Risiko Komplikasi Kehamilan terhadap Kejadian BBLR di Wilayah

115 Walaupun hasil penelitian ini menunjukan bahwa pekerjaan tidak berisiko terhadap kejadian BBLR, namun ibu hamil yang bekerja harus tetap berhati-hati dan menjaga aktivitas fisik dan pola makanya agar janin yang dikandungnya tumbuh sehat.

6.12 Risiko Komplikasi Kehamilan terhadap Kejadian BBLR di Wilayah

Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Periode Januari 2012- April 2014 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ibu yang mengalami komplikasi kehamilan berupa hipertensi hanya terdapat pada pada kelompok kasus yaitu sebesar 12,6 . Sedangkan pada kelompok kontrol, tidak terdapat ibu yang mengalami hipertensi pada saat kehamilanya. Walaupun secara statistik, hasil ini tidak dapat dianalisis namun secara biologis hipertensi dapat menyebabkan retardasi perkembangan janin yang berujung pada berat lahir rendah. Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi serius pada trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti edema, hipertensi, proteinuria, kejang sampai koma. Dengan terjadinya hipertensi, maka terjadi spasme pembuluh darah, sehingga terjadi gangguan fungsi plasenta, maka sirkulasi uteroplasenter akan terganggu, pasokan nutrisi dan O2 akan tergangu sehingga janin akan mengalami pertumbuhan janin yang terganggu dan bayi akan lahir dengan berat bayi lahir rendah Wijayarini, 2002 dalam Kurniawati, 2010. 116 Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari pada tanda-tanda yang lain. Untuk menegakkan diagnosis pre-eklamsi, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mm Hg atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mm Hg maka diagnosis hipertensi dapat ditegakkan Manuaba, 2008. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mumbare, et all 2011 di India menyebutkan bahwa hipertensi dalam kehamilan memiliki risiko terhadap kejadian BBLR sebesar 3,32 CI 95 1,55-7,10. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Coutinho, et all 2009 yang dilakukan di Brazil juga menyatakan bahwa hipertensi berisiko 2,58 CI 95 2,34-2,86 kali lebih besar menyebabkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami hipertensi. Terapi non farmakologi bisa dilakukan untuk menangani hipertensi, walaupun tidak memberikan dampak yang berarti. Meskipun bed rest yang ketat dapat menurunkan tekanan darah, tetapi umumnya keadaan ini tidak direkomendasikan. Membatasi aktifitas fisik dan mengurangi stress selalu dianjurkan. Membatasi masukan garam tidak dianjurkan, kecuali pada penderita yang jelas diketahui sebelumnya mempunyai hipertensi sensitive terhadap garam salt-sensitive hypertension, karena wanita hamil dengan hipertensi mempunyai volume plasma yang lebih rendah dibanding wanita dengan normotensi. Jika diperlukan pengobatan farmakologik, methyldopa dapat menjadi 117 pilihan. Sebaliknya penggunaan antihipertensi tidak selalu menunjukkan peningkatan survival pada janin dan menghasilkan anak dengan mental dan perkembangan fisik yang normal. Penggunaan obat-obat anti hipertensi lain akan mempunyai hasil yang sama, tetapi belum diteliti dengan sempurna. Termasuk terapi awal dengan beta bloker β1 selektif atau diuretic. Calcium channel blocker terbukti telah efektif dan penggunaan ACE inhibitor tidak boleh digunakan dan keamanan penggunaan angiotensin II blocking agent belum diketahui Anwar, 2004. Selain langkah-langkah diatas, bagi petugas kesehatan diharapkan melakukan deteksi dini faktor risiko Hipertensi Dalam Kehamilan HDK, sehingga dapat memberikan pendidikan kesehatan yang sifatnya promotive, preventive dan curative kepada ibu hamil dan melahirkan serta dapat mengantisipasi adanya kegawatdaruratan pada ibu maupun bayi dan segera melakukan rujukan dalam rangka membantu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Selain itu, ibu hamil maupun keluarga harus dapat mengenali tanda bahaya kehamilan sehingga dapat menerapkan langkah-langkah promotive dan preventive dengan petunjuk dari petugas kesehatan untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan dan mengurangi risiko kelahiran BBLR. 118

6.13 Risiko Penyakit Ibu dengan Kejadian BBLR di Wilayah Kerja