Risiko Umur Kehamilan37 minggu terhadap Kejadian BBLR di

103

6.6 Risiko Umur Kehamilan37 minggu terhadap Kejadian BBLR di

Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Periode Januari 2012- April 2014 Hasil penelitian ini diperoleh nilai OR sebesar 143,5 95 CI =19,292-1067,397. Pada CI 95 antara lower dan upper limit tidak terdapat nilai 1, sehingga nilai OR bermakna atau dapat disimpulkan bahwa umur kehamilan 37 minggu mempunyai risiko 143,5 kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang melahirkan pada umur kehamilan ≥37 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014. Hal ini dimungkinkan terjadi karena umur kehamilan yang berisiko sangat tinggi pada ibu yang melahirkan bayi BBLR 43,2 dibandingkan dengan bayi lahir normal 0,5 . Tingginya risiko umur kehamilan terhadap BBLR pada penelitian ini disebabkan karena secara biologis berat badan bayi semakin bertambah sesuai dengan umur kehamilan. Umur kehamilan mempengaruhi kejadian BBLR karena semakin pendek masa kehamilan semakin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat tubuhnya sehingga akan turut mempengaruhi berat badan bayi. Sehingga dapat dikatakan bahwa umur kehamilan mempengaruhi kejadian BBLR Manuaba, 2010. Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan karena tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan 104 mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang prematur Simarmata, 2010. Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembangan janin. Pada trismester pertama pertumbuhan janin masih lambat sehingga penambahan kebutuhan zat- zat gizinya pun masih relative kecil. Memasuki trismester kedua, janin mulai tumbuh pesat dibandingkan dengan sebelumnya. Kecepatan pertumbuhan itu mencapai 10gr per hari. Sedangkan pada tahap terakhir atau trismester ketiga, dibutuhkan vitamin dan mineral untuk mendukung pesatnya pertumbuhan janin dan pembentukan otak. Kebutuhan energi janin didapat dari cadangan energi yang disimpan ibu selama tahap sebelumnya Albugis, 2008. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmayanti, dkk 2010 yang menyatakan bahwa umur kehamilan 37 minggu berisiko 12,7 95 CI = 5,5 -31,5 kali melahirkan BBLR. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sutan, et all 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia yang menyatakan bahwa umur kehamilan 37 minggu berisiko 2,41 1,79-3,26 kali menyebabkan BBLR. Penelitian yang dilakukan 105 oleh Merzalia 2010 di Provinsi Bangka Belitung juga menunjukan tinggi risiko umur kehamilan terhadap BBLR yaitu umur kehamilan 37 minggu berisiko 137, 360 18,78-1004,684 kali menyebabkan BBLR. Dengan tingginya risiko usia kehamilan 37 minggu terhadap kejadian BBLR, sehingga disarankan kepada ibu untuk melahirkan anak pada usia kehamilan ≥37 minggu yaitu dengan menjaga pola hidup dan pola makan selama kehamilan dan kepada petugas kesehatan yang memeriksakan kehamilan supaya dapat menekankan pada setiap ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur dan sesuai jadual pemeriksaan sehingga bila ada kelainan akan segera terdeteksi dan akan segera mendapatkan pertolongan.

6.7 Risiko Kekurangan Energi Kronik KEK pada Ibu dengan Kejadian