itu kemudian seringkali masih harus diubah menjadi definisi yang
operasional, yang menggambarkan bagaimana mengukur suatu gejala. Langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan pernyataan-
pernyataan yang sesuai dengan definisi itu.
16
Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumenalat pengukur ialah dengan mengkorelasikan skornilai yang
diperoleh pada masing-masing pertanyaanpernyataan dari semua responden dengan skornilai total semua pertanyaanpernyataan dari semua responden.
Korelasi antara skornilai setiap pertanyaanpernyataan dan skornilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan
menggunakan teknik korelasi product moment.
17
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan
kemantapankonsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan
mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama juga.
18
Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuhan untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat
pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh.
Tetapi untuk pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi, kesadaran beragama, pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit
dicapai. Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka dalam
pengukuran fenomena
sosial selalu
diperhitungkan unsur
kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini cukup besar.
Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan pengukuran,
16
Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 168.
17
Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 169.
18
Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 178-179.
Draft Only
semakin reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu: a. teknik ulangan, b. teknik bentuk pararel dan c. teknik belah dua. Dalam tulisan ini
akan dijelaskan satu teknik saja yaitu teknik belah dua. Teknik belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat
ukur dengan membagi alat ukur menjadi dua kelompok. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Peneliti telah mengajukan instrumen kepada 14 responden, kemudian telah menghitung validitas itemnya. Item yang valid dikumpulkan
menjadi satu, item yang tidak valid dibuang. Uji coba pertama hanya menyisakan angket yang valid dalam jumlah yang sangat sedikit
sekali. Kemudian menyusun item instrumen yang lebih spesifik lagi, agar jumlah itemnya bisa lebih banyak. Kemudian mengujicoba angket
kedua kepada 14 responden yang sama, ternyata menyisakan 10 item angket, dan 15 skala sikap. Kemudian, peneliti berusaha mencoba
menyusun kembali sehingga angket yang akan diujicoba untuk tahap ketiga sebanyak 42 intem, sementara skala sikap berjumlah 39. Setelah
menghitung validitasnya, ternyata 19 item angket telah terkumpul, dan 25 item skala bertingkat yang terkumpul. Jumlah item kuesioener ini
telah memadai, lalu masuk pada tahap menguji realibitas instrumen tersebut.
b. Untuk menguji realibilitas, peneliti telah membagi item yang valid tersebut menjadi beberapa belahan. Dalam menguji instrumen yang
reabil, instrumen angket dan skala sikap dibelah menjadi beberapa
bagian, langkah-langkahnya sebagai berikut. Pertama, Membagi item
angket sesuai dengan sub dimensinya yang menjadi 4 faktor, dan skala bertingkat 6 faktor. Ternyata subdimensi—atau faktor inheren angket
sendiri—hanya 3 sub dimensi yang valid, sedangkan skala bertingkat 5
Draft Only
faktor yang valid. Kedua, skor total dari beberapa faktor tesebut
dikorelasikan.
19
Untuk menghitung
validitas dan
relibilitas diatas,
penulis menggunakan program aplikasi SPSS, sebab penghitungan lebih akurat
dan cepat. Adapun penghitungan per item angket dan skala sikap memakai teknik manual baik menggunakan kalkulator atau tulis tangan tingkat
kesalahan sering kali terjadi. Rumus-rumus
teknik pegolahan
dan analisis
data diatas
berdasarkan rumus sebagai berikut. 1 Untuk uji validitas alat, dengan digunakan rumus korelasi Product
Moment Pearson menggunakan rumus
Atau menggunakan rumus yang lebih singkat sebagai berikut:
2 untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman- Brown sebagai berikut:
19
Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 178-179.
2 2
Y X
xy r
XY
Ket: x
: X- X y
: Y – Y X
: skor rata-rata dari X Y
: skor rata-rata dari Y
Draft Only
3 Untuk uji hipotesis dapat diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment, yaitu korelasi kausalitas atau
pengaruh antara variabel X dengan Y. Rumusnya adalah sebagai berikut:
20
4 Untuk uji data deskriptif, yaitu observasi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
Ket:
X
2 o =
Kai kuadrat deskriptif
f
o =
frekwensi objek yang diamati
f
t =
frekwensi objek yang diharapkan.
21
20
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1987, h. 191
21
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,..., h. 287.
2 21
1 2
21 1
11
1 2
r xr
r
Ket: r
11 :
reliabilitas instrumen r
1212
: r
xy
yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen
X
2 o
=
f
o
- f
t 2
f
t
Draft Only
G. Analisis variabel X, dimensi, sub dimensi, indikator, dan item instrumen
Berikut ini adalah tabel analisis variabel X, dimensi, sub dimensi, indikator, dan item instrumen. Hal ini penulis lakukan agar memudahkan dalam mengidentifikasi dan menentukan instrumen, dan juga memudahkan dalam menganalisis.
Tabel 1. Tabel analisis variabel X
No Fakt
or Dimensi
Sub dimensi Indikator
Ket
It em
an gk
et k
e i
It em
ob se
rvas i
k egi
at an
p el
at ih
an k
e i
It em
ob se
rvas i
p en
er ap
an
m et
od e
b el
aj a
r
k e
i
I
U st
ad
1. Metode
Pelatihan a.
Demonstrasi Mengenalkan,
memperlihatka n,
menunjukkan, memperagakan
, menirukan Penanaman materi kepada santri dengan
memperlihatkan objek dan memperagakan teknik yang mampu menstimulus perhatian
interestattention ketika kegiatan berlangsung. 1, 2, 3,
19 5, 6,
13,
b. SAS Menguraikan,
menganalisa, merekonstruksi
Penanaman materi kepada santri dengan menguraikan, menganalisa, dan merekonstriksi
huruf tunggal, huruf sambung, dengan 4, 5
8, 9, 10, 11,
12,
Draft Only
kan standarisasi rumusan kaidah, lay out, susunan,
penggunaan garis, larangan goresan, gubahan huruf.
c. Tanya Jawab
Melakukan tanya jawab
Penanaman materi kepada santri sebagai umpan balik setelah metode demonstrasi dan
SAS untuk mengatasi kelemahan atau apa saja yang dibutuhkan santri
7,
d. Ceramah Menjelaskan
Penanaman materi kepada santri dengan bahasa pengantar yang dapat dipahami santri.
6 1, 2, 3,
4, 14, 15
2. Motivasi
: Internalis
asi Kepribad
ian Ustad a.
Transformasi nilai
Memahamkan nilai kegunaan
Penanaman nilai worthwhileness secara emosional akan baik atau buruknya sesuatu
7, 8 16, 17,
18,
b. transaksi nilai
Mengarahkan, menanamkan
kegunaan Penanaman nilai yang disertakan feedback
sebagai konsekwensi logis untuk mengklasifikasikan sikap atau tindakan sesuai
dengan tujuan diklat 9,
10,11, 16
19, 20,
c. Menyusupkan
Penanaman nilai secara emosi dengan 12, 13,
21, 22,
Draft Only
transinternali sasi nilai
nilai, membentuk
kepribadian menjadikannya sebagai falsafah atau
pandangan hidup. 14,
23, 24
P es
an tr
en
Penerapa n Metode
Belajar a. Drill
Melatih berulang-
ulang, memperkaya
dan memperdalam
kemampuan. Penanaman materi dengan menciptakan
manifestasi perilaku belajar adapting, dan keterampilan.
1, 2, 3, 11, 16,
19,
III b. Pemberian
tugas Membuat
karya jadi sesuai dengan
komposisi proporsional
dan lay out pada
tempatnya Penerapan gaya belajar dengan menerapkan
ego enhachement santri sebagai feedback setelah pemberian tugas oleh pesantren
15, 20, 21,
23, 24, 25,
Draft Only
c. Karya wisata
Mengunjungi situs seni
budaya Islam, pameran, atau
tempat wisata sambil
berkreasi Penanaman materi di luar lingkungan pesantren
untuk menambah wawasan dan memberikan efek rileks setelah jenuh mengikuti setangkaian
kegiatan diklat. 17, 18,
26, 27
Jumlah item instrumen 19
24 13
H. Analisis variabel Y, dimensi, sub dimensi, indikator, dan item instrumen
No Ko
mpo nen
Dimensi Sub dimensi
Indikator Ket
It em
sk al
a
b er
ti n
gk at
k e
i
It em
ob se
rvas i
k egi
at an
san tr
i
se b
agai re
ak si
re fl
ek ti
f an
ta ra
d ik
lat d
a n
si k
a p
Draft Only
I
K ogn
is i
d a
n K
on a
si
Acceptan ce
Rejection a. kesadaran
Konsentrasi, memikirkan,
berimajinasi Kesadaran atas objek yang terjadi dalam situasi
fenomena-fenomena yang terjadi di faktor- faktor independen X
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7 11, 12, 13, 14, 15
b. kemauan Menyadari,
menerapkan, meniru,
terkesan, melakukan
berulang-ulang Kemauan atas kesadaran untuk menerima
dengan menggambarkan tingkah laku santri menerima stimulus dari fenomena faktor-faktor
independen X 8, 9,
10, 11, 12
1, 2, 3, 16, 17, 18
II
K ogn
is i
Making a decition
a. memutuskan
Berkomitmen Menetapkan suatu keputusan teguh sebagai
raksi reflektif atas fenomena faktor-faktor independen
13, 14, 15
b. menyetujui Menaati tanpa
ada paksaan Persetujuan untuk menanggapi aturan-aturan
fenomena faktor-faktor independen X yang dimanifestasikan dengan ketaatan atau kerelaan
individu tanpa paksaan
III
E m
Valuing a. menerima
Merasa Penerimaan nilai secara emosional atas
16, 17,
Draft Only
nilai senang, merasa
yakin, merasa puas,
merindukan stimulus faktor-faktor independen X sebagai
kepercayaan atas menulis ayat al-Quran. 18
b. Organisasi nilai
Bersikap, menghayati,
mengutamakan Menyikapi dan bertindak sebagai respon atas
fenomena faktor-faktor independen X untuk mengklasifikasikan gambaran pembentukan
suatu nilai 19, 20,
21 9, 10,
c. pencirian Memegang
teguh Pencirian atas nilai yang diperoleh dari
stimulus faktor-faktor independen X dengan menjadikannya sebagai falsafah atau
pandangan hidup. 22, 23,
24, 25 4, 5, 6, 7
Jumlah item 25
18
Draft Only
BAB IV ANALISIS DATA
A. Penyajian Data
Model penyajian data kedua variabel adalah tabulasi data yang bersifat data ordinal, yaitu data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak
dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukkan peringkat dan tingkatan tertentu. Tipe data ini tidakmemperhatikan jarak data, jadi
jarak data bisa berbeda-beda. Dalam penelitian ini, setiap butir jawaban dari item pertanyaan variabel X
menggunakan skoring 3 tingkatan data, yaitu nilai A diberi skor 1, B skor 2, C skor 3. Begitu juga skala bertingkat, untuk kategori vafourable diberi skor setiap
gradasi dimulai dari 4, 3, 2, 1, untuk sikap sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Begitu juga sebaliknya, untuk kategori unvafourable diberi
skor gradasi dimulai dari 1, 2, 3, 4, untuk sikap sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Berikut ini perolehan data angket yang disajikan dalam bentuk tabulasi, yang terdiri dari 40 jawaban responden atas 19 item pertanyaan.
Tabel 3. Tabulasi Angket
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
∑X 1
2 3
2 2
1 2
2 3
2 3
3 3
3 2
2 3
3 3
3 47
2 3
1 3
1 2
1 1
2 2
3 3
2 3
3 3
3 3
3 1
43 3
3 2
3 2
1 3
3 2
1 2
3 2
3 3
3 2
3 1
1
43 4
1 3
3 2
2 2
3 3
1 3
3 3
2 2
3 3
3 3
3 48
Draft Only
5 2
1 3
1 2
2 2
3 3
2 2
2 2
2 3
3 3
3 1
42 6
3 3
3 2
2 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 54
7 2
2 3
1 1
2 3
3 1
2 3
3 2
2 2
3 3
3 1
42 8
1 2
3 1
1 2
1 3
3 1
2 3
2 1
2 3
3 3
1 38
9 3
3 3
2 1
3 3
2 2
3 3
2 2
3 3
3 3
3 1
48 10
3 3
3 2
3 3
2 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
1 52
11 2
2 3
1 1
2 3
3 1
2 3
3 2
2 2
3 3
3 1
42 12
3 3
2 2
3 2
2 2
2 3
3 3
1 3
3 2
3 3
3 48
13 3
3 3
2 1
3 3
3 2
1 2
3 2
3 3
2 3
3 2
47 14
3 2
3 1
2 3
2 2
2 1
3 3
3 3
3 3
3 3
1 46
15 3
3 3
2 2
3 3
2 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 1
51 16
1 3
3 3
2 3
2 3
1 1
2 2
3 3
3 3
3 3
1 45
17 3
3 2
2 3
3 3
3 2
2 2
3 3
3 3
3 3
3 1
50 18
3 2
1 2
2 1
1 1
3 1
2 1
2 1
2 2
1 1
3 32
19 3
3 3
2 2
3 3
2 2
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
52 20
3 3
3 2
2 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
2 53
21
3 2
2 2
1 2
3 3
2 2
3 3
3 3
2 3
3 2
1
45 22
1 3
3 3
1 2
2 1
3 2
2 2
3 3
2 2
3 2
1 41
23 1
2 2
2 2
3 2
2 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 1
46 24
3 3
3 2
2 2
2 2
2 2
3 2
3 3
3 3
3 3
3 49
25 3
1 3
2 1
2 2
2 2
3 3
2 3
3 3
3 3
2 1
44 26
2 3
3 2
2 3
3 2
1 3
2 2
2 3
3 3
3 3
1 46
27 3
3 2
2 3
3 3
3 2
2 3
3 3
3 2
2 2
2 1
47 28
3 3
3 3
3 2
2 2
2 3
3 2
3 2
3 3
3 3
2 50
29 1
2 3
1 1
3 3
3 1
3 3
3 2
2 2
3 3
3 1
43 30
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 2
2 3
3 3
3 1
2 51
31 3
2 3
1 1
2 3
3 2
3 3
3 3
2 3
3 3
3 1
47 32
2 3
3 3
3 3
3 1
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 53
33
3 3
3 2
1 1
2 3
1 3
3 3
1 1
3 3
3 3
3
45 34
2 3
3 2
1 2
3 3
2 3
3 3
1 3
3 3
3 3
1 47
35 1
3 3
1 1
2 2
1 2
1 3
2 3
3 3
3 3
3 3
43 36
3 2
3 2
1 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
1 50
37 4
3 3
2 2
1 1
3 1
2 3
2 3
3 3
3 3
3 1
46 38
2 3
3 2
3 2
2 3
2 3
3 3
3 3
2 3
3 3
1 49
39 3
3 3
2 2
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 2
53 40
2 3
3 2
2 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 53
Draft Only
Berikut ini perolehan data skala bertingkat variabel Y yang disajikan dalam bentuk tabulasi, yang terdiri dari 40 jawaban responden atas 25 item
pertanyaan.
Tabel 4. Tabulasi Skala Sikap
N 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
∑Y 1
3 4
3 4
3 3
3 3
3 4
3 3
4 4
3 3
3 4
3 4
4 4
3 4
3 85
2 3
4 4
4 4
2 2
4 4
3 3
4 4
3 3
2 3
4 3
4 3
4 4
4 4
86 3
3 4
3 4
3 4
3 4
3 3
3 4
3 3
4 2
3 4
3 4
4 3
3 3
3 83
4 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
73 5
3 4
2 3
3 3
2 3
3 3
4 4
3 3
3 2
1 3
2 3
3 3
3 4
4 74
6 4
4 3
4 4
4 3
4 3
4 3
3 4
3 3
3 4
4 3
4 3
4 3
3 4
88 7
2 4
3 4
2 2
3 3
3 3
4 3
4 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 75
8 3
4 1
4 3
2 3
3 2
3 3
3 4
2 1
1 1
4 3
2 4
4 2
3 3
68 9
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
3 4
4 4
3 4
4 4
3 4
4 95
10 2
4 3
3 2
4 4
4 3
3 4
3 2
3 3
3 3
4 2
4 3
4 3
4 2
79 11
2 4
3 4
2 2
3 3
3 3
4 3
4 3
3 2
2 3
3 3
3 3
3 3
3 74
12 3
1 1
4 4
4 4
4 3
1 3
3 3
4 3
4 2
4 1
2 4
4 3
3 1
73 13
2 4
2 4
3 3
3 4
2 1
3 3
4 3
3 3
3 4
4 2
3 4
3 4
3 77
14 1
4 3
3 4
3 3
4 3
3 3
3 4
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 4
77 15
3 3
2 3
3 3
2 4
3 3
3 3
4 3
3 2
1 4
3 3
3 3
4 3
3 74
16 2
4 3
4 3
2 3
4 4
3 4
4 4
4 4
4 4
2 4
3 4
4 4
4 4
89 17
2 3
2 4
3 2
3 4
3 2
4 4
4 4
4 4
2 1
3 2
3 4
4 4
1 76
18 3
4 3
3 3
2 2
3 3
3 2
3 3
3 3
1 3
1 4
3 4
4 3
3 4
73 19
2 4
3 4
4 3
3 4
3 1
3 3
4 4
3 2
3 4
2 3
3 4
3 4
3 79
20 3
4 3
4 3
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
4 4
4 4
4 4
96 21
3 3
2 4
3 3
3 3
3 3
3 3
4 3
3 3
2 3
3 3
3 4
3 4
3 77
22 2
1 3
1 1
1 3
1 3
2 3
2 1
1 3
4 4
4 4
4 1
1 4
1 4
59 23
3 3
3 4
3 3
3 3
3 3
3 3
4 3
3 2
3 4
3 3
3 3
3 3
4 78
24 4
4 4
4 4
3 3
3 3
2 3
3 4
3 3
3 3
1 3
2 3
3 3
4 1
76 25
1 4
1 4
4 4
3 3
3 2
4 4
4 4
4 2
3 1
3 3
4 4
3 4
1 77
26 2
4 3
4 3
3 4
3 3
1 3
3 4
3 2
3 3
4 4
3 3
2 2
2 4
75 27
4 4
3 3
3 3
1 4
4 4
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 92
28 3
3 1
3 3
2 3
3 3
2 3
3 3
3 3
2 3
1 2
2 3
3 3
3 1
64 29
2 4
2 4
2 2
3 3
3 2
4 3
4 4
2 3
2 3
3 3
4 4
4 4
4 78
30 1
4 2
4 4
3 3
4 3
3 4
3 4
4 4
3 4
3 3
2 2
3 3
4 4
81 31
1 4
1 4
3 4
3 4
3 3
3 4
4 4
3 1
3 4
3 3
4 3
4 4
1 78
32 2
4 4
4 4
4 3
4 3
4 3
4 4
3 3
3 3
4 3
4 3
3 3
3 4
86
Draft Only
33 2
4 1
4 4
1 3
4 3
2 4
3 4
4 4
2 1
1 3
1 4
4 4
4 1
72 34
3 3
4 3
4 3
4 3
3 2
4 3
4 3
3 2
3 4
3 1
4 4
4 4
4 82
35 2
4 3
4 3
4 4
4 4
1 4
4 4
3 1
4 4
3 4
4 4
4 4
4 4
88 36
4 4
3 3
3 2
2 3
3 3
3 4
4 3
1 1
4 3
4 3
4 3
4 4
4 79
37 2
4 2
3 3
4 3
2 2
3 4
2 4
4 4
2 1
4 4
3 4
4 4
3 4
79 38
1 4
3 2
4 3
3 3
3 4
3 4
4 3
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
3 87
39 3
4 3
4 3
4 4
4 4
3 3
4 4
4 4
4 4
4 3
3 4
4 4
4 4
93 40
4 4
4 4
4 4
3 4
3 4
3 3
4 3
4 3
4 4
3 4
4 4
4 3
4 92
B. Analisa dan Interpretasi Data
Setelah penulis mengolah data dan mengklasifikasikannya dalam bentuk tabulasi, langkah penting selanjutnya adalah menganalisa data memakai rumus
analisa product moment dengan mencari angka indeks korelasi “r” product moment yang berdasarkan pada skor aslinya atau angka kasarnya.
Dalam statistik, penggunaan analisa ini disebut dengan analisa korelasi sederhana bivariate correlation yang digunakan untuk
mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.
Nilai korelasi r berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0
berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah X naik maka Y naik, dan nilai negatif menunjukkan hubungan
terbalik X naik maka Y turun. Menurut Sugiyono mengutip dari Dwi Priyatno, pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00
- 0,199 = sangat rendah
0,20 -
0,399 = rendah 0,40
- 0,599 = sedang
0,60 -
0,799 = kuat 0,80
- 1,000 = sangat kuat
Koefisien korelasi Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Draft Only
Tabel 5. Perhitungan untuk memperoleh Indeks korelasi antara X dan Y
N X
Y ∑x
2
∑y
2
XY
1 47
85 2209
7225 3995
2 43
86 1849
7396 3698
3 43
83 1849
6889 3569
4 48
73 2304
5329 3504
5 42
74 1764
5476 3108
6 54
88 2916
7744 4752
7 42
75 1764
5625 3150
8 38
68 1444
4624 2584
9 48
95 2304
9025 4560
10 52
79 2704
6241 4108
11 42
74 1764
5476 3108
12 48
73 2304
5329 3504
13 47
77 2209
5929 3619
14 46
77 2116
5929 3542
15 51
74 2601
5476 3774
16 45
89 2025
7921 4005
17 50
76 2500
5776 3800
18 32
73 1024
5329 2336
19 52
79 2704
6241 4108
20 53
96 2809
9216 5088
21 45
77 2025
5929 3465
22 41
59 1681
3481 2419
23 46
78 2116
6084 3588
24 49
76 2401
5776 3724
25 44
77 1936
5929 3388
26 46
75 2116
5625 3450
27 47
92 2209
8464 4324
28 50
64 2500
4096 3200
29 43
78 1849
6084 3354
30 51
81 2601
6561 4131
31 47
78 2209
6084 3666
32 53
86 2809
7396 4558
33 45
72 2025
5184 3240
34 47
82 2209
6724 3854
35 43
88 1849
7744 3784
Draft Only
36 50
79 2500
6241 3950
37 46
79 2116
6241 3634
38 49
87 2401
7569 4263
39 53
93 2809
8649 4929
40 53
92 2809
8464 4876
∑ 1871
3187 3500641
10156969 88333
256521 149709
Setelah diketahui ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑X
2
, ∑Y
2
, ∑X
2
, dan ∑Y
2
, langkah selanjutnya adalah mencari nilai r
xy
dengan menggunakan rumus Pearson diatas, sebagai berikut.
r
xy =
40. 149710 – 1871 3187 √{40. 88333 – 3500641} {40. 256515 – 10156969}
5988360 – 5962877 √3533320 – 3500641 10260840 – 10156969
25483 √32679 103871
25483 √3394400409
25483 58261,48307
= 0,43739017,
atau dibulatkan tiga desimal dibelakang koma menjadi 0,437
Jika dilihat dari r tabel, pada uji 1 sisi taraf signifikansi 5 dengan menentukan df = N–nr. Oleh karena itu, N 40-2 = 38. Telah diperoleh nilai
sebesar 0,271, dan 2 sisi sebesar 0,320. Untuk memberikan interpretasi apakah ada pengaruh diklat kaligrafi al-Quran terhadap minat menulis santri, peneliti
membandingkan nilai antara r hitung dengan r tabel, yaitu: a. r hit r tab 1 sisi atau r hit r tab 2 sisi.
b. Atau dinyatakan dengan angka, 0,437 lebih besar dari 0,271 atau 0,320.
Draft Only
c. Atau disimpulkan, bahwa ada pengaruh diklat yang signifikan terhadap minat menulis santri, karena r hit lebih besar dari r tab.
Untuk memastikan kebenaran perhitungan peneliti secara manual, disini peneliti menggunakan program aplikasi komputer SPSS, ternyata didapati
kesamaan perhitungan sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil perhitungan r melalui program SPSS
Correlations
X Y
X Pearson Correlation
1
.437
Sig. 2-tailed .005
Sum of Squares and Cross- products
816.975 637.075
Covariance 20.948
16.335 N
40 40
Y Pearson Correlation
.437 1
Sig. 2-tailed .005
Sum of Squares and Cross- products
637.075 2596.775
Covariance 16.335
66.584 N
40 40
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Dari hasil analisis korelasi sederhana r diatas telah diperoleh korelasi antara diklat kaligrafi al-Quran dan pengaruhnya terhadap peningkatan minat
santri untuk menulis ayat-ayat al-Quran adalah 0,437. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang atau tidak terlalu kuat pengaruh diklat yang
diselenggarakan terhadap meningkatnya minat santri. Sedangkan arah hubungan adalah positif, karena nilai r positif pada level sedang diantara 0,40 - 0,599.
Untuk lebih meyakinkan lagi, penulis ingin menguji signifikansi koefisien korelasi sederhana uji t, apakah korelasi diatas—yang digunakan—berlaku bagi
Draft Only
populasi atau dapat digeneralisasikan. Berikut ini adalah langkah-langkah pengujiannya
1. Menentukan hipotesis Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan diklat kaligrafi al-Quran Lemka
terhadap minat menulis ayat-ayat al-Quran. Ha: ada pengaruh yang signifikan diklat kaligrafi al-Quran Lemka terhadap
minat menulis ayat-ayat al-Quran. 2. Menentukan tingkat signifikasi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5 uji dilakukan dua sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubunga yang signifikan , jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar.
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti penulis mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar
sebanyak-banyaknya 5 signifikansi 5 atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dala penelitian.
3. Menentukan t hitung Rumus mencari t hitung adalah:
t hit =
ket: r = koefisien korelasi sederhana Pearson
n = jumlah data atau kasus jadi, t hitung dapat dicari sebagai berikut:
t hit = 0,437 √ 40 – 2
√1 – 0,192
0,437 √ 38
√ 1 - 0,190969 r
√n - 2 √ 1 – r
2
Draft Only
0,437 6,164 √ 0,809031
2,693668 0,899
2,994756288
4. Menentukan tabel Tabel distribusi t, dicari pada a = 5 : 2 = 2,5 uji dua sisi dengan
derajat kebebasan df n-2 atau 40 – 2 = 38. Dengan pengujian dua sisi signifikansi = 0,025 hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,024394 lihat
pada lampiran. 5. Kriteria pengujian
Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak jika -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel 6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung t tabel 2,994 2,024, maka Ho ditolak. 7. Gambar
8. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung t tabel 2,994 2,024 maka Ho ditolak,
artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan diklat penyelenggaraan diklat kaligrafi al-Quran Lemka terhadap peningkatan minat menulis santri, dan
dapat digeneralisasikan. Karena t hitung nilainya positif, maka berarti diklat
Draft Only
berpengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatnya minat santri
dalam menulis ayat-ayat al-Quran. Jadi, dalam kasus ini dapat penulis simpulkan bahwa diklat berpengaruh positif terhadap minat menulis ayat-ayat
al-Quran pada santri Pesantren Kaligrafi al-Quran Lemka Sukabumi.
