebagai ekspresi jiwa dan perasaan dalam bentuk karya adiluhung yang sanggup membangkitkan jiwa dan perasaan orang yang menikmatinya. Atau seni adalah segala hasil kerja jasmani dan rohani yang dimanifestasikan dalam keindahan yang dapat dinikmati oleh indrawi manusia. Misalnya melalui ujud rupa seni lukis, seni rupa, dan sebagainya, melalui ujud suara seni suaramusik dan melalui ujud gerak seni tari, seni drama. Adapun kata kaligrafi, secara bahasa berarti seni penulisan indah. 10 Kata kaligrafi berasal dari bahasa Inggris, “calligraphy”, yaitu adaptasi dari dua kata, “calios” Yunani yang berarti indah, dan “graph” yang berarti tulisan atau aksara. Abdul Karim Husain menukilkan dari Webster’s New American Dictionary, bahwa kaligrafi calligraphy diartikan dengan ‘good penmanship, atau ‘the art of penmanship’, yaitu seni menggunakan pena agar 7 Hasan Muarif Ambary, Menemukan Peradaban Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, cet.ke-2, h. 181 8 Sidi Gazalba, Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Zikra Al-Husna, 2001, cet.ke-7, h. 223 9 Ambary, Menemukan Peradaban..., h. 181. 10 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 649. Draft Only 17 dapat menghasilkan tulisan yang indah. 11 Al-Faruqi dalam bukunya ‘Atlas Budaya Islam’ mengatakan kaligrafi secara bahasa adalah seni tulisan indah. 12 Menurut Muarif Ambary bahwa kaligrafi secara bahasa adalah seni menulis indah dalam huruf Arab. 13 Adapun defenisi kaligrafi secara istilah menurut para pakar kaligrafi terkemuka adalah sebagai berikut: 1. D.Sirojuddin AR menjelaskan bahwa kaligrafi mempunyai makna tulisan yang indah, arti lainnya adalah kemampuan menulis indah atau elok tulisan elok. Dalam bahasa Arab, tulisan indah disebut khat yang berarti garis atau secara verbal disebut tulisan indah. 14 2. Syaikh Syamsuddin al-Afkani dalam kitabnya “Irsyâd Al-Qasyîd” sebagaimana dinukil oleh Sirojuddin mengatakan bahwa kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk huruf-huruf tunggal, letak- letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun, atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, bagaimana cara menulisnya, dan menentukan mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah, dan menentukan bagaimana cara mengubahnya”. 15 3. Menurut Yaqut Al-Musta’shimi sebagaimana dinukilkan oleh Naji Zaynuddin dalam kitabnya Musawwar Khat Al-‘Araby yang dikutip Sirojuddin AR bahwa kaligrafi itu diungkapkan dengan seni arsitektur Ruhani yang lahir melalui peralatan jasmanikebendaan”. 16 4. Menurut Ugur Derman dalam ‘Jurnal Art and The Islamic World’ volume 4 Th. 1987 bahwa kaligrafi “is a spiritual geometry brought about with material tools”. Pakar kaligrafi ternama Indonesia Drs. Didin Sirojuddin AR mengartikan defenisi diatas, bahwa kaligrafi adalah suatu ilmu ukur 11 Abdul Karim Husain, Seni Kaligrafi, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1985, cet.ke-4, h. 1. 12 Ismail R. al-Faruqi dan Louis Lamya al-Faruqi, Atlas Budaya Islam. Penerjemah Ilyas Hasan Bandung: Mizan, 2001, cet.ke-3, h. 2007. 13 Ambary, Menemukan Peradaban...,h. 183. 14 D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, Bandung: Remaja Rosda karya, 1992, cet.ke- 4, h. 3 15 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,..., h. 3. 16 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,...,h. 4-5. Draft Only 18 spiritual yang diwujudkan atau divisualisasikan dengan peralatan- peralatannya. Selanjutnya kata-kata ini menjadi defenisi yang diakui banyak pihak. 