Wawancara Tabel Skala Sikap “Acceptance Rejection” dengan Sub Dimensi Kemauan

itu kemudian seringkali masih harus diubah menjadi definisi yang operasional, yang menggambarkan bagaimana mengukur suatu gejala. Langkah selanjutnya adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan pernyataan- pernyataan yang sesuai dengan definisi itu. 16 Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumenalat pengukur ialah dengan mengkorelasikan skornilai yang diperoleh pada masing-masing pertanyaanpernyataan dari semua responden dengan skornilai total semua pertanyaanpernyataan dari semua responden. Korelasi antara skornilai setiap pertanyaanpernyataan dan skornilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan menggunakan teknik korelasi product moment. 17 Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengkur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan kemantapankonsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur dikatakan mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali, alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama juga. 18 Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuhan untuk memberikan hasil pengukuran yang mantap atau konsisten. Pada alat pengukur fenomena fisik seperti berat dan panjang suatu benda, kemantapan atau konsistensi hasil pengukuran bukanlah sesuatu yang sulit diperoleh. Tetapi untuk pengukuran fenomena sosial, seperti sikap, pendapat, persepsi, kesadaran beragama, pengukuran yang mantap atau konsisten, agak sulit dicapai. Berhubung gejala sosial tidak semantap fenomena fisik, maka dalam pengukuran fenomena sosial selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran. Dalam penelitian sosial kesalahan pengukuran ini cukup besar. Karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan. Makin kecil kesalahan pengukuran, 16 Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 168. 17 Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 169. 18 Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 178-179. Draft Only semakin reliabel alat pengukurnya. Semakin besar kesalahan pengukuran, semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Teknik-teknik untuk menentukan reliabilitas ada tiga yaitu: a. teknik ulangan, b. teknik bentuk pararel dan c. teknik belah dua. Dalam tulisan ini akan dijelaskan satu teknik saja yaitu teknik belah dua. Teknik belah dua merupakan cara mengukur reliabilitas suatu alat ukur dengan membagi alat ukur menjadi dua kelompok. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut: a. Peneliti telah mengajukan instrumen kepada 14 responden, kemudian telah menghitung validitas itemnya. Item yang valid dikumpulkan menjadi satu, item yang tidak valid dibuang. Uji coba pertama hanya menyisakan angket yang valid dalam jumlah yang sangat sedikit sekali. Kemudian menyusun item instrumen yang lebih spesifik lagi, agar jumlah itemnya bisa lebih banyak. Kemudian mengujicoba angket kedua kepada 14 responden yang sama, ternyata menyisakan 10 item angket, dan 15 skala sikap. Kemudian, peneliti berusaha mencoba menyusun kembali sehingga angket yang akan diujicoba untuk tahap ketiga sebanyak 42 intem, sementara skala sikap berjumlah 39. Setelah menghitung validitasnya, ternyata 19 item angket telah terkumpul, dan 25 item skala bertingkat yang terkumpul. Jumlah item kuesioener ini telah memadai, lalu masuk pada tahap menguji realibitas instrumen tersebut. b. Untuk menguji realibilitas, peneliti telah membagi item yang valid tersebut menjadi beberapa belahan. Dalam menguji instrumen yang reabil, instrumen angket dan skala sikap dibelah menjadi beberapa bagian, langkah-langkahnya sebagai berikut. Pertama, Membagi item angket sesuai dengan sub dimensinya yang menjadi 4 faktor, dan skala bertingkat 6 faktor. Ternyata subdimensi—atau faktor inheren angket sendiri—hanya 3 sub dimensi yang valid, sedangkan skala bertingkat 5 Draft Only faktor yang valid. Kedua, skor total dari beberapa faktor tesebut dikorelasikan. 19 Untuk menghitung validitas dan relibilitas diatas, penulis menggunakan program aplikasi SPSS, sebab penghitungan lebih akurat dan cepat. Adapun penghitungan per item angket dan skala sikap memakai teknik manual baik menggunakan kalkulator atau tulis tangan tingkat kesalahan sering kali terjadi. Rumus-rumus teknik pegolahan dan analisis data diatas berdasarkan rumus sebagai berikut. 1 Untuk uji validitas alat, dengan digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson menggunakan rumus Atau menggunakan rumus yang lebih singkat sebagai berikut: 2 untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus Spearman- Brown sebagai berikut: 19 Suharsimi, Prosedur Penelitian,...h. 178-179.    2 2 Y X xy r XY     Ket: x : X- X y : Y – Y X : skor rata-rata dari X Y : skor rata-rata dari Y Draft Only 3 Untuk uji hipotesis dapat diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment, yaitu korelasi kausalitas atau pengaruh antara variabel X dengan Y. Rumusnya adalah sebagai berikut: 20 4 Untuk uji data deskriptif, yaitu observasi dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Ket: X 2 o = Kai kuadrat deskriptif f o = frekwensi objek yang diamati f t = frekwensi objek yang diharapkan. 21 20 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1987, h. 191 21 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,..., h. 287.   2 21 1 2 21 1 11 1 2 r xr r   Ket: r 11 : reliabilitas instrumen r 1212 : r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen X 2 o = f o - f t 2 f t Draft Only

