Latar Belakang Pembelajaran Quantum

Occupational Research and Development CORD menyampaikan lima strategi bagi pendidik dalam rangka penerapan pembelajaran kontekstual yang disingkat menjadi REACT Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering sebagai berikut: 33 1 Relating relasi: belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman hidup nyata. 2 Experiencing pengalaman: belajar ditekankan kepada penggalian eksplorasi, penemuan, dan penciptaan. 3 Analysis analisis: belajar dalam konteks pemanfaatannya. 4 Cooperating kerjasama: belajar melalui konteks komunikasi interpersonal. 5 Transfering perpindahan: belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi atau konteks baru.

4. Pembelajaran Quantum

a. Latar Belakang Pembelajaran Quantum

Tokoh utama di balik pembelajaran quantum adalah Bobbi DePorter, seorang ibu rumah tangga yang bergelut di bidang bisnis properti dan keuangan, dan setelah semua bisnisnya bangkrut akhirnya ia menggeluti bidang pembelajaran. Sejak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan pembelajaran quantum di SuperCamp, sebuah lembaga pembelajaran yang terletak Kirkwood Meadows, negara bagian California, Amerika Serikat. SuperCamp didirikan oleh Learning Forum, sebuah perusahahan yang memusatkan perhatian pada pembelajaran guna pengembangan potensi diri manusia. Dengan dibantu oleh teman-temannya, DePorter secara terprogram dan terencana mengujicobakan gagasan-gagasan 33 Nurhadi, dkk, “Pembelajaran Kontekstual…”, h. 23 pembelajaran quantum kepada para remaja di SuperCamp selama tahun-tahun pada awal tahun 1980-an. 34 Pada tahap awal perkembangannya, pembelajaran quantum dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja di rumah dan tidak dimaksudkan sebagai metode dan strategi pembelajaran untuk mencapai keberhasilan lebih tinggi di sekolah atau ruang-ruang kelas. Lambat laun, orang tua para remaja juga meminta kepada DePorter untuk mengadakan program pembelajaran quantum bagi mereka. Demikianlah, pembelajaran quantum merambah berbagai tempat dan bidang kegiatan manusia, mulai lingkungan pengasuhan di rumah parenting, lingkungan bisnis, lingkungan perusahaan, sampai dengan lingkungan kelas sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya pembelajaran quantum merupakan falsafah dan metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah. Pembelajaran quantum sesungguhnya merupakan rakitan dari berbagai teori pendidikan, yaitu Accelerated Learning Lozanov, Multiple Intelligences Gardner, Neuro Lingguistic Programming Grinder Bandler, Experential Learning Hahn, Socratic Inquiry, Cooperative Learning Johnson Johnson, dan Elements of Effective Instruction Hunter 35 . Pembelajaran quantum berakar dari Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria, yang melakukan eksperimen suggestology suggestopedia 36 . Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Hal ini dapat dicapai dengan menciptakan 34 Djoko Saryono, “Pembelajaran Kuantum sebagai Model Pembelajaran Yang Menyenangkan ”, http:lubisgrafura.wordpress.com20070911pembelajaran-kuantum-sebagai- model-pembelajaran-yang-menyenangkan 35 Bobbi DePorter, dkk, “Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Terj. dari Quantum Teaching: Orchestrating Students Success oleh Ary Nilandari”, Bandung: Kaifa, 2002, Cet. 10, h. 4 36 Septiawan Santana Kurnia, “Quantum Learning bagi Pendidikan Jurnalistik”, http:www.depdiknas.co.idquantum-learning suasana belajar yang efektif melalui campuran antara unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat. Pembelajaran quantum juga mencakup aspek-aspek penting dalam program NLP Neuro Linguistic Programming yaitu program yang meneliti tentang bagaimana otak mengatur informasi serta hubungan antara bahasa dan perilaku. Melalui NLP pendidik dapat mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan dan merangsang fungsi otak yang paling efektif.

b. Pengertian Pembelajaran Quantum

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING BERBANTUAN BUKU SAKU PADA HASIL BELAJAR KIMIA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN SISWA SMAN 1 AMBARAWA

0 38 237

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN DAN BAHAN AJAR TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

0 7 21

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERMEDIAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA PADA PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

0 3 35

EFEKTIVITAS PENDEKATAN SAINTIFIK BERMEDIAKAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA.

1 6 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN MATEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 32

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS PRAKTIKUN TERHADAP HASIL BELAJAR SIWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 0 17

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

1 2 28