C. Analisis Dan Interpretasi Data Observasi
Berkut ini adalah uraian penggunaan Tes Kai Kuadrat, unutk mengetes perbedaan frekwensi yang variabelnya tunggal, yaitu menguji
variabel X. Dalam bab III metode penenlitian, penulis telah menjelaskan ketika melakukan uji validitas, sering sekali ditemukan hambatan dalam
menyusun instrumen angket. Seringkali pada butir item tertentu jawaban semua responden sama, walaupun ada sebagian praktisi penelitian sepakat
bahwa hal itu tidak jadi masalah. Tetapi, peneliti tetap berpihak kepada Suharsimi, bahwa kesamaan jawaban subjek uji coba instrumen pada butir
item tertentu perlu dipertanyakan. Jadi, peneliti mengambil metode observasi sebagai alternatifnya. Kesimpulan metode ini berfungsi sebagai pendukung
apakah kegiatan diklat yang menjadi faktor meningkatnya minat santri pada jawaban analisis diatas melalui sebaran angket benar-benar sesuai dengan
fakta di lapangan, atau tidak. Yang menjadi unit objek penggunaan metode pengamatan observasi
penelitian ini adalah kegiatan diklat, yang terdiri dari 1. Penerapan metode pelatihan yang dipraktekkan ustad, 2. Penerapan internalisasi kepribadian
ustad, 3. Penerapan metode belajar di lingkungan pesantren. Setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan jasa observer
pengamat 10 orang santri 5 putra dan 5 putri yang benar-benar paham bagaimana sesungguhnya pelatihan itu harus diadakan secara efektif, ternyata
telah didapati hasilnya sebagai berikut.
Draft Only
Tabel 7. Perolehan data observasi
PA 1
2 3
4 5
6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24Skor
1 4 3
2 3
3 4
4 3
3 2
3 2
2 2
3 2
3 3
3 1
2 3
3 2
65
2 3 4
3 3
4 3
2 2
4 4
3 4
3 3
4 3
3 3
4 3
3 4
4 2
78
3 3 3
4 3
2 3
4 2
4 4
4 3
3 3
2 3
4 4
4 3
4 3
4 2
78
4 3 3
3 4
2 4
3 3
4 3
3 3
3 3
3 3
3 3
2 3
3 2
1 2
69
5 3 3
4 4
4 3
4 2
3 4
3 4
4 4
4 3
3 4
4 4
3 4
4 3
85 PI
1 2
3 4
5 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24Skor
1 4 4
4 4
3 4
3 2
4 3
3 4
4 4
4 3
4 3
4 3
4 3
4 3
85
2 3 4
4 4
3 4
4 2
2 3
3 3
3 4
4 4
3 4
3 4
3 4
4 3
82
3 3 3
3 4
3 4
3 2
3 3
3 3
2 3
4 3
4 3
2 3
4 4
4 2
75
4 3 4
3 4
3 3
3 2
4 3
3 3
4 4
3 4
4 4
3 4
3 3
3 3
80
5 4 4
4 3
4 3
3 3
2 3
3 4
3 4
3 3
3 3
3 4
4 3
4 2
79
Penilaian subjek pengamat santri PA dan PI menggunakan skor bergradasi sbb:
4 = sangat baik sangat efektif 3 = baik efektif
2= tidak baik tidak efektif 1= sangat tidak baik sangat tidak efektif
Telah diperoleh skor total pengamatan santri atas efektifitas atau baik tidaknya metode yang diterapkan dalam program diklat yang berlangsung.
Sebelumnya, peneliti menggolongkan skor total itu menggunakan skala besarnya penilaian sebagai berikut:
A = 67 – 99, adalah aktif. B = 34 – 66, adalah netral.
C = 1 – 33, adalah pasif. Kemudian, peneliti menggolongkan data hasil penelitian pengamatan
yang telah diperoleh diatas dalam tabel sebagai berikut:
Draft Only
Tabel 8. Total penilaian pengamatan santri atas efektifitas diklat f
o
Penilaian efektifitas diklat
Reaktif Netral
Pasif Total
r
N
Observer santri 1
2 3
Putra 4
1 5
4 5
6
Putri 5
5
Total C
N
9 1
10 Langkah selanjutnya adalah menentukan tabel frekwensi yang
diharapkan atau theoritical frequency. Lihat tabelnya sebagai berikut:
Tabel 9. Tabel frekwensi yang diharapkan dari pengamatan santri f
t
Penilaian efektifitas diklat
Reaktif Netral
Pasif Total
rN Observer santri
1 2
3
Putra 4,5
0,5 5
4 5
6
Putri 4,5
0,5 5
Total CN 9
1 10
Untuk menguji apakah harga Kai Kuadrat X
2
dari data yang telah ditabulasi diatas, maka peneliti harus menentukan tabel perbedaan atau selisih
antara penilaian efektifitas diklat melalui kegiatan pengamatan dengan frekwensi yang diharapkan. Perhatikan tabel berikut
Tabel 10. Tabel perbedaan f
o
dan f
t
No. Sel
f
o
f
t
Selisih fo - ft
1 4
4,5 -0,5
2 1
0,5 0,5
3 4
5 4,5
0,5 5
0,5 -0,5
6 ∑N
10 10
Draft Only
Selanjutnya adalah menentukan skor X
2
, yang umumnya diperoleh dengan rumus :
Untuk memudahkan pemahaman membaca perhitungan X
2
, penulis telah membuat tabel sebagai pengembangan dari penghitungan diatas,
perhatikan tabel dibawah ini.
Tabel 11. Hasil perhitungan data observasi No.
Sel f
o
f
t
Selisih fo - ft
fo - ft
2
X
2o
= fo - ft2 ft
1 4
4,5 -0,5
0,25 0,055555556
2 1
0,5 0,5
0,25 0,5
3 4
5 4,5
0,5
0,25 0,055555556
5 0,5
-0,5
0,25 0,5
6
∑N 10
10 1,111111111
Dari tabel diatas, telah kita peroleh nilai harga Kai Kuadrat X
2 o
sebesar 1,111. Sebelum memutuskan pernyataan apakah nilai observasi diatas apakah benar-benar signifikan efektifitasnya, maka terlebih dahulu peneliti
membandingkan harga Kai Kuadrat hitung diatas dengan harga kritik Kai Kuadrat yang tercantum pada tabel nilai kritik atau dilambangkan X
2 t
, dengan menentukan derajat kebebasannya db, yaitu C – 1 dan r – 1. Jadi;
dbC = 3 – 1 = 2 dbr = 2 – 1 = 1
Jadi, X
2 t
= 2 x 1 = 2. Peneliti menggunakan taraf signifikansi 5 t.s.5, maka pada tabel
nilai harga kritik Kai Kuadrat X
2 t.ts5
sebesar 5,991. Kemudian perhatikan kesimpulan berikut.
