Karakteristik Pembelajaran Kontekstual Strategi Pembelajaran Kontekstual

d. Komponen Pembelajaran Kontekstual

Komponen pembelajaran kontekstual 30 antara lain: 1. Konstruktivisme constructivism. Siswa belajar sedikit demi sedikit dari konteks terbatas lalu mengkonstruk sendiri pemahamannya yang diperoleh melalui pengalaman belajar yang bermakna 2. Inkuiri inquiry. Siklus yang terdiri dari mengamati, bertanya, menganalisis dan merumuskan teori kemudian dikembangkan untuk memahami konsep dan fenomena dengan keterampilan berpikir kritis. 3. Bertanya questioning. Kemampuan bertanya akan melatih siswa untuk berpikir kritis danmemperoleh informasi. 4. Masyarakat belajar learning community. Masyarakat belajar mendorong siswa untuk bekerjasama, berbicara, dan saling berbagi pengalaman dan pengetahuan. 5. Pemodelan modelling. Pemodelan dilakukan untuk membahasakan gagasan, mendemonstrasikan, dan melakukan yang ingin siswa lakukan. 6. Refleksi reflection. Refleksi dilakukan untuk menelaah dan merespon kejadian, aktivitas, dan pengalaman yang telah dipelajari. 7. Penilaian yang sebenarnya authentic assessment. Penilaian sebenarnya dilakukan dengan menilai dan mengukur kemampuan serta keterampilan siswa dengan berbagai cara dan sumber yang dititikberatkan pada penerapan pengetahuan dan pengalaman.

e. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Karakteristik pembelajaran kontekstual mencakup hal-hal di bawah ini, antara lain: 31 30 Nurhadi, dkk, “Pembelajaran Kontekstual…”, h. 33 – 51 31 Nurhadi, dkk, “Pembelajaran Kontekstual…”, h. 14 1. Membuat hubungan yang bermakna. Siswa membuat hubungan- hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat. 2. Melakukan kegiatan yang signifikan. Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan, yaitu pekerjaan yang bertujuan, berhubungan dengan orang lain, menentukan pilihan, dan menghasilkan produk yang sifatnya nyata 3. Belajar yang diatur sendiri. Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual atau berkelompok serta mampu belajar sambil berbuat. 4. Bekerjasama. Siswa bekerjasama dan guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok. 5. Berpikir kritis dan kreatif. Siswa dapat menganalisis, memecahkan masalah, membuat hipotesis, membuat keputusan, dan mengunakan logika. 6. Mengasuh dan memelihara pribadinya. Siswa memberi perhatian, memiliki harapan, memotivasi, dan memperkuat dirinya sendiri. 7. Mencapai standar yang tinggi. Siswa mengidentifikasi tujuan dan memotivasi dirinya untuk mencapai tujuan tersebut. 8. Menggunakan penilaian autentik. Siswa menggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang bermakna.

f. Strategi Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual mampu membuat siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran sains, matematika, dan lainnya karena mengaitkan dengan lingkungan siswa 32 . Center of 32 Deborah J. Tippin, “Implementing Contextual teaching nd Learning”, University of Georgia Occupational Research and Development CORD menyampaikan lima strategi bagi pendidik dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual yang disingkat menjadi REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering sebagai berikut: 33 1 Relating relasi: belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman hidup nyata. 2 Experiencing pengalaman: belajar ditekankan kepada penggalian eksplorasi, penemuan, dan penciptaan. 3 Analysis analisis: belajar dalam konteks pemanfaatannya. 4 Cooperating kerjasama: belajar melalui konteks komunikasi interpersonal. 5 Transfering perpindahan: belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru.

4. Pembelajaran Quantum

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN BUKU SAKU PADA HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA SMAN 1 AMBARAWA

0 38 237

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

0 7 21

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERMEDIAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA PADA PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

0 3 35

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK BERMEDIAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

1 6 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN MATEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 32

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PRAKTIKUN TERHADAP HASIL BELAJAR SIWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 17

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

1 2 28