Dasar Pendidikan Seni Kaligrafi Islam

21 pena ilmu pengetahuan dapat ditulis. Pena itu material beku dan kaku, tidak hidup, namun apa saja yang dituliskan dengan pena itu memberikan dan membuka cakrawala pengetahuan bagi manusia. 23 Sehubungan dengan itu, perangkat-perangkat tulis yang lazim mendapat pernyataan tegas dalam proses seni kaligrafi adalah pena. Allah berfirman dalam al-Quran surah al-Qalam: 2 sebagai berikut:       “Nun. Demi pena dan apa saja yang mereka tulis dengan pena itu”. QS. 68 Ada ulama yang menafsirkan ‘Nun’ sebagai dawat tinta, berdasarkan hadis yang dikeluarkan oleh Abu Hatim dari Riwayat Abu Hurairah RA mengutip dari Sirojuddin, ia menyebutkan bahwa nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “ Allah telah menciptakan nun, yaitu dawat.” 24 Dalam riwayat lain, Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas RA mengutip dari Sirojuddin bahwa nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “setelah Allah menciptakan nun, yakni dawat dan telah menciptakan pula kalam. Lantas dia bertitah: “tulislah”, “Ya Robbi, apa yang hamba tulis?” Allah menjawab: “tulislah semua yang ada sampai hari kiamat.” 25 Lebih jelas lagi Allah berfirman sebagai penegasan istilah tinta ini dengan kata ‘midad’ dalam al-Quran surah al-Kahfi: 109 berikut ini:                    “Katakanlah Seandainya air lautan dijadikan tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula”. Kemudian dalam ayat lain, Allah berfirman tentang penyebutan pena qalam dan tinta, berikut sabda-Nya di surah Luqman: 27 sebagai berikut: 23 Sirojuddin,Tafsir Al-Qalam, Jakarta: Studio Lemka, 2002, cet. II, h. 33. 24 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,...,h. 247. 25 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,...,h. 247. Draft Only 22                        “Dan sekiranya pohon-pohon di bumi adalah pena, dan samudera menjadi tintanya, ditambah kepadanya tujuh laut lagi, sesudah keringnya, niscaya tidak ada habis-habisnya untuk dituliskan kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. Demikian juga dalam mengisyaratkan media tulisan, seperti kertas atau alas untuk menulis. Allah berfirman dalam al-Quran surah al-Buruj: 21-22 sebagai berikut:          “Bahkan ia Al-Quran yang mulia. Di Lauh Al-Mahfûz”. Dan dalam surah al-A’raf: 145 Allah berfirman:                       “Dan Kami telah tuliskan baginya di alwah itu segala sesuatu sebagai nasehat dan penerangan bagi segala sesuatu” Menurut Sirojuddin AR, kata ‘lauh’ bermakna papan segi bahasa atau sabak untuk menulis, jamak dari kata ‘lauh’ adalah ‘alwâh’. 26 Dengan memperhatikan keterangan beberapa ayat di atas jelaslah perngkat-perangkat untuk kegiatan menulis kaligrafi memiliki penegasan langsung dari Allah. Penulis berkesimpulan bahwa ini merupakan landasan atau dasar yang dapat memberikan dorongan bagi kegiatan pendidikan seni kaligrafi. Menurut Sirojuddin AR, banyak juga ayat-ayat al-Quran mendorong kreatifitas dan keleluasaan para kaligrafer dalam berkarya, yang didukung dengan sabda-sabda Nabi SAW. Intinya seakan-akan memanjakan kaligrafi sebagai seni Islam yang hadir tanpa hambatan hukum. Anjuran untuk menulis 26 Sirojuddin, Seni Kaligrafi Islam,..., h. 250. Draft Only 23 tulisan yang indah selalu disabdakan Nabi SAW berulang-ulang, seperti riwayat Dailami mengutip dari Sirojuddin yang artinya: “tulisan yang bagus akan menambah kebenaran tampak nyata karena keunggulan.” 