Dengan memperhatikan dan membandingkan besarnya harga X
2 o
dan X
2 t
,
maka dapat dikatakan X
2 o
X
2 t.ts5
, atau 1,111 lebih kecil dari 5,991. Jadi,
X
2 o
=
f
o
- f
t 2
f
t
Draft Only
dapat peneliti simpulkan bahwa efektifitas pelatihan belum menunjukkan keefektifitasan yang signifikan. Untuk itu, pesantren harus benar-benar
memperhatikan: a. mengadakan evaluasi, kemudian meningkatkan efektifitas keahlian seluruh
ustad di pesantren Lemka b. untuk meningkatkan efektifitas itu, pesantren hendaknya mengadakan
program pelatihan ustad, agar mereka menguasai metode bagaimana cara membina huruf yang baik dan benar, sehingga perhatian santri dapat
diakomodir kebutuhannya, sehingga ada umpan balik yang positif antara santri dan ustad, atau sebaliknya.
c. Untuk meningkatkan
efektifitas keahlian
ustad dalam
melakukan internalisasi—dalam hal ini disebut bimbingan koreksian karya, dan
segala keluhan santri—maka pesantren hendaknya mengadakan program bimbingan konseling yang terstruktur atau yang diprogramkan dengan
baik, dan dijalankan dengan baik pula. Gunanya adalah agar rasa emosi santri dapat dimodifikasi sehingga 1. Membentuk sikap positif untuk
menerima segala stimulus dari pesantren, baik tugas, peraturan atau kedisiplinan, 2. Membentuk kesadaran atas stumulus-stimulus tadi, 3.
Merasa bahwa kaligrafi merupakan seni Ilahi, dan memperolehnya harus dengan hati yang bersih, dengan cara mengamalkan ajaran agama dengan
benar, baik yang bersifat amal dan etika. Adapun hubungan kesimpulan analisa data angket dengan observasi
adalah, telah dibuktikan bahwa: a. Pesantren telah menerapkan atau menjalankan program dengan
baik, dan dibuktikan dengan arah korelasi yang positif. Akan tetapi pengaruhnya tidak begitu signifikan dalam meningkatkan
minat santri, yang dibuktikan dengan perhitungan korelasi bivariate memakai rumus Pearson Product Moment r
xy
. b. Pengaruh atas dijalankannya program diklat yang tidak signifikan
selama ini telah dibuktikan secara khusus melalui penghitungan
Kai Kuadrat {X
2 o
X
2 t.ts5
}, yaitu rumus yang secara khusus
Draft Only
menganalisa data deskriptif pengamatan atas suatu uniit objek kegiatan.
D. Analisis Dan Interpretasi Soal Skala Bertingkat Item 1. Tabel skala sikap acceptance rejection dengan sub dimensi kesadaran
Sebagaimana telah dibahas pada kajian teori sebelumnya, dimensi Acceptance Rejection dengan sub dimensi kesadaran maksudnya kesadaran
santri atas objek yang terjadi dalam situasi fenomena faktor-faktor independen.
No ITEM PERTANYAAN
Jumlah Prosentase
1 U
Bangunan pesantren ini bukan salah satu faktor yang membuat saya semangat latihan
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
5 15
15 5
12, 50 37,50
37,50 12,50
40 100
Item skala bertingkat no. 1 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 50 santri Lemka merasa bangunan di pesantren tersebut bukan salah satu
faktor yang menyebabkan semangat latihan, sementara sisanya menganggap bangunan di pesantren tersebut salah satu faktor yang menyebabkan
semangat latihan. 50 yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju memposisikan dirinya pada kematangan berfikir dengan menerima kondisi
pesantren yang pada kenyataannya cocok sebagai bangunan untuk pelatihan. Sesuai dengan yang diusahakan Sirojuddin bahwa pesantren seni identik
dengan kenyamanan lokasi yang pada akhirnya ditemukan di Sukabumi, sementara bangunan bukanlah salah satu faktor yang menghalang minat
latihan menulis, sebab bangunan terus direnovasi jika dana telah tercukupi. Dan dari pengamatan dan pengalaman peneliti ketika nyantri di sana pada
tahun 2005-2006, bangunan pesantren dan suasananya sangat cocok sekali
Draft Only
sebagai ‘kampungnya seniman kaligrafi untuk berkreasi sambil berekreasi’ juga.
2 V
Kekaguman saya pada ustad atau senior mampu memotivasi saya untuk bisa seperti
mereka -
Sangat setuju -
Setuju -
Tidak setuju -
Sangat tidak setuju 31
7
2 77,50
17,50 00,00
05,00 40
100
Item skala bertingkat no.2 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 39 orang atau 95 merasa kagum dan terkesan terhadap ustad senior sehingga
dapat memotivasi minat intrinsik mereka. Kekaguman itu dibuktikan dengan membuat suatu keputusan dalam diri individu untuk mengimitasi sang
ustad, yaitu kesadaran dan kamauan menggambarkan tingkah laku santri secara alami.
3 U
Saya tidak termotivasi dengan diklat di sini, justru MKQ tiap tahun yang menambah
motivasi saya -
Sangat setuju -
Setuju -
Tidak setuju -
Sangat tidak setuju 6
8 20
6 15,00
20,00 50,00
15,00 40
100
Item skala bertingkat no.3 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 26 orang atau 65 menunjukkan sikap tidak setuju mereka atas faktor
diadakanya MKQ yang menambah motivasi santri. Walaupun MKQ
Draft Only
diadakan sebagai ajang mengukur sampai mana kemampuan yang telah dicapai setelah proses diklat, tapi bukanlah penyebab utama untuk
meningkatkan minat. Sementara 14 santri atau 35 merasa tidak termotivasi dengan diadakannya diklat, oleh karena itu mereka disebut
sebagai santri yang salah niat masuk program diklat pesantren. Perlu diketahui, bahwa
kesadaran dan kemauan untuk menerima dengan menggambarkan tingkah laku bahwa diklat dan lingkungan belajar
pesantrenlah sebagai faktor yang telah diset sedemikian rupa untuk meningkatkan minat, perbaikannya tetap terus dilakukan, dan memang
motif tiap santri berbeda. Ketika peresmian dan pembukaan diklat, ketua diklat tidak henti-hentinya mengatakan santri yang hendak belajar di
pesantren ini hendaknya membuang jauh-jauh niat masuk pesantren karena faktor MKQ, atau ingin mengalahkan seseorang dalam ajang kompetisi.
Sebab niat yang keliru tidak ada faedahnya.
4 V
Tersedianya buku panduan latihan kaligrafi jiplakan atau sejenisnya disini
mempermudah proses latihan saya secara mandiri
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
27 11
1 1
67,50 27,50
02,50 02,50
40 100
Item skala bertingkat no.4 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38 santri atau 95 santri menyadari bahwa tersedianya buku panduan latihan
kaligrafi jiplakan atau sejenisnya mempermudah proses latihan secara mandiri. Dengan menyadari hal ini, penulis telah melakukan crosscheck
melalui pengamatan, bahwa mereka benar-benar latihan mandiri dengan:
Draft Only
a. Melatih menggoreskan berulang-ulang materi khat skor 4 b. Memperkaya bentuk huruf dan format skor 3
c. Latihan yang tekun sesuai dengan jadwal pribadi tiap santri skor 5
5 V
Semua ustad yang mengajar disini bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
14 21
4 1
35,00 52,50
10,00 02,50
40 100
Item skala bertingkat no.5 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 35 santri atau 87,5 santri menyadari bahwa semua ustad yang membina di
pesantren tersebut bertanggung jawab atas tugasnya, antara lain penggunaan metode dan internalisasi kepribadian ustad. Hal ini dibuktikan dengan
pengamatan yang penulis lakukan untuk mencocokkan jawaban santri dengan fakta di lapangan melalui kegiatan pelatihan oleh ustad terhadap
santri. Lihat tabel pengamatan.
