95
tingkat pendidikan tinggi 60, status bekerja ibu paling banyak sebagai ibu rumah tangga atau tidak bekerja 93,7, lebih banyak ibu yang tidak
mengalami komplikasi kehamilan dan penyakit pada saat hamil dengan perbandingan masing-masing 87,4 ibu yang tidak mengalami
komplikasi kehamilan dan 93,7 ibu yang tidak menderita penyakit pada saat kehamilanya.
Menurut Depkes RI 2009, faktor risiko kejadian BBLR diantaranya ibu hamil yang berumur 20 dan 35 tahun, jarak kehamilan
terlalu pendek, ibu mempunyai riwayat BBLR sebelumnya, mengerjakan pekerjaan fisik, mengerjakan pekerjaan fisik beberapa jam tanpa istirahat,
sangat miskin, beratnya kurang dan kurang gizi, perokok, pengguna obat terlarang, alkohol, anemia, pre-eklampsi atau hipertensi, infeksi selama
kehamilan, kehamilan ganda, bayi dengan cacat bawaan dan infeksi selama dalam kandungan. Sedangkan menurut WHO 2004, faktor
risiko kejadian BBLR yaitu status gizi, status ekonomi, pendidikan, komplikasi kehamilan, pekerjaan berat, umur kehamilan, umur ibu,
riwayat BBLR sebelumnya, alkohol, merokok, obat-obatan terlarang, riwayat penyakit, kehamilan ganda, tinggi badan dan tinggal di daerah
ketinggian.
6.3 Risiko Umur Ibu 20 dan 35 tahun terhadap Kejadian BBLR di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Periode Januari 2012- April 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai OR sebesar 2,092 95 CI = 0,760-5,759. Pada CI 95 antara lower dan upper limit terdapat
96
nilai 1, sehingga nilai OR tidak bermakna atau dapat disimpulkan bahwa umur ibu tidak berisiko terhadap kejadian BBLR di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014. Hal ini dimungkinkan karena pada penelitian ini distribusi BBLR berdasarkan
umur baik pada kelompok kasus maupun kontrol sama-sama lebih banyak pada ibu dengan kelompok umur antara 20–35 tahun. Ini menunjukan
bahwa walaupun umur ibu tidak berisiko namun tetap melahirkan bayi BBLR 91,6.
Walaupun secara statistik hasil penelitian ini menunjukan bahwa umur ibu 20 dan 35 tahun tidak berisiko terhadap kejadian BBLR,
namun dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa kejadian BBLR paling banyak ditemukan pada ibu yang berumur 20 dan 35 tahun 8,4
dibandingkan dengan bayi berat lahir normal 4,2. Sehingga ibu yang melahirkan pada umur berisiko tersebut harus tetap dihindari karena
mengingat umur reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun Depkes, 2001. Dan walaupun terdapat ibu yang berumur
20 tahun dan 35 tahun namun pemenuhan gizi ibu cukup sehingga penambahan berat badan sesuai dengan masa kehamilanya. Hal ini bisa
dilihat dari hasil penelitian yang ditemukan bahwa penambahan berat badan pada ibu yang berumur 20 dan 35 tahun lebih banyak
mengalami penambahan berat badan 10kg yaitu sebesar 56,25. Hal ini disebabkan karena kehamilan pada umur remaja 20
tahun berdampak pada pertumbuhan yang kurang optimal karena
97
kebutuhan zat gizi pada masa tumbuh kembang remaja sangat dibutuhkan oleh tubuhnya sendiri, Simbolon Aini, 2013. Selain itu, ibu yang
melahirkan pada umur 35 tahun tidak dianjurkan dan sangat berbahaya. Mengingat mulai umur ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,
tumor jinak peranakan, atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul Setianingrum, 2005. Ibu yang berumur 35 tahun
perlu energi yang besar karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi
yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung Kristyanasari, 2010, dalam Muazizah, 2011.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurhadi 2006 di BP RSUD Kraton Pekalongan yang menunjukan
bahwa umur ibu tidak berisiko terhadap kejadian BBLR. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian lain yang menunjukan
bahwa umur ibu berisiko terhadap kejadian BBLR. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cendikia 2010 menunjukan bahwa umur ibu
berisiko 2,838 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dan penelitian yang dilakukan oleh Alya 2013 juga menunjukan bahwa
umur ibu berisiko 6,163 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang melahirkan pada umur 20-35 tahun.
Dengan demikian, sosialisasi mengenai umur yang dianjurkan untuk melakukan kehamilan dan persalinan perlu digalakan. Sosialisasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan melakukan
98
penyuluhan secara intensif kepada pasangan usia subur PUS oleh petugas kesehatan agar proses kehamilan dan persalinan dapat
direncanakan sehingga kehamilan dan persalinan ibu yang berumur 20 dan 35 tahun dapat dihindari. Selain itu, mempertahankan Pemberian
Makanan Tambahan PMT pada ibu hamil khususnya ibu yang berumur 20 dan 35 tahun agar status gizi pada ibu hamil baik.
6.4 Risiko Tinggi Badan Ibu 145cm terhadap Kejadian BBLR di