Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Quran dengan indah. 3 Oleh karenanya banyak kita jumpai kaligrafi yang telah menghiasi dinding-dinding masjid, manuskrip-manuskrip atau tulisan-tulisan berbahasa Arab di berbagai media, tapi tidak sedikit terdapat kesalahan pada penulisan dan sangat susah membacanya. Jadi, pengembangan kaligrafi masih membutuhkan penanganan yang cukup serius dan profesional. Salah satu lembaga pendidikan yang berkecimpung dalam mengembangkan tradisi tulis-menulis kaligrafi al-Quran adalah Pesantren Kaligrafi al-Quran Lemka Sukabumi. Program utama pesantren ini disebut Pendidikan dan Latihan diklat Kemahiran Menulis Kaligrafi Al-Quran, atau disingkat dengan PLKKA. Pesantren ini diwujudkan dan diasuh oleh Bapak Drs. Didin Sirojuddin AR M.Ag. Menurut D. Sirojuddin AR, pengembangan tradisi menulis kaligrafi al-Quran di Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama dan penanganannya membutuhkan keseriusan dan manajemen yang rapi dan terkontrol. 4 Didaktik dan metodik pengajaran juga harus relevan untuk program diklat ini. Dalam teori didaktik umum, belajar tidak akan bisa dinikmati jika tidak ada upaya-upaya yang membangkitkan minat, yaitu membangkitkan rasa senang terhadap kaligrafi. Maka pendidikan dan pelatihan seni kaligrafi harus bernuansa rekreatif, dan metode pengajarannya harus mengandung faktor novelty. 5 Menurut pengalaman penulis dan beberapa teman lainnya, dengan latihan seperti ini secara kontinu akan muncul rasa bosan dan letih. 6 Oleh karenanya, porsi latihan seharusnya lebih utama juga. Sebab, untuk memperoleh kemampuan dan kualitas menulis ayat-ayat al-Quran dibutuhkan 3 Kaligrafi al-Quran telah diakui keberadaannya sebagai wujud mengembangkan tradisi tulis-menulis ayat-ayat al-Quran dengan tulisan yang bagus dan indah kaligrafi, dan pada akhirnya diakui sebagai kaligrafi Islam. Disarikan dari MoU antara ALESCO dengan IRCICA International Research Centre of Islamic Culture and Art sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur Umum ALESCO, Dr. Mongi Bousnina, “The International Symposium on Islamic Civilization in Shouthern Africa, Johannesburg, 1-3 September 2006”, ed., IRCICA Activities, Nesletter May-August 2006, No. 70, Istambul: IRCICA Publishing, 2006, h. 10. 4 Tim 7 Lemka, Pak Didin Sirojuddin Menabur Ombak Kaligrafi: Cuplikan Media, Jakarta: Studio Lemka, 2002, h. 17 5 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, cet. ke-3, h.186 6 Tim 7 Lemka, Pak Didin Sirojuddin Menabur Ombak Kaligrafi,...., h. 17. Draft Only waktu yang cukup lama, ketekunan, dan konsistensi peserta diklat. Ketekunan di sini tidak bisa diasah terus-menerus sebelum ada upaya-upaya yang intens, seperti membangkitkan minat peserta diklat. Permasalahan yang terjadi selama ini adalah minat sifatnya labil. Karena ia melibatkan perasaan, sedangkan latihan melibatkan psikomotorik peserta diklat. Bukan itu saja, kecermatan dan ketelitian seorang yang ingin menjadi khattat sangat dibutuhkan untuk menerima keterangan dan gambaran materi pelajaran kaligrafi. Tidak sedikit teman seminat di pesantren yang tidak melanjutkan latihan kaligrafi, walaupun masih mengaguminya. Berbagai alasan yang diungkapkan, seperti bosan, lelah, banyak kegiatan lain sehingga tidak punya waktu untuk belajar kaligrafi, atau mungkin juga ada kebutuhan-kebutuhan yang dianggap penting belum terpenuhi, kecewa karena tidak mengalami peningkatan kualitas tulisan, atau bahkan kalah dalam ajang kompetisi, dan berbagai alasan lainnya. 7 Bapak Didin Sirojuddin AR selalu memberikan wejangan atau nasihat yang menjadi motivasi sendiri bagi saya, dengan berkata: “seorang penulis ayat-ayat Tuhan atau tepatnya khattat al-Quran seharusnya mendapatkan keuntungan spiritual, walaupun dari sisi skill dan materi akan ia peroleh. 8 Keuntungan yang diperoleh berupa materi maksudnya kekayaan adalah kausalitas dari skill yang diperoleh dan telah dikuasai, sedangkan keuntungan spiritual dari tiap-tiap ayat-Nya merupakan kausalitas pendidikan dan latihan yang khattat tempuh dalam waktu yang diprogramkan” 9 Untuk itulah, harapan pesantren dari diadakannya diklat kaligrafi al- Quran agar santri mampu menjunjung tinggi keindahan tulisan al-Quran, baik menanamkan kecintaan santri untuk tetap mempelajari, berlatih, dan 7 Menurut pengalaman penulis ketika nyantri periode 2005-2006. Saya melihat beberapa senior, atau teman seangkatan, sepertinya minat untuk latihan makin menurun. Bahkan, pada periode ke depannya sebagian dari mereka masih tetap ingin dan belajar di pesantren, tetapi tetap juga tidak semangat. Inilah yang menjadi inspirasi pribadi penulis untuk melakukan penelitian. 8 Tim 7 Lemka, Pak Didin Sirojuddin Menabur Ombak Kaligrafi: Cuplikan Media, ..., h. 19. 