6 U
Saya merasa tidak pernah atau jarang mendapatkan perhatian dari ustad atau pun
senior disini -
Sangat setuju -
Setuju -
Tidak setuju -
Sangat tidak setuju 2
10 15
13 05,00
25,00 37,50
32,50 40
100
Item skala bertingkat no.6 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 12 santri atau 30 merasa tidak pernah atau jarang mendapatkan perhatian dari
Draft Only
ustad maupun seniornya, padahal ketika wawancara dan menelisik banyak literatur
kelemkaan bahwa
masing-masing santri
ditangani oleh
pembimbingnya yang dinilai kompeten. Jadi, tingkat kesadaran santri harus dibentuk dari kedewasaan individu. Maksudnya santri harus mengerti juga.
Kesadaran atas merasa tidak pernah atau jarang mendapatkan perhatianl ini dibuktikan dengan pengaruh diklat pada
korelasi Pearson 0,439 yang berada pada level sedang tidak kuat pengaruhnya diantara 0,40
- 0,599. Walau 30 santri merasa tidak mendapatkan perhatian, hal ini harus diwaspadai oleh pihak pesantren, khususnya ketua diklat dan ustad
maupun senior yang ditugaskan untuk membimbing santri. Jika perlu, program teacher training harus diadakan—belajar dari pengalaman
beberapa tahun lalu di Lemka Ciputat—untuk maslahat program diklat pesantren mendatang.
7 V
Saya sering mengoreksi tulisan saya sendiri apakah sudah tepat dengan kaidah atau belum
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
8 26
5 1
20,00 65,00
12,50 05,00
40 100
Item skala bertingkat no.7 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 34 santri atau 85 santri menunjukkan tingkat kesadaran dan kemauan untuk
latihan mandiri, dengan mengoreksi tulisan sendiri seperti menentukan skala titik, atau melihat buku panduan latihan, meniru karya ustad atau master
kaligrafi, dan sebagainya. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam menyadari
objek yang terjadi dalam fenomena faktor-faktor independen X sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap positif santri dari item 1
Draft Only
dampai 7 dengan perolehan nilai 50 + 95 + 65 + 95 + 87, 5 + 70 + 85 = 547,5 7 = 78,21.
2. Tabel Skala Sikap “Acceptance Rejection” dengan Sub Dimensi Kemauan
Berikut ini merupakan analisis skala sikap dimensi acceptance rejection dengan sub dimensi kemauan, yaitu suatu sikap mau kemauan
atas kesadaran untuk menerima dengan menggambarkan tingkah laku santri menerima stimulus dari fenomena faktor-faktor independendiklat kaligrafi
al-Quran.
8 V
Latihan kaligrafi lebih mengasyikkan daripada sering terlibat nogkrong di warung
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
21 17
1 1
52,50 42,50
02,50 02,50
40 100
Item skala bertingkat no.8 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38 santri atau 95 santri menunjukkan tingkat kesadaran bahwa terlalu sering
nongkrong di warung walaupun dengan alasan bersantai sejenak bukanlah sebagai suatu cara yang efektif mengusir rasa bosan dan mengobati rasa
lelah. Kesadaran yang matang dapat ditunjukkan dengan hal ini, sedangkan keinginan latihan kaligrafi sebagai prioritas
yang harus dilakukan merupakan sikap kemauan yang kuat. Oleh sebab itu, mereka tidak menyia-
nyiakan program yang diterapkan. Mungkin
santri sekarang
sangat berbeda
dari tahun-tahun
sebelumnya. Menurut hasil wawancara peneliti kepada ketua diklat, 2 tahun belakangan
ini penerapan frekwensi latihan
mandiri lebih banyak dibandingkan jadwal pelatihan, jadi sekarang 3 hari dalam seminggu, 3 jam
sekali pertemuan. Setelah pesantren mengevaluasi, ternyata santri banyak
Draft Only
mengeluh karena bosan dan lelah karena terlalu banyak jejalan materi di saung, mereka hanya ingin latihan mandiri saja. Oleh karena itu, pesantren
lebih mempertajam persaingan latihan mandiri santri dengan menerapkan gaya belajar ego enhancment.
9 V
Mengekspresikan kaligrafi membuat beban fikiran saya ringan
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
7 30
3 17,50
75,00 07,50
00,00
40 100
Item skala bertingkat no.9 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 37 santri atau 92,50 santri menyatakan kalau mereka setuju mengekspresikan
kaligrafi membuat beban fikirannya ringan. Bagi mereka, mengekspresikan kaligrafi merupakan suatu bentuk tingkah laku positif untuk mengalirkan
energi negatif menjadi kreatif. Inilah yang diungkapan pelukis terkenal AD Pirous mengutip dari Ust. Husaini ketika wawancara.
10 U
Mengikuti contoh kaidah huruf lebih penting dan sering saya lakukan daripada selalu
memperhatikan penjelasan ustad senior disini ketika memberi contoh di depan, tidak ada
faedahnya -
Sangat setuju -
Setuju -
Tidak setuju -
Sangat tidak setuju 5
8 19
8 12,50
20,00 47,50
20,00
Draft Only
40 100
Item skala bertingkat no.10 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 27 santri atau 67,50 santri tidak menunjukkan sikap ketidaksetujuan atas
pernyataan item tersebut. Jadi, mereka menunjukkan kemauan untuk memperhatikan penjelasan ustad ketika memberi contoh di depan, karena
mereka menilai itu sangat bermanfaat. Sementara sisanya 13 santri atau 32,50 santri setuju untuk tidak memperhatikan penjelasan ustad ketika
memberi contoh, karena mereka menilai tidak ada faedahnya. Mereka hanya mau mengikuti contoh kaidah huruf lebih penting dan sering mereka
lakukan. Namun, angka ini harus diwaspadai, karena penulis berasumsi bisa jadi kemampuan mengajar ustad yang ada disana kurang memenuhi dan
kurang mampu mengakomodir kognisi dan emosi santri. Untuk itu, mewujudkan teacher training perlu juga diwujudkan, walaupun perekrutan
ustad yang handal dan sukses di ajang kompetisi menjadi langkah utama dalam memilih siapa yang berhak menjadi ustad.
11 V
Saya selalu menjiplak tulisan dari modul kaidah huruf kaligrafi
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
15 24
1 37,50
60,00 02,50
00,00 40
100
Item skala bertingkat no.11 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 39 santri atau 97,50 santri menunjukkan kemauan untuk menjiplak tulisan
dari modul kaidah huruf kaligrafi. Ternyata, tersedianya modul di koperasi atau hand by hand dari santri ke santri yang beredar di pesanten turut
membantu proses belajar mandiri.
