Tabel Skala Sikap “valuing” dengan sub dimensi menerima nilai

- Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 6 1 10 23 15,00 02,50 25,00 57,50 40 100 Item skala bertingkat no.18 pada tabel unvafourable diatas menunjukkan bahwa 7 santri atau 17,50 santri memiliki sikap yang tidak konsisten atas niatnya, yaitu jika tulisannya sudah bagus tidak perlu latihan lagi. Sebenarnya, tujuan dalam diklat ini tidak semata-mata hanya memperbagus tulisan sampai pada taraf kepuasan tertentu, akan tetapi kepuasan yang tiada taranya adalah jika santri atau seorang khattat merasa rindu dan ingin tetap berkreasi sepanjang masa. Jadi, ukuran memperbagus hanya dinilai dari aspek visual saja, akan tetapi ukuran kepuasan batin atau emosional—seperti yang diungkapkan pak Didin pada bab I studi pendahuluan skripsi ini—dinilai dari ungkapan dan rasa keuntungan seorang khattat atas diberinya anugrah dan kesempatan mampu memvisualisasikan pesan Ilahi melalui kaligrafi secara metafisika. Adapun 33 dantri atau 82,50 santri menunjukkan sikap positif mereka, bahwa latihan kaligrafi tiada puasnya, sebagaimana penilaian positif mereka terhadap tulisan diatas yang tercantum dalam referensi- referensi utama Lemka—umumnya tulisan dan buku pak Didin—yang dikaji melalui forum mubahasah seni dan budaya. Begitu juga ketika kata sambutan yang disampaikan pada pembukaan diklat dan pelepasan santri ketika penutupan program tahunan. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam penerimaan nilai secara emosional dari stimulus faktor-faktor independen X sebagai kepercayaan menulis ayat al-Quran adalah sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap positif dari item 16 sampai 18. Atau dengan menghitung total persentase dari tiap-tiap skor 55 + 75 + 82,5 = 212,5 3 = 70,83. Terbuktilah bahwa sikap santri positif pada sub dimensi ini. Draft Only

5. Tabel skala sikap “valuing” dengan sub dimensi organisasi nilai

19 V Jika saya punya uang, maka sebagiannya langsung saya belikan kebutuhan kaligrafi, walau dirasa belum membutuhkannya - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 10 24 5 1 25,00 60,00 12,50 02,50 40 100 Item skala bertingkat no.19 pada tabel diatas menunjukkan sikap positif, dan bertindak sebagai respon atas keteguhannya untuk konsisten latihan menulis ayat-ayat al-Quran dengan mandiri. Oleh karena itu, 34 santri atau 75 santri dari sampel yang diambil mengklasifikasikan gambaran sikap mereka dengan membeli kebutuhan kaligrafi, walau mereka kira belum terlalu perlu. Dengan sikap ini, dapat kita nilai mereka benar- benar bukan hanya menerima nilai semata—sesuai kaitannya dengan skala sikap no.17 – 18 diatas—tetapi benar-benar mengamalkannya secara konsisten, termasuk tindakan atas pemenuhan kebutuhan menulis kaligrafi. 20 U Disiplin latihan mandiri dan mengerjakan tugas bukan termasuk cerminan khattat yang baik, karena santri kaligrafi atau khattat yang baik diukur dari bagus tidaknya tulisan. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 2 7 18 13 05,00 17,50 45,00 32,50 Draft Only 40 100 Item skala bertingkat no.20 pada tabel unvaforable diatas menunjukkan bahwa 9 santri atau 22,50 santri bersikap, dan bertindak kurang memenuhi kriteria sebagai santri yang baik. Mereka menilai bahwa ketaatan dan disiplin mengerjakan tugas, latihan mandiri bukan termasuk santri atau khattat yang baik. Khattat atau santri yang baik itu diukur dari tulisannya yang bagus. Padahal, untuk mencapai pada tahap tersebut, santri hendaknya memiliki sikap dan penilaian yang lebih rasional dan realistis, bahwa untuk menjadi santri khattat yang baik, hendaknya menyadari, menyikapi, bertindak, dan memberikan penilaian atas pentingnya latihan mandiri dan mengerjakan tugas yang diberikan. Upaya ini harus dimemanifestasikan dalam tindakan untuk mencerminkan yang baik. Pertanyaan ini penulis ulangi lagi untuk kedua kalinya—tetapi tidak sama— gunanya hanya menguji kesahihan pernyataan santri sebagai penegas atas pertanyaan-pernyataan sebelumnya. Inilah bentuk klasifikasi gambaran pembentukan suatu nilai yang positif sebagaimana yang dinyatakan oleh 31 atau 77,50 santri. 21 V Kaligrafi yang indah itu bukan hanya dilihat saja visual, tetapi akhlaknya juga walau tulisan saya rasanya belum indah. - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 20 18 1 1 50,00 45,00 02,50 02,50 40 100 Item skala bertingkat no.21 pada tabel diatas membuktikan bahwa 38 santri atau 95,00 santri menyatakan bahwa kaligrafi yang indah itu bukan hanya secara visual saja, tetapi akhlaknya juga walau tulisan rasanya Draft Only belum indah—padahal orang lain menyatakan tulisannya indah. Sikap ini muncul sebagai stimulus yang kuat atas emosi santri, sehingga santri terus konsisten untuk latihan mandiri, mengerjakan tugas, dan mematuhi semua peraturan yang diterapkan pesantren. Mereka menilai, sikap ini ada baiknya diterima dan diterapkan dalam setiap pribadi santri agar menjadi cerminan bahwa ia seorang berbudi luhur mudah memperoleh pengetahuan dan keahlian. Karena ia juga menilai, skill kaligrafi merupakan seni yang menyangkut agama al-Quran, dan ajaran-ajarannya, siapa saja yang ingin memperolehnya hendaknya berakhlak baik. Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa sikap santri dalam menyikapi dan bertindak sebagai respon atas fenomena faktor-faktor independen X untuk mengklasifikasikan gambaran pembentukan suatu nilai adalah sangat tinggi, jika dilihat dari rata-rata persentase sikap positif santri dari item 19 sampai 21. Atau dengan menghitung total persentase dari tiap-tiap skor 75 + 77,5 + 95 = 247,5 3 = 82,5. Terbuktilah bahwa sikap santri positif pada sub dimensi ini.

6. Tabel skala sikap “valuing”dengan sub dimensi pencirian nilai

22 V Saya yakin kaligrafi menganjurkan kebersihan hati dan fikiran, dan ini selalu saya buktikan dalam keadaan suci dari hadats ketika sedang latihan - Sangat setuju - Setuju - Tidak setuju - Sangat tidak setuju 24 14 1 1 60,00 35,00 02,50 02,50 40 100 Item skala bertingkat no.22 pada tabel diatas membuktikan bahwa 38 santri atau 95,00 santri berkeyakinan bahwa kaligrafi menganjurkan Draft Only