17 Dengan demikian, dari beberapa definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa kaligrafi adalah ilmu tata cara menulis huruf-huruf Arab dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah baku yang yang telah menjadi standar umum. Kaidah yang dimaksud adalah ukuran dan aturan yang harus dipatuhi oleh seorang penulis kaligrafi agar tulisannya memenuhi standar sebagai tulisan yang indah, dan diakui kebenaran bentuk-bentuk dan potongan hurufnya. Dengan kaidah ini kalimat yang disusun menjadi selaras, serasi, dan indah secara utuh. 18 Jadi, secara substansial definisi pendidikan seni kaligrafi al-Quran adalah adalah usaha bimbingan dan pelatihan training seorang guru atau ustad—di pesantren—yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan potensi anak didik agar mampu menulis aksara al- Quran yang berbahasa Arab dengan benar dan indah, melalui latihan yang intensif dengan menggunakan perangkat kaligrafi dan bahan tertentu. Peranan guru sangat menentukan keberhasilan seorang murid dalam membimbing dan melatih kaligrafi. Disamping itu juga murid sendiri harus gencar latihan. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib R.A mengutip dari Sirojuddin bahwa khat kaligrafi itu rahasianya dalam bimbingan guru, tegaknya tergantung banyaknya latihan masyq, dan kekekalannya ada pada pengamalan ajaran Islam. 19 Pendidikan dan pelatihan pada dasarnya berbeda. Pendidikan tanpa ada batas dan ukuran waktu tenure yang ditentukan, seperti halnya mengikuti seminar atau kuliah 4 tahun di kampus. Pendidikan itu pun berlaku selama hayat, walaupun dalam pengadaannya terprogram menurut jangka waktu yang 17 Sirojuddin, Gores Kalam Butir-butir Pemikiran Sekitar Pengembangan Pengembangan Seni Kaligrafi Islam di Indonesia, Jakarta: Lemka, 1994, hal. 3 18 Penjelasan standarisasi kaidah murni kaligrafi al-Quran dapat dilihat pada pembahasan ‘Karakteristik Materi: Ragam Gaya, Kaidah, dan Kriteria’ 19 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,...,h. 5. Draft Only 19 ditentukan. Pelatihan training diukur dari apa yang dapat seorang lakukan setelah dia menyelesaikan masa pelatihan itu, dan biasanya diadakan dalam waktu yang singkat. Training merupakan kegiatan untuk meningkatkan dan keahlian, kompetensi sebagai lanjutan dari pengajaran vocational sebelumnya dan latihan yang berhubungan dengan keahlian yang spesifik. 20 Dahulu, bentuknya dapat berupa magang seperti yang dilakukan pada kampus teknik dan politeknik. Namun sekarang sering diartikan sebagai pengembangan profesional yang dikelola oleh pemerintah ataupun badan-badan yayasan tertentu oleh masyarakat, contohnya badan yayasan badan wakaf atau pesantren. Pendidikan kaligrafi al-Quran bertujuan membentuk sikap santri yang Qurani dengan penguasaan ajaran-ajaran-Nya secara utuh dan diharapkan menjadi pandangan hidup selamanya. Sedangkan pelatihan kaligrafi al-Quran adalah upaya peningkatan minat dan mengembangkan bakat secara khusus sesuai dengan kebutuhannya dalam jangka waktu program yang telah ditentukan. Tujuan pelatihan disini adalah to do something, bukan hanya to know something, dan ragam pembelajarannya pelatihan dan latihan lebih memfokuskan performance dan kreatifitas. Dalam setiap program pelatihan hasilnya tidak bisa langsung dirasakan dalam satu periode atau satu waktu yang diprogramkan. Setiap pelatihan, termasuk pelatihan kaligrafi membutuhkan proses dan persiapan yang matang dan terencana. Kebiasaan positif itu harus selalu diulang kembali jika meinginkan materi pelatihan itu terus melekat dalam diri individu.

B. Dasar Pendidikan Seni Kaligrafi Islam

Dasar yang dimaksud disini adalah landasan, atau alasan mengapa perlu adanya pendidikan dan latihan kaligrafi. Sehingga dengan landasan tersebut dirasakan perlunya mempelajari dan menekuni ilmu seni kaligrafi sebagai disiplin ilmu tersendiri, atau memiliki rujukan yang jelas. 20 Maydina, “Tuker Pikiran: Pilih Mana... Pendidikan atau Pelatihan”, artikel diakses pada 30 Oktober 2008 dari http:maydina.multiply.com Draft Only 20 Sebagaimana dasar pelaksanaan pendidikan Islam yang bersumber kepada dua sumber pokok, yaitu Al-Quran dan sunnah Rasul, maka dalam membicarakan dasar pelaksanaan diklat seni kaligrafi pun mengikuti sumber yang sama. Azyumardi Azra menambahkan dasar pendidikan Islam selain Al- Quran dan as-Sunnah, ‘uruf juga bisa dijadikan landasan hukum pendidikan Islam atau maslahah yang menjauhkan kemudharatan bagi kelangsungan hidup manusia. 21 Rasulullah SAW menerima wahyu yang pertama turun, yaitu surah Al- ‘Alaq: 1-5, Allah berfirman:                          “Bacalah Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah danTuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar menulis dengan kalam. Mengajar manusia apa yang belum diketahuinya.” QS. 96:1-5. Sirojuddin AR berpendapat bahwa dalam ayat tersebut mengandung perintah membaca iqra’ dan menulis, lebih jelas beliau berkata: ”Yang lebih mengagumkan bahwa ternyata membaca dan ‘menulis’ merupakan perintah pertama dalam wahyu tersebut. Dapat dipastikan bahwa kalam atau pena memiliki kaitan erat dengan seni penulisan kaligrafi. Jika kalam disebut-sebut sebagai alat penunjang pengetahuan maka ia adalah sarana sang Khaliq dalam rangka memberikan petunjuk kepada manusia. Ini merupakan suatu gambaran yang tegas, bahwa kaligrafi mendominasi posisi tertua dalam percaturan sejarah Islam itu sendiri. 22 Hamka dalam tafsirnya ‘al-Azhar’ mengatakan bahwa dalam lima ayat Surah al-‘Alaq itu terkandung kemuliaan Allah SWT. Allah mengajarkan manusia berbagai ilmu, membuka berbagai rahasia, menyerahkan berbagai kunci untuk membuka perbendaharaan Allah, dengan kalam atau pena. Di samping lidah untuk membaca, Allah pun menegaskan pula bahwa dengan 21 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, Jakarta: Kalimah, 2001, cet.ke-3, hal. 9 22 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,...,h.. 5-6. Draft Only 21 pena ilmu pengetahuan dapat ditulis. Pena itu material beku dan kaku, tidak hidup, namun apa saja yang dituliskan dengan pena itu memberikan dan membuka cakrawala pengetahuan bagi manusia. 23 Sehubungan dengan itu, perangkat-perangkat tulis yang lazim mendapat pernyataan tegas dalam proses seni kaligrafi adalah pena. Allah berfirman dalam al-Quran surah al-Qalam: 2 sebagai berikut:       “Nun. Demi pena dan apa saja yang mereka tulis dengan pena itu”. QS. 68 Ada ulama yang menafsirkan ‘Nun’ sebagai dawat tinta, berdasarkan hadis yang dikeluarkan oleh Abu Hatim dari Riwayat Abu Hurairah RA mengutip dari Sirojuddin, ia menyebutkan bahwa nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “ Allah telah menciptakan nun, yaitu dawat.” 24 Dalam riwayat lain, Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas RA mengutip dari Sirojuddin bahwa nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “setelah Allah menciptakan nun, yakni dawat dan telah menciptakan pula kalam. Lantas dia bertitah: “tulislah”, “Ya Robbi, apa yang hamba tulis?” Allah menjawab: “tulislah semua yang ada sampai hari kiamat.” 25 Lebih jelas lagi Allah berfirman sebagai penegasan istilah tinta ini dengan kata ‘midad’ dalam al-Quran surah al-Kahfi: 109 berikut ini:                    “Katakanlah Seandainya air lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula”. Kemudian dalam ayat lain, Allah berfirman tentang penyebutan pena qalam dan tinta, berikut sabda-Nya di surah Luqman: 27 sebagai berikut: 23 Sirojuddin,Tafsir Al-Qalam, Jakarta: Studio Lemka, 2002, cet. II, h. 33. 24 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,...,h. 247. 25 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,...,h. 247. Draft Only