Draft Only
12 V
Setelah penjelasan materi kaidah huruf, saya langsung mempraktekkan.
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
15 23
2 37,50
57,50 05,00
00,00 40
100
Item skala bertingkat no.12 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38
santri atau
95,00 santri
menyatakan sikap
kemauan untuk
mempraktekkan langsung apa yang disampaikan ustad ketika penyampaian materi di saung atau pun bimbingan koreksian karya. Dan ini sangat sesuai
dengan hasil wawancara peneliti kepada Ust. Ohan, bahwa terdapat keefektifan metode pelatihan yang diterapkan terhadap minat menulis
praktek santri. Hanya saja, perbedaan antara item skala sikap no. 10 dengn no.12 ini terletak pada perhatian intensitas perhatian santri yang berbeda-
beda, sementara kecenderungan mereka untuk selalu praktek menulis lebih besar dibandingkan perhatian tadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ust.
Ohan, strategi untuk mengantisipasi hal ini dengan cara mengurangi jadwal tatap muka dari seminggu 6 kali menjadi 3 kali tatap muka, setiap tatap
muka berdurasi sekitar 2-3 jam. Namun, perwujudan dan penerapan teacher training tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan strategi baru
tersebut. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam kemauan
atas kesadaran untuk menerima dengan menggambarkan tingkah laku santri menerima stimulus dari fenomena faktor-faktor independen X adalah
sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap positif santri dari item 8 sampai 12. Atau dengan menghitung total persentase dari tiap-tiap
skor 95 + 92,5 + 67,5 + 97,5 + 95 = 447,5 5 = 89,4. Terbuktilah bahwa sikap santri positif pada sub dimensi ini.
Draft Only
3. Tabel Skala Sikap “Making a Decition” Dengan Sub Dimensi
Menanggapi Dan Menyetujui
13 V
Menurut saya, kaligrafi itu banyak rahasianya. Semakin banyak mengetahui rahasia
tekniknya maka semakin cepat perubahan kualitas tulisan saya
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
32 6
1 1
80,00 15,00
02,50 02,50
40 100
Item skala bertingkat no.13 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38 santri atau 95 santri menunjukkan sikap membuat suatu keputusan
sebagai reaksi reflektif atas komitmen dan menaati tanpa ada unsur
paksaan. Untuk menyesuaikan jawaban responden, peneliti melakukan crosscheck melalui pengamatan, bahwa banyak sekali santri yang:
a. Memperhatikan dengan seksama ketika ustad menjelaskan skor 5 b. Mendengarkan penjelasan dengan baik ketika memperhatikan skor 3
c. Berkonsentrasi ketika ustad memperagakan teknik penggoresan skor 5 Dengan adanya tanggapan dan ketaatan secara alamiah diatas,
maka dapat dipastikan 95 santri mengakui bahwa kaligrafi itu banyak rahasianya, semakin sering santri memperhatikan, menanggapi, dan
membuat keputusan diatas, maka semakin banyak ia mengetahui rahasia tekniknya, sehingga semakin cepat pula perubahan kualitas karyanya.
Untuk mengetahui
penguasaan teknik
santri dan
semakin meningkatnya kualitas karya santri, peneliti melakukan crosscheck melalui
pengamatan terhadap kegiatan santri baik ketika pelatihan penyampaian materi di saung maupun kegiatan mandiri, dan didapati manifestasi atas
reaksi reflektif tersebut sebagai berikut:
Draft Only
a. Memperkaya bentuk huruf dan format ketika latihan mandiri skor 3 b. Senantiasa memperbagus potongan kalam skor 4
c. Memperbagus lay out dan susunan tulisan yang proporsional skor 4 d. Meniru teknik yang telah dicontohkan ustad skor 4
e. Mengoreksi tulisan sendiri ketika latihan atau sedang mengerjakan tugas skor 3
f.Memperbaiki tulisan sendiri setelah mengoreksinya skor 4
14 U
Sebenarnya saya tidak tahu latihan kaligrafi itu menerapkan kedisiplinan, kebersihan, kehalusan
tulisan, dan keindahan karya. Makanya semua ini tidak saya lakukan
- Sangat setuju
- Setuju
- Tidak setuju
- Sangat tidak setuju
1 1
24 14
02,50 02,50
60,00 35,00
40 100
Item skala bertingkat no.14 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 37 santri atau 92,50 santri menyatakan bahwa mereka tidak setuju sangat
tidak setuju
atas ketidaktahuan
santri berarti
mereka tahu,
dan menerapkannya
bahwa latihan
kaligrafi menerapkan
kedisiplinan, kebersihan, kehalusan tulisan, dan keindahan karya. Justru mereka tahu.
Sementara 3 santri atau sisanya 07,50 merupakan angka paling kecil, yang menyatakan ketidaktahuan mereka bahwa latihan kaligrafi itu menerapkan
kedisiplinan, kebersihan, kehalusan tulisan, dan keindahan karya. Untuk hal ini, peneliti melakukan crosscheck melalui pengamatan atas kegiatan santri
baik ketika pelatihan penyampaian materi di saung maupun kegiatan mandiri, dan didapati manifestasi atas reaksi reflektif tersebut sebagai
berikut: a. Mempersiapkan perangkat, kertas, tinta, dan segala yang dibutuhkan 4
Draft Only
b. Melatih atau menggoreskan berulang-ulang materi khat skor 4 c. Latihan dengan tekun sesuai dengan jadwal pribadi masing-masing
santri skor 5 d. Memperbagus potongan kalam, menyediakan stok kertas sendiri, dan
mempersiapkan tinta meramu tinta skor 4 e. Memperbagus lay out dan susunan tulisan yang proporsional skor 4
f.Membuat dan memperkaya format dan susunan skor 3
15 V
Saya setuju dengan setiap kebijakan pesantren, karena itu menjadikan saya disiplin dalam setiap
kegiatan -
Sangat setuju -
Setuju -
Tidak setuju -
Sangat tidak setuju 12
23 2
3 30,00
57,50 05,00
07,50 40
100
Item skala bertingkat no.15 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 27 santri atau 67 santri menunjukkan sikap menerima dan menaati suatu
keputusan sebagai reaksi reflektif atas komitmen tanpa ada unsur paksaan. Untuk menyesuaikan jawaban responden, peneliti melakukan crosscheck
melalui pengamatan, dan ternyata bahwa tidak banyak juga santri yang menerapkan kedisiplinan atas peraturan yang ditetapkan pesantren:
a. Disiplin sholat subuh berjamaah di masjid skor 3\ b. Disiplin sholat 5 waktu selain subuh berjamaah di masjid skor 4
c. Mengikuti materi kajian kitab atau keagamaan d. Aktif mengikuti kajian seni dan budaya
e. Aktif mengoreksi karya skor 3 f.Masuk ke saung tepat pada waktunya 3
g. Membuat karya tulisan sesuai dengan tugas yang diberikan skor 3
Draft Only