G. Analisis variabel X, dimensi, sub dimensi, indikator, dan item instrumen

Berikut ini adalah tabel analisis variabel X, dimensi, sub dimensi, indikator, dan item instrumen. Hal ini penulis lakukan agar memudahkan dalam mengidentifikasi dan menentukan instrumen, dan juga memudahkan dalam menganalisis. Tabel 1. Tabel analisis variabel X No Fakt or Dimensi Sub dimensi Indikator Ket It em an gk et k e i It em ob se rvas i k egi at an p el at ih an k e i It em ob se rvas i p en er ap an m et od e b el aj a r k e i I U st ad 1. Metode Pelatihan a. Demonstrasi Mengenalkan, memperlihatka n, menunjukkan, memperagakan , menirukan Penanaman materi kepada santri dengan memperlihatkan objek dan memperagakan teknik yang mampu menstimulus perhatian interestattention ketika kegiatan berlangsung. 1, 2, 3, 19 5, 6, 13, b. SAS Menguraikan, menganalisa, merekonstruksi Penanaman materi kepada santri dengan menguraikan, menganalisa, dan merekonstriksi huruf tunggal, huruf sambung, dengan 4, 5 8, 9, 10, 11, 12, Draft Only kan standarisasi rumusan kaidah, lay out, susunan, penggunaan garis, larangan goresan, gubahan huruf. c. Tanya Jawab Melakukan tanya jawab Penanaman materi kepada santri sebagai umpan balik setelah metode demonstrasi dan SAS untuk mengatasi kelemahan atau apa saja yang dibutuhkan santri 7, d. Ceramah Menjelaskan Penanaman materi kepada santri dengan bahasa pengantar yang dapat dipahami santri. 6 1, 2, 3, 4, 14, 15 2. Motivasi : Internalis asi Kepribad ian Ustad a. Transformasi nilai Memahamkan nilai kegunaan Penanaman nilai worthwhileness secara emosional akan baik atau buruknya sesuatu 7, 8 16, 17, 18, b. transaksi nilai Mengarahkan, menanamkan kegunaan Penanaman nilai yang disertakan feedback sebagai konsekwensi logis untuk mengklasifikasikan sikap atau tindakan sesuai dengan tujuan diklat 9, 10,11, 16 19, 20, c. Menyusupkan Penanaman nilai secara emosi dengan 12, 13, 21, 22, Draft Only transinternali sasi nilai nilai, membentuk kepribadian menjadikannya sebagai falsafah atau pandangan hidup. 14, 23, 24 P es an tr en Penerapa n Metode Belajar a. Drill Melatih berulang- ulang, memperkaya dan memperdalam kemampuan. Penanaman materi dengan menciptakan manifestasi perilaku belajar adapting, dan keterampilan. 1, 2, 3, 11, 16, 19, III b. Pemberian tugas Membuat karya jadi sesuai dengan komposisi proporsional dan lay out pada tempatnya Penerapan gaya belajar dengan menerapkan ego enhachement santri sebagai feedback setelah pemberian tugas oleh pesantren 15, 20, 21, 23, 24, 25, Draft Only c. Karya wisata Mengunjungi situs seni budaya Islam, pameran, atau tempat wisata sambil berkreasi Penanaman materi di luar lingkungan pesantren untuk menambah wawasan dan memberikan efek rileks setelah jenuh mengikuti setangkaian kegiatan diklat. 17, 18, 26, 27 Jumlah item instrumen 19 24 13

H. Analisis variabel Y, dimensi, sub dimensi, indikator, dan item instrumen

No Ko mpo nen Dimensi Sub dimensi Indikator Ket It em sk al a b er ti n gk at k e i It em ob se rvas i k egi at an san tr i se b agai re ak si re fl ek ti f an ta ra d ik lat d a n si k a p Draft Only I K ogn is i d a n K on a si Acceptan ce Rejection a. kesadaran Konsentrasi, memikirkan, berimajinasi Kesadaran atas objek yang terjadi dalam situasi fenomena-fenomena yang terjadi di faktor- faktor independen X 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 11, 12, 13, 14, 15 b. kemauan Menyadari, menerapkan, meniru, terkesan, melakukan berulang-ulang Kemauan atas kesadaran untuk menerima dengan menggambarkan tingkah laku santri menerima stimulus dari fenomena faktor-faktor independen X 8, 9, 10, 11, 12 1, 2, 3, 16, 17, 18 II K ogn is i Making a decition a. memutuskan Berkomitmen Menetapkan suatu keputusan teguh sebagai raksi reflektif atas fenomena faktor-faktor independen 13, 14, 15 b. menyetujui Menaati tanpa ada paksaan Persetujuan untuk menanggapi aturan-aturan fenomena faktor-faktor independen X yang dimanifestasikan dengan ketaatan atau kerelaan individu tanpa paksaan III E m Valuing a. menerima Merasa Penerimaan nilai secara emosional atas 16, 17, Draft Only nilai senang, merasa yakin, merasa puas, merindukan stimulus faktor-faktor independen X sebagai kepercayaan atas menulis ayat al-Quran. 18 b. Organisasi nilai Bersikap, menghayati, mengutamakan Menyikapi dan bertindak sebagai respon atas fenomena faktor-faktor independen X untuk mengklasifikasikan gambaran pembentukan suatu nilai 19, 20, 21 9, 10, c. pencirian Memegang teguh Pencirian atas nilai yang diperoleh dari stimulus faktor-faktor independen X dengan menjadikannya sebagai falsafah atau pandangan hidup. 22, 23, 24, 25 4, 5, 6, 7 Jumlah item 25 18 Draft Only