9 Ucapan ini sering sekali terngiang dalam ingatan penulis, dan selalu disampaikan dalam tiap pembukaan dan penutupan diklat perangkatan. Kebetulan, terekam lewat tulisan media, lihat Tim 7 Lemka, Pak Didin Sirojuddin Menabur Ombak Kaligrafi: Cuplikan Media, ..., h. 43. Draft Only mengajarkan al-Quran kepada setiap generasi muda atau umat muslim di tanah air. Kecintaan ini tidak akan bisa lahir sebelum santri tetap konsisten menggeluti segala aktifitas yang berhubungan dengan dunia perkaligrafian, baik senantiasa latihan memperindah tulisan kaligrafi al-Quran murni serta mengajarkannya. Mengingat materi yang disajikan terlalu banyak, sedangkan waktu program sangat singkat. Oleh karenanya, upaya peningkatan minat santri yang telah ada dalam proses pelatihan kaligrafi sangat penting dirasakan. Untuk itulah Rasulullah bersabda mengutip dari Sirojuddin yang artinya: “muliakan ajarkan anak-anakmu dengan menulis, maka sesungguhnya menulis itu termasuk perkara yang penting dan sebesar- besarnya kebahagiaan”. 10 Disamping itu, dalam perspektif agama Islam menulis kaligrafi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk memperjuangkan agama Allah dari sisi keindahan tulisan. Sehubungan dengan itu Rasulullah selalu memotivasi kepada segenap umat muslim agar minat menulis al-Quran tetap lestari sepanjang masa, Rasullah bersabda mengutip dari Sirojuddin dengan riwayat al-Dailami yang artinya: “barang siapa yang menulis ‘Bismillâh al-Rahmân al-Rahîmi’ dengan tulisan indah kaligrafi maka ia berhak masuk surga”. 11 Adapun minat yang dimaksud disini adalah kecenderungan dalam diri santri untuk tertarik menulis ayat-ayat al-Quran sebagai proses latihan yang kompeten. Sedangkan pengertian latihan dari pelaksanaan diklat ini adalah proses mental dan fisik yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku belajar latihan yang progresif dan adaptif. Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat menulis ayat-ayat al-Quran disini, adalah suatu kemampuan umum yang harus 10 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,..., h. 250 11 Dikutip dari Tim 7 Lemka, Pak Didin Menabur Ombak Kaligrafi, ....., h. 52 Draft Only dimiliki satri untuk mencapai tujuan latihan optimal yang dapat ditunjukkan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Dalam teori didaktik umum, minat adalah salah satu prinsip utama dalam pendidikan, termasuk diklat ini. Prinsip ini menjadi kajian penting dalam kajian ilmu psikologi terapan, yaitu psikologi pendidikan, tentang bagaimana caranya meningkatkan minat, dan mempertahankannya pasca diklat. Dalam teori pendididikan, belajar adalah usaha untuk memperoleh pengetahuan atau keterampilan baru, atau mengembangkan keterampilan baru untuk menampilkan tingkah laku yang baru pula, dan atau lebih baik dari sebelumnya. 12 Teori psikologi pendidikan membicarakan bagaimana caranya mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip atau teori-teori, atau beberapa teknik yang berkaitan dengan proses belajar-mengajar yang mampu membimbing perkembangan kecakapan ke sasaran yang tepat tujuan. Tentu saja sesuai dengan karakter pendidikan dan materi pelajarannya. Minat, adalah salah satu prinsip didaktik umum pelatihan. Tanpa adanya minat seseorang tidak akan latihan, dan tanpa latihan tidak akan mampu menulis ayat-ayat al-Quran dengan indah dan konsisten. Atau bahkan minat yang sudah ada, menjadi stabil dan terkadang labil. Tergantung faktor X yang mempengaruhinya. Bagaimanakah cara membangkitkan minat yang sudah ada? Dan bagaimanakah meningkatkan minat santri agar memiliki kemampuan menulis ayat-ayat al-Quran? Karena pendidikan dan latihan kaligrafi Pesantren Lemka membutuhkan minat santri yang mendalam, dan minat tidak akan meningkat tanpa memodifikasi tingkah laku latihan santri, dan dengan upaya peningkatan minat ini diharapkan santri memiliki kecakapankemampuan skillcapability menulis ayat-ayat al-Quran dengan baik dan indah sesuai dengan kaidah penulisan yang baku, maka penulis bermaksud menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan dan Latihan Lembaga Kaligrafi al-Quran 12 James E.Mazur, Learning,... Draft Only Lemka Terhadap Kemampuan Menulis Ayat-ayat al-Quran: Studi Kasus di Pesantren Lemka Sukabumi”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi permasalahan yang telah dijelaskan diatas secara garis besar penulis rincikan sebagai berikut: 1. Banyak santri yang tulisan kaligrafinya belum mencapai predikat bagus indah. 2. Pendidikan dan latihan kaligrafi Pesantren Lemka membutuhkan strategi peningkatan minat menulis santri. 3. Minat sifatnya labil, jadi perlu memodifikasi tingkah laku belajar santri. 4. Dengan upaya peningkatan minat ini diharapkan santri memiliki kecakapankemampuan skillcapability menulis ayat-ayat al-Quran dengan baik dan indah sesuai dengan kaidah penulisan yang baku