27 Dalam kesempatan lain terdapat ‘atsar’ dari Ali RA yang menekankan bahwa kaligrafi tidak hanya berbicara konteks ilmu dan ibadah saja, tapi juga merupakan salah satu sumber usaha, sebagaimana arti hadisnya mengutip dari Sirojuddin “hendaknya kalian mempercantik tulisan, karena itu adalah sebagian dari kunci-kunci rezeki” Dan ini telah banyak dibuktikan oleh beberapa kalangan seniman dan pengrajin muslim di Indonesia. Dalam hal ini, Rasulullah juga menekankan kepada orang tua agar mendidik sekaligus melatih anaknya menulis, memperbagus namanya, dan mengawinkannya kalau sudah dewasa. Hal ini berdasarkan dari hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Najjar mengutip dari Sirojuddin. 28 Hal senada juga diucapkan beliau, seperti hadis yang artinya “muliakan ajarkan anak-anakmu dengan menulis, maka sesungguhnya menulis itu termasuk perkara yang penting dan sebesar-besarnya kebahagiaan.” Memuliakan generasi muslim dengan kaligrafi al-Quran menurut hadits tersebut memberikan suatu wasilah bagaimana menjadi seorang muslim yang bertanggung jawab atas agamanya, dan dengan mempelajari kaligrafi seseorang dapat berinteraksi dengan makna-makna al- Quran secara ekspresif. Bahkan, Nabi SAW membina seorang sahabat untuk menulis dengan trik-trik jitu agar tulisan itu indah. Ketika itu beliau melihat Abdullah menulis, dan menjelaskan sambil melatihnya dengan mengutip terjemahan dari Sirojuddin: “wahai Abdullah, rengkangkanlah jarak spasi, susunlah huruf dalam komposisi, peliharalah proporsi ukuran, dan berilah huruf-huruf 27 Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthy, Al-Jami’ Ash-Shaghir., Indonesia: Daar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, tth, Juz II, hal. 99. 28 Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-Suyuthy, Al-Jami’ Ash-Shaghir, ..., h. 99. Draft Only 24 akan haknya.” 29 Hadits ini tidak lain sebagai landasan hukum metode-metode dan asas didaktik pelatihan kaligrafi. Dengan demikian maka jelaslah bahwa baik al-Quran maupun al- Hadits sama-sama menekankan dan memberikan motivasi yang kuat pentingnya belajar dan latihan menulis kaligrafi. Dan belajar atau latihan kaligrafi bukanlah persoalan yang biasa, namun butuh perhatian dan penanganan khusus Ada juga sebagian orang mengambil maslahat dengan mempelajari kaligrafi untuk bekal hidupnya kelak. Dengan anggapan estetika kaligrafi memberikan peluang secara ekonomi. Seperti kata seorang penyair yang artinya dikutip dari Sirojuddin sebagai berikut: “Pelajarilah kaligrafi Wahai orang yang memiliki akal budi, Karena kaligrafi itu tiada lain, Dari hiasan orang yang berbudi pekerti, Jika engkau memiliki kekayaan, Maka kaligrafimu adalah kekayaan, Namun jika engkau membutuhkan, Maka kaligrafimu adalah sebaik-baik sumber usaha, Tulisan indah akan abadi, melampaui umur penulisnya Sementara sang penulis telah istirahat di dalam bumi”. 30