BAB IV ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

Model penyajian data kedua variabel adalah tabulasi data yang bersifat data ordinal, yaitu data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukkan peringkat dan tingkatan tertentu. Tipe data ini tidakmemperhatikan jarak data, jadi jarak data bisa berbeda-beda. Dalam penelitian ini, setiap butir jawaban dari item pertanyaan variabel X menggunakan skoring 3 tingkatan data, yaitu nilai A diberi skor 1, B skor 2, C skor 3. Begitu juga skala bertingkat, untuk kategori vafourable diberi skor setiap gradasi dimulai dari 4, 3, 2, 1, untuk sikap sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Begitu juga sebaliknya, untuk kategori unvafourable diberi skor gradasi dimulai dari 1, 2, 3, 4, untuk sikap sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut ini perolehan data angket yang disajikan dalam bentuk tabulasi, yang terdiri dari 40 jawaban responden atas 19 item pertanyaan. Tabel 3. Tabulasi Angket N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 ∑X 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 47 2 3 1 3 1 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 43 3 3 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 1 1 43 4 1 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 48 Draft Only 5 2 1 3 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 1 42 6 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 7 2 2 3 1 1 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 1 42 8 1 2 3 1 1 2 1 3 3 1 2 3 2 1 2 3 3 3 1 38 9 3 3 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 48 10 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 52 11 2 2 3 1 1 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 1 42 12 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 48 13 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 47 14 3 2 3 1 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 46 15 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 51 16 1 3 3 3 2 3 2 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 1 45 17 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 50 18 3 2 1 2 2 1 1 1 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 32 19 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 52 20 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 53 21 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 45 22 1 3 3 3 1 2 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 41 23 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 46 24 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 49 25 3 1 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 44 26 2 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 46 27 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 47 28 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 50 29 1 2 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 43 30 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 51 31 3 2 3 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 47 32 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 53 33 3 3 3 2 1 1 2 3 1 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 45 34 2 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 47 35 1 3 3 1 1 2 2 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 43 36 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 50 37 4 3 3 2 2 1 1 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 46 38 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 49 39 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 53 40 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 Draft Only Berikut ini perolehan data skala bertingkat variabel Y yang disajikan dalam bentuk tabulasi, yang terdiri dari 40 jawaban responden atas 25 item pertanyaan. Tabel 4. Tabulasi Skala Sikap N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 ∑Y 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 85 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 86 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 83 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 73 5 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 4 4 74 6 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 88 7 2 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 8 3 4 1 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 1 1 1 4 3 2 4 4 2 3 3 68 9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 95 10 2 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 4 2 79 11 2 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 74 12 3 1 1 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 4 3 4 2 4 1 2 4 4 3 3 1 73 13 2 4 2 4 3 3 3 4 2 1 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 3 77 14 1 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 77 15 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 1 4 3 3 3 3 4 3 3 74 16 2 4 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 89 17 2 3 2 4 3 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 1 3 2 3 4 4 4 1 76 18 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 1 4 3 4 4 3 3 4 73 19 2 4 3 4 4 3 3 4 3 1 3 3 4 4 3 2 3 4 2 3 3 4 3 4 3 79 20 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 96 21 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 77 22 2 1 3 1 1 1 3 1 3 2 3 2 1 1 3 4 4 4 4 4 1 1 4 1 4 59 23 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 78 24 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 4 1 76 25 1 4 1 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 2 3 1 3 3 4 4 3 4 1 77 26 2 4 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 2 4 75 27 4 4 3 3 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 28 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3 1 64 29 2 4 2 4 2 2 3 3 3 2 4 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 78 30 1 4 2 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 4 81 31 1 4 1 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 4 3 3 4 3 4 4 1 78 32 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 86 Draft Only 33 2 4 1 4 4 1 3 4 3 2 4 3 4 4 4 2 1 1 3 1 4 4 4 4 1 72 34 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 3 1 4 4 4 4 4 82 35 2 4 3 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 88 36 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 1 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 79 37 2 4 2 3 3 4 3 2 2 3 4 2 4 4 4 2 1 4 4 3 4 4 4 3 4 79 38 1 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 87 39 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 93 40 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 92