C. Batasan Masalah

Mengingat terlalu luasnya permasalahan yang akan dibahas berkaitan dengan judul skripsi diatas, maka penulis membatasi pada program pelatihan kaligrafi al-Quran, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh diklat pesantren kaligrafi al-Quran Lemka dalam meningkatkan kemampuan menulis kaligrafi ayat-ayat al-Quran. 2. Bagaimana membentuk sikap belajar yang positif behavioral modification dalam program diklat pesantren Lemka.

D. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan proses penelitian lebih lanjut, penulis berusaha menentukan rumusan masalah diatas, diantaranya adalah: 1. Apakah ada pengaruh signifikan diklat kaligrafi al-Quran Lemka terhadap peningkatan kemampuan santri dalam menulis kaligrafi ayat-ayat al- Quran? Draft Only 2. Apakah program diklat dalam meningkatkan minat menulis ayat-ayat al- Quran mampu membentuk sikap belajar yang positif behavioral modification?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Mengukur efektifitas strategi program pelatihan terhadap peningkatan minat santri. b. Mengukur sikap reflektif yang dimiliki santri agar melakukan latihan mandiri dalam program pelatihan yang singkat. c. Membuktikan apakah program diklat ini mampu mengadakan usaha preservatif dan preventif al-Quran dari sisi budaya kaligrafi. d. Meyakinkan penulis bahwa program pelatihan atau pengembangan kaligrafi al-Quran harus ditangani secara profesional di tiap lembaga pendidikan Islam.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberi kontribusi pemikiran faktor-faktor sentral apa saja dalam mengembangkan diklat kaligrafi al-Quran. b. Memberi kontribusi pemikiran bagi setiap santri baru, lama, atau pun santri yang akan datang, bagaimana meningkatkan minat yang sudah ada agar lebih tekun latihan. c. Memberi pemahaman kepada semua umat Islam, khususnya santri bahwa dengan mempelajari kaligrafi mampu membentuk insan yang kreatif dengan menjunjung tinggi al-Quran sebagai falsafah hidupnya. d. Memberikan sumbangan pemikiran bahwa pentingnya kaligrafi sebagai salah satu materi pendidikan agama Islam yang membutuhkan penanganan serius dan profesional di setiap lembaga pendidikan Islam. e. Memotivasi masyarakat untuk mengadakan program serupa di beberapa daerah di tanah air. Draft Only f. Sebagai bahan kelengkapan wawasan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi peneliti. g. Sebagai salah satu syarat kelulusan Strata 1 Pendidikan Agama Islam

F. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian oleh saudari Nunung Mufarrihah, mahasiswi FITK UIN syarif Hidayatullah Jurusan Kependidikan Islam tahun 2004 membuktikan bahwa program diklat kaligrafi pesantren kaligrafi al-Quran Lemka telah menjadikan santrinya berprestasi dalam beberapa even kompetisi menulis kaligrafi al-Quran. Ia menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara minat santri terhadap prestasi sebagai indikator kesuksesan dalam ajang kompetisi. 13 Tetapi tidak satu pun mengungkapkan bagaimana meningkatkan kemampuan santri dalam proses pelatihan ini secara signifikan, walaupun semua santri ingin memiliki prestasi dalam kancah kompetisi. Tujuan program diklat ini sebenarnya ingin memupuk minat atau kecintaan mendalam untuk memperindah tulisan al-Quran, bukan semata-mata agar sukses dalam dunia kompetisi. Sebab, prestasi yang diperoleh dalam kompetisi merupakan salah satu indikator kesuksesan sebagian kecil santri, walaupun semua santri ingin berprestasi.

G. Pendekatan Dalam Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini memakai pendekatan analisa deskriptif empiristik, yaitu menganalisa pola peningkatan minat yang diterapkan pesantren kepada santri dan menghubungkannya dengan kajian teori psikologi pendidikan dan psikologi belajar sebagai tolok ukurnya. Dalam menjelaskan konsep antara diklat kaligrafi dan minat, terlalu banyak istilah-istilah atau kata-kata asing yang dikonversi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, khususnya istilah atau kata-kata asing dalam konsep minat. Untuk itu, penulis perlu menjelaskan term tersebut secara bahasa 13 Nunung Mufarrihah, “Hubungan Antara Minat dengan Prestasi: Studi Kasus di Pesantren Kaligrafi Al-Quran Lemka Sukabumi,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2004, h. 83 Draft Only