Risiko Penyakit Ibu dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja

118

6.13 Risiko Penyakit Ibu dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja

Puskesmas Kota Tangerang Selatan Periode Januari 2012- April 2014 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ibu yang menderita penyakit pada saat kehamilanya hanya terdapat pada kelompok kasus yaitu berupa batu ginjal, asma, dan magh. Sedangkan pada kelompok kontrol, semua ibu tidak menderita penyakit pada saat kehamilanya. Walaupun secara statistik penyakit ibu tidak dapat dianalisis, namun secara biologis ketiga penyakit tersebut berisiko menyebabkan BBLR. Asma bronkial adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Wanita yang hamil bernapas untuk dua orang, karena itu penting untuk mengendalikan asmanya. Kesulitan bernapas yang dialami wanita hamil mempengaruhi sang janin karena adanya kompromi terhadap suplai oksigen. Jika asmanya terkendali, wanita penderita asma tidak akan mengalami komplikasi selama kehamilan dan bisa melahirkan sebagaimana wanita yang non-asmatik. Namun, asma yang tak terkendali selama kehamilan bisa mengakibatkan masalah kehamilan dan komplikasi pada sang janin seperti kelahiran prematur, bayi yang lahir kurang berat badan lahir rendah BBLR, perubahan tekanan darah “maternal” seperti eklampsia Chaitow, 2005. Serangan yang akut membahayakan janin dalam kandungan ibu hamil, karena berkurangnya pasokan oksigen yang diterima. Karena itu 119 sangat penting untuk mencegah terjadinya serangan selama kehamilan dan proses melahirkan. Caranya tak lain dengan strategi tiga jalur pertahanan terhadap asma yaitu aturlah lingkungan hidup penderita asma kendalikan pemicu asma di lingkungan sekitarnya, aturlah kesejahteraan saluran pernapasanya agar saluran napas tersebut kurang sensitive, sehingga lebih kecil kemungkinanya bereaksi dengan menimbulkan gejala asma dan aturlah serangan asma kenali gejala datangnya serangan secara dini dan bertindak untuk menghentikanya sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih besar Chaitow, 2005. Oleh sebab itu mengontrol asma selama kehamilan sangat penting untuk mencegah keadaan yang tidak dimungkinkan baik pada ibu maupun pada janinya. Pada umumnya semua obat asma dapat diminum selama kehamilan kecuali komponen adrenergik, bromfeniramin dan epinefrin. Kortikosteroid inhalasi sangat bermanfaat untuk mengontrol asma dan mencegah serangan akut terutama saat kehamilan. Bila terjadi serangan harus segera ditanggulangi secara agresif yaitu pemberian inhalasi agonis beta-2, oksigen dan kortikosteroid sistemik. Pemilihan obat pada penderita hamil dianjurkan yaitu obat inhalasi dan memakai obat-obat lama yang pernah dipakai pada kehamilan sebelumnya yang sudah terdokumentasi dan terbukti aman. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2004. 120 Penyakit batu saluran kemih batu ginjal adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi Lina, 2008. Pada batu yang masih berukuran kecil dapat tidak memberikan gejala. Bahkan terkadang batu keluar sendiri saat buang air kecil yang sering terlihat sebagai kencing berpasir. Namun, pada batu yang berukuran lebih besar, maka dapat memberikan keluhan seperti nyeri kolik nyeri yang disebabkan karena usaha untuk mengeluarkan batu, namun tersangkut di saluran kemih, hematuria ada darah di urin, nyeri saat berkemih, terutama saat batu bergerak, buang air kecil sedikit, yang disebabkan tersumbatnya saluran kemih oleh batu, mual dan muntah Gopar, 2009. Bagi penderita batu saluran kemih, diagnosis lebih tepat dengan melakukan pemeriksaan intravenous pielografi; akan tetapi janin harus dilindungi dari efek penyinaran. Dewasa ini dapat pula dengan USG dan MRI. Bila diketahui adanya urolitiasis dalam kehamilan, terapi pertama adalah analgetika untuk menghilangkan sakitnya, diberi cairan banyak agar batu dapat ke bawah, karena hampir 80 batu akan dapat turun ke bawah, serta antibiotika. Pada penderita yang membutuhkan tindakan operasi, sebaiknya operasi dilakukan setelah trimester pertama atatu setelah post partum. Pada batu buli-buli, bila batu tersebut diperkirakan menghalangi jalannya persalinan, kehamilan diakhiri dengan SC, dan 121 batu diangkat post partum dengan seksio alta atau lipotripsi Wiknyosastro, 2007. Saat hamil, terkadang ibu hamil tidak berselera makan, mual dan muntah emesis gravidarium akibat pengaruh hormone chorionic gonadotropin. Karena perut sering tidak terisi, maka sakit maag akan muncul. Penyakit maag yang diderita sebelumnya dapat memperburuk masa mengidam ibu hamil, yaitu mual dan muntah berlebih hiperemesis gravidarum Pada ibu hamil rentan sakit maag. Bahkan, yang tadinya tidak menderita maag bisa saja terkena maag saat hamil. Salah satu penyakit saluran pencernaan ini dialami berkisar 60-80 ibu hamil. Biasanya, keluhan pada daerah sekitar lambung baik itu mual, muntah emesis gravidarum, heart burn rasa panas di ulu hati, bahkan sampai mual dan muntah yang berlebihan hiperemesis gravidarium Bambang, 2011. Berdasarkan penelitian, obat yang dijual bebas untuk mengatasi keluhan maag relatif aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, tetapi sesuai dosis. Karena tidak ditemukan efek teratogenik, malformasi kecacatan pada bayi. Namun sebelum itu terlebih dahulu berkonsultasi ke dokter agar lebih tepat jenis obat dan dosis sesuai dengan kebutuhan. Berikut ada 2 cara untuk mengatasi gejala saluran pencernaan, antara lain farmakologis yaitu dengan menggunakan obat vitamin B6, B12, anti histaine, antasida, H2 reseptor antagonist dan proton pump inhibitor dan non farmakologis yaitu tanpa menggunakan obat seperti jahe bentuk 122 permen, sirup, atau kapsul, akupuntur atau dengan cara mengoleskan minyak kayu putih pada tubuh juga dapat mengurangi gas berlebih pada tubuh Bambang, 2011. 123

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN