2 Penyusunan program pembelajaran. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.
3 Situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan sangatlah perlu diciptakan pada awal-awal pembelajaran untuk
membangkitkan minat mereka terhadap topik yang sedang dibahas. Suasana pembelajaran dibuat santai dan tidak menakutkan agar
siswa tidak khawatir dicemooh dan ditertawakan bila gagasan- gagasannya salah.
4 Refleksi pengetahuan yang telah diperoleh terhadap pengetahuan awal.
5 Resrtukturisasi ide dilakukan dengan: a Siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tentang gejala-gejala
yang kemudian dapat diperagakan atau diselidiki dalam praktikum.
b Siswa didorong untuk memikirkan penjelasan paling sederhana yang dapat menerangkan sebanyak mungkin gejala yang telah
mereka lihat. c Siswa dituntun untuk menemukan sendiri bahwa konsep-
konsep yang baru itu memiliki konsistensi internal. Menunjukkan bahwa konsep ilmiah yang baru itu memiliki
keunggulan dari gagasan yang lama. 6 Aplikasi. Menyakinkan dan menganjurkan siswa untuk
menerapkan konsep yang dibangunnya dalam berbagai macam situasi untuk memecahkan masalah
7 Review dilakukan untuk meninjau keberhasilan strategi
pembelajaran yang telah berlangsung
3. Pembelajaran Kontekstual
a. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual diperkenalkan oleh Center For research and Depelopment CORDF di Amerika Serikat yang
didasarkan pada hasil penelitian John Dewey 1916 yang merupakan penganut paham progresivisme. Berdasarkan penelitiannya, John
Dewey menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan
kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya. Selain teori progresivisme John dewey, teori kognitif juga
melatarbelakangi pembelajaran kontekstual. Teori kognitif menyatakan bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila mereka terlibat secara
aktif dalam segala kegiatan dikelas dan berkesempatan untuk menemukan sendiri. Dengan demikian, siswa menunjukkan hasil
belajar dalam bentuk apa yang mereka ketahui dan apa yang dapat mereka lakukan. Pembelajaran kontekstual kemudian dikembangkan
oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching and Learning yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan
lembaga-lembaga yang bergerak dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat.
24
b. Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Kontekstual berasal dari bahasa latin, yaitu ‘con’ dan ‘textum’ yang berarti mengikuti konteks atau dalam konteks. Jadi, secara
harfiah kontekstual dapat diartikan: 1 Yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung,
mengikuti konteks. 2 Yang membawa maksud, makna, dan kepentingan
25
. Pengertian pembelajaran kontekstual berdasarkan pendapat
beberapa ahli antara lain: 1 Depdiknas memberikan pengertian pembelajaran kontekstual
sebagai berikut
26
:
24
Nurhadi, dkk, “Pembelajaran Kontekstual…”, h. 148
25
Pasca UNS, Kaedah Pembelajaran Sains, http:pasca.uns.ac.idmod.php?mod=publish
er op =viewcatcid=4tesismahasiswa
a Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial,
dan kultural sehingga siswa memiliki pengetahuanketerampilan yang secara fleksibel dapat
diterapkan ditransfer dari satu permasalahankonteks ke permasalahankonteks lainnya.
b Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2 Johnson menyatakan bahwa “pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat
makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari”.
3 The Washington menyatakan bahwa “pembelajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat,
memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya untuk memecahkan seluruh persoalan dalam dunia
nyata”. 4 TEACHNET proyek yang dilakukan oleh center on education and
work at the university of Winconsin-Madison menyatakan bahwa “pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang membantu
guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan-hubungan antara
pengetahuan dan aplikasinya”
27
. 5 Bandono menyatakan bahwa, “pembelajaran kontekstual adalah
pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap
konteks kehidupan mereka sehari-hari, sehingga siswa memiliki
26
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Pengembangan Model Pembelajaran Yang Efektif, Jakarta: Depdiknas, 2003, h. 3
27
Nurhadi, dkk, “Pembelajaran Kontekstual…”, h. 12
pengetahuan ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya”
28
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mendorong siswa untuk
mengaitkan pengetahuan awal dan pengalaman yang telah dimilikinya dengan konsep yang dipelajari untuk kemudian diterapkan dan
dijadikan bekal dalam menghadapi masalah-masalah pada kehidupan sehari-hari.
c. Kata Kunci Pembelajaran Kontekstual