B. Analisa dan Interpretasi Data

Setelah penulis mengolah data dan mengklasifikasikannya dalam bentuk tabulasi, langkah penting selanjutnya adalah menganalisa data memakai rumus analisa product moment dengan mencari angka indeks korelasi “r” product moment yang berdasarkan pada skor aslinya atau angka kasarnya. Dalam statistik, penggunaan analisa ini disebut dengan analisa korelasi sederhana bivariate correlation yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antar dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Nilai korelasi r berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah X naik maka Y naik, dan nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik X naik maka Y turun. Menurut Sugiyono mengutip dari Dwi Priyatno, pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: 0,00 - 0,199 = sangat rendah 0,20 - 0,399 = rendah 0,40 - 0,599 = sedang 0,60 - 0,799 = kuat 0,80 - 1,000 = sangat kuat Koefisien korelasi Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Draft Only Tabel 5. Perhitungan untuk memperoleh Indeks korelasi antara X dan Y N X Y ∑x 2 ∑y 2 XY 1 47 85 2209 7225 3995 2 43 86 1849 7396 3698 3 43 83 1849 6889 3569 4 48 73 2304 5329 3504 5 42 74 1764 5476 3108 6 54 88 2916 7744 4752 7 42 75 1764 5625 3150 8 38 68 1444 4624 2584 9 48 95 2304 9025 4560 10 52 79 2704 6241 4108 11 42 74 1764 5476 3108 12 48 73 2304 5329 3504 13 47 77 2209 5929 3619 14 46 77 2116 5929 3542 15 51 74 2601 5476 3774 16 45 89 2025 7921 4005 17 50 76 2500 5776 3800 18 32 73 1024 5329 2336 19 52 79 2704 6241 4108 20 53 96 2809 9216 5088 21 45 77 2025 5929 3465 22 41 59 1681 3481 2419 23 46 78 2116 6084 3588 24 49 76 2401 5776 3724 25 44 77 1936 5929 3388 26 46 75 2116 5625 3450 27 47 92 2209 8464 4324 28 50 64 2500 4096 3200 29 43 78 1849 6084 3354 30 51 81 2601 6561 4131 31 47 78 2209 6084 3666 32 53 86 2809 7396 4558 33 45 72 2025 5184 3240 34 47 82 2209 6724 3854 35 43 88 1849 7744 3784 Draft Only 36 50 79 2500 6241 3950 37 46 79 2116 6241 3634 38 49 87 2401 7569 4263 39 53 93 2809 8649 4929 40 53 92 2809 8464 4876 ∑ 1871 3187 3500641 10156969 88333 256521 149709 Setelah diketahui ∑X, ∑Y, ∑XY, ∑X 2 , ∑Y 2 , ∑X 2 , dan ∑Y 2 , langkah selanjutnya adalah mencari nilai r xy dengan menggunakan rumus Pearson diatas, sebagai berikut. r xy = 40. 149710 – 1871 3187 √{40. 88333 – 3500641} {40. 256515 – 10156969} 5988360 – 5962877 √3533320 – 3500641 10260840 – 10156969 25483 √32679 103871 25483 √3394400409 25483 58261,48307 = 0,43739017, atau dibulatkan tiga desimal dibelakang koma menjadi 0,437 Jika dilihat dari r tabel, pada uji 1 sisi taraf signifikansi 5 dengan menentukan df = N–nr. Oleh karena itu, N 40-2 = 38. Telah diperoleh nilai sebesar 0,271, dan 2 sisi sebesar 0,320. Untuk memberikan interpretasi apakah ada pengaruh diklat kaligrafi al-Quran terhadap minat menulis santri, peneliti membandingkan nilai antara r hitung dengan r tabel, yaitu: a. r hit r tab 1 sisi atau r hit r tab 2 sisi. b. Atau dinyatakan dengan angka, 0,437 lebih besar dari 0,271 atau 0,320. Draft Only c. Atau disimpulkan, bahwa ada pengaruh diklat yang signifikan terhadap minat menulis santri, karena r hit lebih besar dari r tab. Untuk memastikan kebenaran perhitungan peneliti secara manual, disini peneliti menggunakan program aplikasi komputer SPSS, ternyata didapati kesamaan perhitungan sebagai berikut. Tabel 6. Hasil perhitungan r melalui program SPSS Correlations X Y X Pearson Correlation 1 .437 Sig. 2-tailed .005 Sum of Squares and Cross- products 816.975 637.075 Covariance 20.948 16.335 N 40 40 Y Pearson Correlation .437 1 Sig. 2-tailed .005 Sum of Squares and Cross- products 637.075 2596.775 Covariance 16.335 66.584 N 40 40 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Dari hasil analisis korelasi sederhana r diatas telah diperoleh korelasi antara diklat kaligrafi al-Quran dan pengaruhnya terhadap peningkatan minat santri untuk menulis ayat-ayat al-Quran adalah 0,437. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang atau tidak terlalu kuat pengaruh diklat yang diselenggarakan terhadap meningkatnya minat santri. Sedangkan arah hubungan adalah positif, karena nilai r positif pada level sedang diantara 0,40 - 0,599. Untuk lebih meyakinkan lagi, penulis ingin menguji signifikansi koefisien korelasi sederhana uji t, apakah korelasi diatas—yang digunakan—berlaku bagi Draft Only populasi atau dapat digeneralisasikan. Berikut ini adalah langkah-langkah pengujiannya 1. Menentukan hipotesis Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan diklat kaligrafi al-Quran Lemka terhadap minat menulis ayat-ayat al-Quran. Ha: ada pengaruh yang signifikan diklat kaligrafi al-Quran Lemka terhadap minat menulis ayat-ayat al-Quran. 2. Menentukan tingkat signifikasi Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5 uji dilakukan dua sisi karena untuk mengetahui ada atau tidaknya hubunga yang signifikan , jika 1 sisi digunakan untuk mengetahui hubungan lebih kecil atau lebih besar. Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti penulis mengambil resiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesa yang benar sebanyak-banyaknya 5 signifikansi 5 atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dala penelitian. 3. Menentukan t hitung Rumus mencari t hitung adalah: t hit = ket: r = koefisien korelasi sederhana Pearson n = jumlah data atau kasus jadi, t hitung dapat dicari sebagai berikut: t hit = 0,437 √ 40 – 2 √1 – 0,192 0,437 √ 38 √ 1 - 0,190969 r √n - 2 √ 1 – r 2 Draft Only 0,437 6,164 √ 0,809031 2,693668 0,899 2,994756288 4. Menentukan tabel Tabel distribusi t, dicari pada a = 5 : 2 = 2,5 uji dua sisi dengan derajat kebebasan df n-2 atau 40 – 2 = 38. Dengan pengujian dua sisi signifikansi = 0,025 hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,024394 lihat pada lampiran. 5. Kriteria pengujian Ho diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel Ho ditolak jika -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel 6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas Nilai t hitung t tabel 2,994 2,024, maka Ho ditolak. 7. Gambar 8. Kesimpulan Oleh karena nilai t hitung t tabel 2,994 2,024 maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan diklat penyelenggaraan diklat kaligrafi al-Quran Lemka terhadap peningkatan minat menulis santri, dan dapat digeneralisasikan. Karena t hitung nilainya positif, maka berarti diklat Draft Only berpengaruh positif dan signifikan terhadap meningkatnya minat santri dalam menulis ayat-ayat al-Quran. Jadi, dalam kasus ini dapat penulis simpulkan bahwa diklat berpengaruh positif terhadap minat menulis ayat-ayat al-Quran pada santri Pesantren Kaligrafi al-Quran Lemka Sukabumi.

C. Analisis Dan Interpretasi Data Observasi

Berkut ini adalah uraian penggunaan Tes Kai Kuadrat, unutk mengetes perbedaan frekwensi yang variabelnya tunggal, yaitu menguji variabel X. Dalam bab III metode penenlitian, penulis telah menjelaskan ketika melakukan uji validitas, sering sekali ditemukan hambatan dalam menyusun instrumen angket. Seringkali pada butir item tertentu jawaban semua responden sama, walaupun ada sebagian praktisi penelitian sepakat bahwa hal itu tidak jadi masalah. Tetapi, peneliti tetap berpihak kepada Suharsimi, bahwa kesamaan jawaban subjek uji coba instrumen pada butir item tertentu perlu dipertanyakan. Jadi, peneliti mengambil metode observasi sebagai alternatifnya. Kesimpulan metode ini berfungsi sebagai pendukung apakah kegiatan diklat yang menjadi faktor meningkatnya minat santri pada jawaban analisis diatas melalui sebaran angket benar-benar sesuai dengan fakta di lapangan, atau tidak. Yang menjadi unit objek penggunaan metode pengamatan observasi penelitian ini adalah kegiatan diklat, yang terdiri dari 1. Penerapan metode pelatihan yang dipraktekkan ustad, 2. Penerapan internalisasi kepribadian ustad, 3. Penerapan metode belajar di lingkungan pesantren. Setelah melakukan pengamatan dengan menggunakan jasa observer pengamat 10 orang santri 5 putra dan 5 putri yang benar-benar paham bagaimana sesungguhnya pelatihan itu harus diadakan secara efektif, ternyata telah didapati hasilnya sebagai berikut. Draft Only Tabel 7. Perolehan data observasi PA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24Skor 1 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 65 2 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 78 3 3 3 4 3 2 3 4 2 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 2 78 4 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 69 5 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 85 PI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24Skor 1 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 85 2 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 82 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 2 75 4 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 80 5 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 79 Penilaian subjek pengamat santri PA dan PI menggunakan skor bergradasi sbb: 4 = sangat baik sangat efektif 3 = baik efektif 2= tidak baik tidak efektif 1= sangat tidak baik sangat tidak efektif Telah diperoleh skor total pengamatan santri atas efektifitas atau baik tidaknya metode yang diterapkan dalam program diklat yang berlangsung. Sebelumnya, peneliti menggolongkan skor total itu menggunakan skala besarnya penilaian sebagai berikut: A = 67 – 99, adalah aktif. B = 34 – 66, adalah netral. C = 1 – 33, adalah pasif. Kemudian, peneliti menggolongkan data hasil penelitian pengamatan yang telah diperoleh diatas dalam tabel sebagai berikut: Draft Only Tabel 8. Total penilaian pengamatan santri atas efektifitas diklat f o Penilaian efektifitas diklat Reaktif Netral Pasif Total r N Observer santri 1 2 3 Putra 4 1 5 4 5 6 Putri 5 5 Total C N 9 1 10 Langkah selanjutnya adalah menentukan tabel frekwensi yang diharapkan atau theoritical frequency. Lihat tabelnya sebagai berikut: Tabel 9. Tabel frekwensi yang diharapkan dari pengamatan santri f t Penilaian efektifitas diklat Reaktif Netral Pasif Total rN Observer santri 1 2 3 Putra 4,5 0,5 5 4 5 6 Putri 4,5 0,5 5 Total CN 9 1 10 Untuk menguji apakah harga Kai Kuadrat X 2 dari data yang telah ditabulasi diatas, maka peneliti harus menentukan tabel perbedaan atau selisih antara penilaian efektifitas diklat melalui kegiatan pengamatan dengan frekwensi yang diharapkan. Perhatikan tabel berikut Tabel 10. Tabel perbedaan f o dan f t No. Sel f o f t Selisih fo - ft 1 4 4,5 -0,5 2 1 0,5 0,5 3 4 5 4,5 0,5 5 0,5 -0,5 6 ∑N 10 10 Draft Only Selanjutnya adalah menentukan skor X 2 , yang umumnya diperoleh dengan rumus : Untuk memudahkan pemahaman membaca perhitungan X 2 , penulis telah membuat tabel sebagai pengembangan dari penghitungan diatas, perhatikan tabel dibawah ini. Tabel 11. Hasil perhitungan data observasi No. Sel f o f t Selisih fo - ft fo - ft 2 X 2o = fo - ft2 ft 1 4 4,5 -0,5 0,25 0,055555556 2 1 0,5 0,5 0,25 0,5 3 4 5 4,5 0,5 0,25 0,055555556 5 0,5 -0,5 0,25 0,5 6 ∑N 10 10 1,111111111 Dari tabel diatas, telah kita peroleh nilai harga Kai Kuadrat X 2 o sebesar 1,111. Sebelum memutuskan pernyataan apakah nilai observasi diatas apakah benar-benar signifikan efektifitasnya, maka terlebih dahulu peneliti membandingkan harga Kai Kuadrat hitung diatas dengan harga kritik Kai Kuadrat yang tercantum pada tabel nilai kritik atau dilambangkan X 2 t , dengan menentukan derajat kebebasannya db, yaitu C – 1 dan r – 1. Jadi; dbC = 3 – 1 = 2 dbr = 2 – 1 = 1 Jadi, X 2 t = 2 x 1 = 2. Peneliti menggunakan taraf signifikansi 5 t.s.5, maka pada tabel nilai harga kritik Kai Kuadrat X 2 t.ts5 sebesar 5,991. Kemudian perhatikan kesimpulan berikut. Dengan memperhatikan dan membandingkan besarnya harga X 2 o dan X 2 t , maka dapat dikatakan X 2 o X 2 t.ts5 , atau 1,111 lebih kecil dari 5,991. Jadi, X 2 o = f o - f t 2 f t Draft Only dapat peneliti simpulkan bahwa efektifitas pelatihan belum menunjukkan keefektifitasan yang signifikan. Untuk itu, pesantren harus benar-benar memperhatikan: a. mengadakan evaluasi, kemudian meningkatkan efektifitas keahlian seluruh ustad di pesantren Lemka b. untuk meningkatkan efektifitas itu, pesantren hendaknya mengadakan program pelatihan ustad, agar mereka menguasai metode bagaimana cara membina huruf yang baik dan benar, sehingga perhatian santri dapat diakomodir kebutuhannya, sehingga ada umpan balik yang positif antara santri dan ustad, atau sebaliknya. c. Untuk meningkatkan efektifitas keahlian ustad dalam melakukan internalisasi—dalam hal ini disebut bimbingan koreksian karya, dan segala keluhan santri—maka pesantren hendaknya mengadakan program bimbingan konseling yang terstruktur atau yang diprogramkan dengan baik, dan dijalankan dengan baik pula. Gunanya adalah agar rasa emosi santri dapat dimodifikasi sehingga 1. Membentuk sikap positif untuk menerima segala stimulus dari pesantren, baik tugas, peraturan atau kedisiplinan, 2. Membentuk kesadaran atas stumulus-stimulus tadi, 3. Merasa bahwa kaligrafi merupakan seni Ilahi, dan memperolehnya harus dengan hati yang bersih, dengan cara mengamalkan ajaran agama dengan benar, baik yang bersifat amal dan etika. Adapun hubungan kesimpulan analisa data angket dengan observasi adalah, telah dibuktikan bahwa: a. Pesantren telah menerapkan atau menjalankan program dengan baik, dan dibuktikan dengan arah korelasi yang positif. Akan tetapi pengaruhnya tidak begitu signifikan dalam meningkatkan minat santri, yang dibuktikan dengan perhitungan korelasi bivariate memakai rumus Pearson Product Moment r xy . b. Pengaruh atas dijalankannya program diklat yang tidak signifikan selama ini telah dibuktikan secara khusus melalui penghitungan Kai Kuadrat {X 2 o X 2 t.ts5 }, yaitu rumus yang secara khusus Draft Only menganalisa data deskriptif pengamatan atas suatu uniit objek kegiatan. D. Analisis Dan Interpretasi Soal Skala Bertingkat Item 1. Tabel skala sikap acceptance rejection dengan sub dimensi kesadaran Sebagaimana telah dibahas pada kajian teori sebelumnya, dimensi Acceptance Rejection dengan sub dimensi kesadaran maksudnya kesadaran santri atas objek yang terjadi dalam situasi fenomena faktor-faktor independen. No ITEM PERTANYAAN Jumlah Prosentase 1 U Bangunan pesantren ini bukan salah satu faktor yang membuat saya semangat latihan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 5 15 15 5 12, 50 37,50 37,50 12,50 40 100 Item skala bertingkat no. 1 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 50 santri Lemka merasa bangunan di pesantren tersebut bukan salah satu faktor yang menyebabkan semangat latihan, sementara sisanya menganggap bangunan di pesantren tersebut salah satu faktor yang menyebabkan semangat latihan. 50 yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju memposisikan dirinya pada kematangan berfikir dengan menerima kondisi pesantren yang pada kenyataannya cocok sebagai bangunan untuk pelatihan. Sesuai dengan yang diusahakan Sirojuddin bahwa pesantren seni identik dengan kenyamanan lokasi yang pada akhirnya ditemukan di Sukabumi, sementara bangunan bukanlah salah satu faktor yang menghalang minat latihan menulis, sebab bangunan terus direnovasi jika dana telah tercukupi. Dan dari pengamatan dan pengalaman peneliti ketika nyantri di sana pada tahun 2005-2006, bangunan pesantren dan suasananya sangat cocok sekali Draft Only sebagai ‘kampungnya seniman kaligrafi untuk berkreasi sambil berekreasi’ juga. 2 V Kekaguman saya pada ustad atau senior mampu memotivasi saya untuk bisa seperti mereka - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 31 7 2 77,50 17,50 00,00 05,00 40 100 Item skala bertingkat no.2 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 39 orang atau 95 merasa kagum dan terkesan terhadap ustad senior sehingga dapat memotivasi minat intrinsik mereka. Kekaguman itu dibuktikan dengan membuat suatu keputusan dalam diri individu untuk mengimitasi sang ustad, yaitu kesadaran dan kamauan menggambarkan tingkah laku santri secara alami. 3 U Saya tidak termotivasi dengan diklat di sini, justru MKQ tiap tahun yang menambah motivasi saya - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 6 8 20 6 15,00 20,00 50,00 15,00 40 100 Item skala bertingkat no.3 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 26 orang atau 65 menunjukkan sikap tidak setuju mereka atas faktor diadakanya MKQ yang menambah motivasi santri. Walaupun MKQ Draft Only diadakan sebagai ajang mengukur sampai mana kemampuan yang telah dicapai setelah proses diklat, tapi bukanlah penyebab utama untuk meningkatkan minat. Sementara 14 santri atau 35 merasa tidak termotivasi dengan diadakannya diklat, oleh karena itu mereka disebut sebagai santri yang salah niat masuk program diklat pesantren. Perlu diketahui, bahwa kesadaran dan kemauan untuk menerima dengan menggambarkan tingkah laku bahwa diklat dan lingkungan belajar pesantrenlah sebagai faktor yang telah diset sedemikian rupa untuk meningkatkan minat, perbaikannya tetap terus dilakukan, dan memang motif tiap santri berbeda. Ketika peresmian dan pembukaan diklat, ketua diklat tidak henti-hentinya mengatakan santri yang hendak belajar di pesantren ini hendaknya membuang jauh-jauh niat masuk pesantren karena faktor MKQ, atau ingin mengalahkan seseorang dalam ajang kompetisi. Sebab niat yang keliru tidak ada faedahnya. 4 V Tersedianya buku panduan latihan kaligrafi jiplakan atau sejenisnya disini mempermudah proses latihan saya secara mandiri - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 27 11 1 1 67,50 27,50 02,50 02,50 40 100 Item skala bertingkat no.4 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38 santri atau 95 santri menyadari bahwa tersedianya buku panduan latihan kaligrafi jiplakan atau sejenisnya mempermudah proses latihan secara mandiri. Dengan menyadari hal ini, penulis telah melakukan crosscheck melalui pengamatan, bahwa mereka benar-benar latihan mandiri dengan: Draft Only a. Melatih menggoreskan berulang-ulang materi khat skor 4 b. Memperkaya bentuk huruf dan format skor 3 c. Latihan yang tekun sesuai dengan jadwal pribadi tiap santri skor 5 5 V Semua ustad yang mengajar disini bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 14 21 4 1 35,00 52,50 10,00 02,50 40 100 Item skala bertingkat no.5 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 35 santri atau 87,5 santri menyadari bahwa semua ustad yang membina di pesantren tersebut bertanggung jawab atas tugasnya, antara lain penggunaan metode dan internalisasi kepribadian ustad. Hal ini dibuktikan dengan pengamatan yang penulis lakukan untuk mencocokkan jawaban santri dengan fakta di lapangan melalui kegiatan pelatihan oleh ustad terhadap santri. Lihat tabel pengamatan. 6 U Saya merasa tidak pernah atau jarang mendapatkan perhatian dari ustad atau pun senior disini - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 2 10 15 13 05,00 25,00 37,50 32,50 40 100 Item skala bertingkat no.6 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 12 santri atau 30 merasa tidak pernah atau jarang mendapatkan perhatian dari Draft Only ustad maupun seniornya, padahal ketika wawancara dan menelisik banyak literatur kelemkaan bahwa masing-masing santri ditangani oleh pembimbingnya yang dinilai kompeten. Jadi, tingkat kesadaran santri harus dibentuk dari kedewasaan individu. Maksudnya santri harus mengerti juga. Kesadaran atas merasa tidak pernah atau jarang mendapatkan perhatianl ini dibuktikan dengan pengaruh diklat pada korelasi Pearson 0,439 yang berada pada level sedang tidak kuat pengaruhnya diantara 0,40 - 0,599. Walau 30 santri merasa tidak mendapatkan perhatian, hal ini harus diwaspadai oleh pihak pesantren, khususnya ketua diklat dan ustad maupun senior yang ditugaskan untuk membimbing santri. Jika perlu, program teacher training harus diadakan—belajar dari pengalaman beberapa tahun lalu di Lemka Ciputat—untuk maslahat program diklat pesantren mendatang. 7 V Saya sering mengoreksi tulisan saya sendiri apakah sudah tepat dengan kaidah atau belum - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 8 26 5 1 20,00 65,00 12,50 05,00 40 100 Item skala bertingkat no.7 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 34 santri atau 85 santri menunjukkan tingkat kesadaran dan kemauan untuk latihan mandiri, dengan mengoreksi tulisan sendiri seperti menentukan skala titik, atau melihat buku panduan latihan, meniru karya ustad atau master kaligrafi, dan sebagainya. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam menyadari objek yang terjadi dalam fenomena faktor-faktor independen X sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap positif santri dari item 1 Draft Only dampai 7 dengan perolehan nilai 50 + 95 + 65 + 95 + 87, 5 + 70 + 85 = 547,5 7 = 78,21.

