Risiko Tingkat Pendidikan Rendah terhadap Kejadian BBLR di

111 Separoh kasus anaknya mempunyai berat badan cukup bulan. Seperdelapan kehamilan kedua bayinya dibawah 1500gr. Tiga perdelapan sisanya antara 1500 sampai 2500 gr Oxorn Forte, 2010. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Alya di Banda Aceh pada tahun 2013 yang menyebutkan bahwa kehamila ganda berisiko 3,028 kali lebih besar menyebabkan BBLR dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merzalia 2011 yang menyatakan bahwa kehamilan ganda tidak dapat dianalisis dikarenakan semua ibu yang mengalami kehamilan ganda melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Dengan demikian, ibu yang mengalami kehamilan kembar harus memperhatikan pola makan pada saat hamil agar nutrisi dari ibu ke kedua janin dapat tersalurkan dengan cukup. Selain itu, ibu juga harus rutin melakukan kunjungan antenatal agar setiap risiko diketahui secara dini sehingga dapat dilakukan tindakan secara cepat.

6.10 Risiko Tingkat Pendidikan Rendah terhadap Kejadian BBLR di

Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Periode Januari 2012- April 2014 Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai OR sebesar 0,841 95 CI = 0,510-1,388. Pada CI 95 antara lower dan upper limit terdapat nilai 1, sehingga nilai OR tidak bermakna atau dapat disimpulkan pendidikan rendah tidak berisiko terhadap kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014. 112 Hal ini dimungkinkan terjadi karena 60 ibu yang melahirkan bayi BBLR memiliki tingkat pendidikan tinggi. Selain itu, pengetahuan ibu tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikanya karena dengan kemajuan teknologi banyak media yang memberikan informasi tentang kehamilan dan persalinan. Kunjungan ANC Antenatal Care juga dimungkinkan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan ibu, dimana ibu bisa menerima informasi mengenai faktor risiko BBLR dan ibu dapat mendeteksi sedini mungkin faktor risiko dalam kehamilanya serta dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap setiap risiko yang dapat terjadi. Pendidikan yang tinggi memudahkan seseorang menerima informasi lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan rendah. Pengetahuan kesehatan yang tinggi menunjang perilaku hidup sehat dalam pemenuhan gizi ibu selama kehamilan. Festy, 2009. Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan dan gizi selama masa kehamilan Simarmata,2010. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendasari pengambilan keputusan. Pendidikan menentukan kemampuan menerima dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Semakin tinggi pendidikan ibu akan semakin mampu mengambil keputusan bahwa pelayanan kesehatan selama hamil dapat mencegah gangguan sedini mungkin bagi ibu dan janinnya. Pendidikan juga sangat erat kaitannya 113 dengan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan dan gizi selama masa kehamilan Simarmata, 2010. Walaupun adanya perbedaan antara hasil penelitian ini dengan penelitian yang lainya tentang risiko pendidikan terhadap BBLR, namun petugas kesehatan puskesmas maupun Dinas Kesehatan harus terus berupaya dalam memberikan konseling atau penyuluhan terhadap ibu hamil. Misalnya dengan memberikan penyuluhan mengenai faktor risiko BBLR dan dampak bagi ibu bayi yang megalami BBLR setiap kali ibu melakukan kunjungan ANC. Selain itu, membuat kelas ibu hamil yang dibina oleh bidan desa. Dimana dalam kelas ibu hamil tersebut petugas kesehatan dapat secara efektif memberikan informasi mengenai kesehatan ibu hamil dan dalam kelas tersebut ibu hamil dapat berkonsultasi mengenai masalah kehamilanya.

6.11 Risiko Status Ibu Bekerja terhadap Kejadian BBLR di Wilayah