C. Tujuan Pendidikan Seni Kaligrafi al-Quran

Secara umum, Indra Djali Sidi menjelaskan bahwa tujuan pendidikan seni adalah berusaha untuk mengarahkan siswa agar mampu berkreasi dengan bakat seninya, yaitu memupuk kreatifitas siswa, karena seni banyak berkaitan dengan olah rasa dan perasaan. Pendidkan dan latihan seni kaligrafi akan memupuk seseorang untuk berjiwa halus dan berbudi pekerti luhur. 31 Menurut Fauzi Salim Afifi, tujuan pendidikan dan pelatihan seni kaligrafi pada umumnya adalah untuk: 29 Sirojuddin, Sekeliling Festival Istiqlal II Kaligrafi dan Ide-ide pengembanannya, Jakarta: Lemka Studio, 1995, h. 75. 30 Sirojuddin, Mengembangkan Seni Kaligrafi: Melalui Pembinaan Intensif dan Terstruktur, disampaikan pada pembinaan para pembina LPTQ KabKota dan Propinsi Banten, Rangkasbitung: 9-10 Maret 2005, h. 3. 31 Indra Djali Sidi, Menuju Masyarakat Belajar:Menggagas Paradigma Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Paramadina dan Logos Wacana Ilmu, 2001, cet.ke-1, hal. 105. Draft Only 25 1. Mendidik berbagai kemampuan, diantaranya pengawasan, kecermatan memandang, dan kehalusan dalam segala hal. 2. Membentuk rupa-rupa watak dan kebiasaan, seperti disiplin, ketertiban kebersihan, kesabaran dan ketekunan. 3. Memperoleh kemahiran dan keterampilan tangan saat memperbagus tulisan dalam latihan. 4. Menumbuhkan kemampuan mengkritik dan menyelami rasa seni setelah mengetahui unsur-unsur keindahan dalam kaligrafi yang bagus. 5. Memperoleh rasa senang dan memperdalam rasa tenteram dalam jiwa bila memperoleh kemajuan dalam latihan. 6. Meningkatkan minat dalam jiwa murid untuk menambah kecintaan, perhatian, pemeliharaan, dan karir dalam seni kaligrafi. 32 Oleh karena itu, Sirojuddin AR berpendapat bahwa pendidikan seni kaligrafi itu membimbing perasaan seseorang agar dekat dengan-Nya, rasa bahagia menelusuri firman-firman-Nya, dan rasa bangga diberi kesempatan memvisualisasikan lantunan wahyu-Nya. 33 Lebih dari itu kaligrafi memiliki peranan yang begitu penting dalam dunia pendidikan, antara lain: 1. Salah satu sarana komunikasi antar manusia yang telah berhasil membawa warisan budaya. 2. Salah satu medium kebudayaan yang lahir dari agama, sosial, dan ekonomi. 3. Sebagai media ilmu dan penelitian ilmiah, seperti bahasa dan agama, sastra, nahwu, balaghah, dan sejarah. 34 32 Fauzi Salim Afifi, Cara Mengajar Kaligrafi:Pedoman Guru, Penerjemah D. Sirojuddin AR, Jakarta: Darul Ulum Press, h. 20. 33 Sirojuddin AR, “Di Depan Kesempurnaan Wahyu” , Panji Masyarakat. II, 13-01- 1999, h. 48. 34 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Al-Husna Zikra, 2000, cet.ke-1, h. 130. Draft Only 26

D. Pendidikan Seni Kaligrafi Dalam Perspektif Pendidikan Islam

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya dalam subbab II pembahasan tentang landasan hukum menulis kaligrafi dinyatakan bahwa pendidikan kaligrafi yang berisi pengajaran tulis-menulis mendapatkan posisi terpenting. Sebagaimana tersirat makna dalam kandungan wahyu pertama, yakni surah al- ‘Alaq tadi. Intinya kaligrafi mendominasi sebagai salah satu komponen dalam sejarah pendidikan Islam yang tertua. Pendidikan seni kaligrafi pada awalnya memang berjalan sejalan dengan perkembangan pendidikan Islam. Bila proses pendidikan Islam yang dimulai sejak Nabi SAW berdakwah, maka sejak itu pula proses pendidikan baca tulis telah dimulai,bahkan setelah Nabi hijrah ke Madinah. 35 Kegiatan tulis-menulis memang mendapatkan ruh dari al-Quran, dan semangat mempelajari kandungan al-Quran menyebabkan kegiatan baca dan tulis mendapat perhatian penting dari Nabi SAW. Sehingga pernah Nabi SAW mewajibkan kepada tawanan perang ketika selesai berperang setiap tawanan harus mengajarkan sepuluh anakpemuda Madinah untuk membaca dan menulis. 36 Pendidikan seni kaligrafi bila dilihat dari esensinya jelas masuk dalam kelompok ilmu-ilmu agama, karena penerapannya memang dalam ruang lingkup tulis-menulis huruf-huruf al-Quran huruf Arab. Maka dalam konsep pendidikan Islam ilmu ini merupakan alat yang mesti digunakan dalam proses penelusuran dan penggalian ilmu-ilmu yang lainnya. Jika demikian, maka pendidikan seni kaligrafi sangatlah mutlak diperlukan. Karenanya, Imam Al- Ghazali mengelompokkan diantara ilmu-ilmu itu terbagi menjadi tiga bagian; 1, ilmu-ilmu terpuji, 2, ilmu-ilmu tercela, 3, Ilmu-ilmu yang berada diantara keduanya. Beliau juga menjelaskan bahwa ilmu-ilmu terpuji itu adalah ilmu yang membawa kepada kesucian jiwa, kunci untuk mengetahui hikmah dan 35 Sirojuddin, Gores Kalam; Al-Quran dan Reformasi Kaligrafi Arab,..., h. 1. 36 Sirojuddin, Gores Kalam; Al-Quran dan Reformasi Kaligrafi Arab,..., h. 1. Draft Only