2. Tabel Skala Sikap “Acceptance Rejection” dengan Sub Dimensi Kemauan

Berikut ini merupakan analisis skala sikap dimensi acceptance rejection dengan sub dimensi kemauan, yaitu suatu sikap mau kemauan atas kesadaran untuk menerima dengan menggambarkan tingkah laku santri menerima stimulus dari fenomena faktor-faktor independendiklat kaligrafi al-Quran. 8 V Latihan kaligrafi lebih mengasyikkan daripada sering terlibat nogkrong di warung - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 21 17 1 1 52,50 42,50 02,50 02,50 40 100 Item skala bertingkat no.8 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38 santri atau 95 santri menunjukkan tingkat kesadaran bahwa terlalu sering nongkrong di warung walaupun dengan alasan bersantai sejenak bukanlah sebagai suatu cara yang efektif mengusir rasa bosan dan mengobati rasa lelah. Kesadaran yang matang dapat ditunjukkan dengan hal ini, sedangkan keinginan latihan kaligrafi sebagai prioritas yang harus dilakukan merupakan sikap kemauan yang kuat. Oleh sebab itu, mereka tidak menyia- nyiakan program yang diterapkan. Mungkin santri sekarang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut hasil wawancara peneliti kepada ketua diklat, 2 tahun belakangan ini penerapan frekwensi latihan mandiri lebih banyak dibandingkan jadwal pelatihan, jadi sekarang 3 hari dalam seminggu, 3 jam sekali pertemuan. Setelah pesantren mengevaluasi, ternyata santri banyak Draft Only mengeluh karena bosan dan lelah karena terlalu banyak jejalan materi di saung, mereka hanya ingin latihan mandiri saja. Oleh karena itu, pesantren lebih mempertajam persaingan latihan mandiri santri dengan menerapkan gaya belajar ego enhancment. 9 V Mengekspresikan kaligrafi membuat beban fikiran saya ringan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 7 30 3 17,50 75,00 07,50 00,00 40 100 Item skala bertingkat no.9 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 37 santri atau 92,50 santri menyatakan kalau mereka setuju mengekspresikan kaligrafi membuat beban fikirannya ringan. Bagi mereka, mengekspresikan kaligrafi merupakan suatu bentuk tingkah laku positif untuk mengalirkan energi negatif menjadi kreatif. Inilah yang diungkapan pelukis terkenal AD Pirous mengutip dari Ust. Husaini ketika wawancara. 10 U Mengikuti contoh kaidah huruf lebih penting dan sering saya lakukan daripada selalu memperhatikan penjelasan ustad senior disini ketika memberi contoh di depan, tidak ada faedahnya - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 5 8 19 8 12,50 20,00 47,50 20,00 Draft Only 40 100 Item skala bertingkat no.10 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 27 santri atau 67,50 santri tidak menunjukkan sikap ketidaksetujuan atas pernyataan item tersebut. Jadi, mereka menunjukkan kemauan untuk memperhatikan penjelasan ustad ketika memberi contoh di depan, karena mereka menilai itu sangat bermanfaat. Sementara sisanya 13 santri atau 32,50 santri setuju untuk tidak memperhatikan penjelasan ustad ketika memberi contoh, karena mereka menilai tidak ada faedahnya. Mereka hanya mau mengikuti contoh kaidah huruf lebih penting dan sering mereka lakukan. Namun, angka ini harus diwaspadai, karena penulis berasumsi bisa jadi kemampuan mengajar ustad yang ada disana kurang memenuhi dan kurang mampu mengakomodir kognisi dan emosi santri. Untuk itu, mewujudkan teacher training perlu juga diwujudkan, walaupun perekrutan ustad yang handal dan sukses di ajang kompetisi menjadi langkah utama dalam memilih siapa yang berhak menjadi ustad. 11 V Saya selalu menjiplak tulisan dari modul kaidah huruf kaligrafi - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 15 24 1 37,50 60,00 02,50 00,00 40 100 Item skala bertingkat no.11 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 39 santri atau 97,50 santri menunjukkan kemauan untuk menjiplak tulisan dari modul kaidah huruf kaligrafi. Ternyata, tersedianya modul di koperasi atau hand by hand dari santri ke santri yang beredar di pesanten turut membantu proses belajar mandiri. Draft Only 12 V Setelah penjelasan materi kaidah huruf, saya langsung mempraktekkan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 15 23 2 37,50 57,50 05,00 00,00 40 100 Item skala bertingkat no.12 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38 santri atau 95,00 santri menyatakan sikap kemauan untuk mempraktekkan langsung apa yang disampaikan ustad ketika penyampaian materi di saung atau pun bimbingan koreksian karya. Dan ini sangat sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada Ust. Ohan, bahwa terdapat keefektifan metode pelatihan yang diterapkan terhadap minat menulis praktek santri. Hanya saja, perbedaan antara item skala sikap no. 10 dengn no.12 ini terletak pada perhatian intensitas perhatian santri yang berbeda- beda, sementara kecenderungan mereka untuk selalu praktek menulis lebih besar dibandingkan perhatian tadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ust. Ohan, strategi untuk mengantisipasi hal ini dengan cara mengurangi jadwal tatap muka dari seminggu 6 kali menjadi 3 kali tatap muka, setiap tatap muka berdurasi sekitar 2-3 jam. Namun, perwujudan dan penerapan teacher training tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan strategi baru tersebut. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam kemauan atas kesadaran untuk menerima dengan menggambarkan tingkah laku santri menerima stimulus dari fenomena faktor-faktor independen X adalah sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap positif santri dari item 8 sampai 12. Atau dengan menghitung total persentase dari tiap-tiap skor 95 + 92,5 + 67,5 + 97,5 + 95 = 447,5 5 = 89,4. Terbuktilah bahwa sikap santri positif pada sub dimensi ini. Draft Only

3. Tabel Skala Sikap “Making a Decition” Dengan Sub Dimensi

Menanggapi Dan Menyetujui 13 V Menurut saya, kaligrafi itu banyak rahasianya. Semakin banyak mengetahui rahasia tekniknya maka semakin cepat perubahan kualitas tulisan saya - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 32 6 1 1 80,00 15,00 02,50 02,50 40 100 Item skala bertingkat no.13 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 38 santri atau 95 santri menunjukkan sikap membuat suatu keputusan sebagai reaksi reflektif atas komitmen dan menaati tanpa ada unsur paksaan. Untuk menyesuaikan jawaban responden, peneliti melakukan crosscheck melalui pengamatan, bahwa banyak sekali santri yang: a. Memperhatikan dengan seksama ketika ustad menjelaskan skor 5 b. Mendengarkan penjelasan dengan baik ketika memperhatikan skor 3 c. Berkonsentrasi ketika ustad memperagakan teknik penggoresan skor 5 Dengan adanya tanggapan dan ketaatan secara alamiah diatas, maka dapat dipastikan 95 santri mengakui bahwa kaligrafi itu banyak rahasianya, semakin sering santri memperhatikan, menanggapi, dan membuat keputusan diatas, maka semakin banyak ia mengetahui rahasia tekniknya, sehingga semakin cepat pula perubahan kualitas karyanya. Untuk mengetahui penguasaan teknik santri dan semakin meningkatnya kualitas karya santri, peneliti melakukan crosscheck melalui pengamatan terhadap kegiatan santri baik ketika pelatihan penyampaian materi di saung maupun kegiatan mandiri, dan didapati manifestasi atas reaksi reflektif tersebut sebagai berikut: Draft Only a. Memperkaya bentuk huruf dan format ketika latihan mandiri skor 3 b. Senantiasa memperbagus potongan kalam skor 4 c. Memperbagus lay out dan susunan tulisan yang proporsional skor 4 d. Meniru teknik yang telah dicontohkan ustad skor 4 e. Mengoreksi tulisan sendiri ketika latihan atau sedang mengerjakan tugas skor 3 f.Memperbaiki tulisan sendiri setelah mengoreksinya skor 4 14 U Sebenarnya saya tidak tahu latihan kaligrafi itu menerapkan kedisiplinan, kebersihan, kehalusan tulisan, dan keindahan karya. Makanya semua ini tidak saya lakukan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 1 1 24 14 02,50 02,50 60,00 35,00 40 100 Item skala bertingkat no.14 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 37 santri atau 92,50 santri menyatakan bahwa mereka tidak setuju sangat tidak setuju atas ketidaktahuan santri berarti mereka tahu, dan menerapkannya bahwa latihan kaligrafi menerapkan kedisiplinan, kebersihan, kehalusan tulisan, dan keindahan karya. Justru mereka tahu. Sementara 3 santri atau sisanya 07,50 merupakan angka paling kecil, yang menyatakan ketidaktahuan mereka bahwa latihan kaligrafi itu menerapkan kedisiplinan, kebersihan, kehalusan tulisan, dan keindahan karya. Untuk hal ini, peneliti melakukan crosscheck melalui pengamatan atas kegiatan santri baik ketika pelatihan penyampaian materi di saung maupun kegiatan mandiri, dan didapati manifestasi atas reaksi reflektif tersebut sebagai berikut: a. Mempersiapkan perangkat, kertas, tinta, dan segala yang dibutuhkan 4 Draft Only b. Melatih atau menggoreskan berulang-ulang materi khat skor 4 c. Latihan dengan tekun sesuai dengan jadwal pribadi masing-masing santri skor 5 d. Memperbagus potongan kalam, menyediakan stok kertas sendiri, dan mempersiapkan tinta meramu tinta skor 4 e. Memperbagus lay out dan susunan tulisan yang proporsional skor 4 f.Membuat dan memperkaya format dan susunan skor 3 15 V Saya setuju dengan setiap kebijakan pesantren, karena itu menjadikan saya disiplin dalam setiap kegiatan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 12 23 2 3 30,00 57,50 05,00 07,50 40 100 Item skala bertingkat no.15 pada tabel diatas menunjukkan bahwa 27 santri atau 67 santri menunjukkan sikap menerima dan menaati suatu keputusan sebagai reaksi reflektif atas komitmen tanpa ada unsur paksaan. Untuk menyesuaikan jawaban responden, peneliti melakukan crosscheck melalui pengamatan, dan ternyata bahwa tidak banyak juga santri yang menerapkan kedisiplinan atas peraturan yang ditetapkan pesantren: a. Disiplin sholat subuh berjamaah di masjid skor 3\ b. Disiplin sholat 5 waktu selain subuh berjamaah di masjid skor 4 c. Mengikuti materi kajian kitab atau keagamaan d. Aktif mengikuti kajian seni dan budaya e. Aktif mengoreksi karya skor 3 f.Masuk ke saung tepat pada waktunya 3 g. Membuat karya tulisan sesuai dengan tugas yang diberikan skor 3 Draft Only