C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penulisan ini adalah sebagai berikut:
Diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen
Pembelajaran Kimia Menuntut adanya pemahaman dan keaktifan siswa
dalam membentuk pemahamannya sendiri
Pembelajaran Konstruktivisme
Pembelajaran Kontekstual Pembelajaran Quantum
Karakteristik Rancangan
Pembelajaran Latar
Belakang Karakteristik
Latar Belakang
Ilmu Kimia
Rancangan Pembelajaran
Hasil Belajar Hasil Belajar
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penulisan Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu gejala alam dan peristiwa dapat terjadi. Oleh karena itu,
pembelajaran kimia hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik konsep kimia, seperti pengamatan, pengujianpenelitian, diskusi,
penggalian informasi mandiri melalui tugas baca, membuat kliping dan sebagainya. Dalam hal ini, penulis akan meneliti bagaimana pengaruh
pembelajaran kontekstual dan pembelajaran quantum terhadap hasil belajar kimia siswa, khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Pembelajaran quantum dan kontekstual masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun untuk memperoleh hasil belajar kimia yang
maksimal, model pembelajaran yang digunakan harus dapat memotivasi siswa, menyampaikan dan mengembangkan ide, pikiran, pengetahuan, dan
tingkah laku siswa secara efektif. Oleh karena itu, model pembelajaran harus memuat hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan strategi atau model
pembelajaran, yaitu belajar akan efektif dalam keadaan fun menyenangkan; belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi; belajar yang baik adalah
bersifat sosial kelompok; bersifat multi inderawi; dan belajar terbaik dalam keadaan alfa.
Dalam kelas kontekstual suasana kelas formal dengan kursi dan meja tersusun secara teratur dan rapi. Hal ini mendukung terciptanya situasi belajar
yang nyaman, tertib, tenang, dan teratur. Di lain pihak, pembelajaran quantum adalah pembelajaran yang sangat memperhatikan detil-detil dalam
pembelajaran seperti penataan ruang kelas , interaksi antara guru dan siswa, serta teknik-teknik pengembangan otak kiri-kanan. Hal ini dilakukan dengan
menyusun kursi dan meja secara berkelompok, menempel hasil karya siswa, dan terkadang menggunakan musik untuk menghilangkan rasa lelah atau
kantuk sehingga dapat memacu semangat dan motivasi siswa. Penataan ruang kelas dapat meningkatkan motivasi siswa, interaksi antara guru dan siswa
dapat memudahkan terjalinnya komunikasi yang baik, sedangkan teknik- teknik pengembangan otak kiri-kanan dapat meningkatkan pemahaman dan
kecerdasan siswa. Selain itu, berdasarkan penelitian pada tahun 1991 di super camp yang melibatkan 6.042 responden menunjukkan bahwa pembelajaran
quantum berhasil meningkatkan potensi psikis siswa, antara lain peningkatan motivasi 80, peningkatan nilai belajar 73, dan memperbesar keyakinan diri
81
64
. Dengan demikian, dalam penelitian ini diduga adanya perbedaan yang
signifikan pada hasil belajar kimia siswa akibat pengaruh pembelajaran
64
Roebyarto, “Pembelajaran yang Menyenangkan Lewat Quantum Teaching”, http:roebyarto .multiply.comjournalitem15
kontekstual dan pembelajaran quantum yang diterapkan pada dua kelas yang berbeda. Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, maka
pembelajaran quantum diharapkan dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik daripada pembelajaran kontekstual.
D. PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN