98
penyuluhan secara intensif kepada pasangan usia subur PUS oleh petugas kesehatan agar proses kehamilan dan persalinan dapat
direncanakan sehingga kehamilan dan persalinan ibu yang berumur 20 dan 35 tahun dapat dihindari. Selain itu, mempertahankan Pemberian
Makanan Tambahan PMT pada ibu hamil khususnya ibu yang berumur 20 dan 35 tahun agar status gizi pada ibu hamil baik.
6.4 Risiko Tinggi Badan Ibu 145cm terhadap Kejadian BBLR di
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Periode Januari 2012- April 2014
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai OR sebesar 6,337 95 CI =1,254-32,023. Pada CI 95 antara lower dan upper limit
tidak terdapat nilai 1, sehingga nilai OR bermakna atau dapat disimpulkan bahwa tinggi badan ibu 145cm mempunyai risiko 6,337
kali melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki tinggi badan
≥145cm di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014. Hal ini dimungkinkan karena berdasarkan
hasil penelitian ditemukan tinggi badan ibu 145cm lebih banyak pada ibu yang melahirkan bayi BBLR 6,3 dibandingkan dengan bayi lahir
normal 1,1. Tinggi badan ibu 145cm dikatakan berisiko karena tinggi badan
ibu memiliki pengaruh terhadap ukuran bayi baru lahir berat lahir dan panjang lahir. Pengerdilan stunting merupakan konsekuensi dari
asupan nutrisi jangka panjang yang buruk dan merupakan indikator utama dalam menurunkan pertumbuhan pada anak-anak. Pengerdilan
99
juga telah dikaitkan dengan kelangsungan siklus gizi dengan menyebabkan berat badan lahir rendah di antara keturunan dari ibu yang
terhambat Bisai, 2003. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa ibu yang
memiliki tinggi badan normal 145cm mengalami penambahan berat badan normal 10kg yaitu sebesar 59,20. Hal ini menunjukan bahwa
tinggi badan ibu berhubungan dengan penambahan berat badan atau status gizi ibu selama hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bisai 2003 di India yang melaporkan tingginya insiden bayi BBLR
pada ibu dengan tinggi badan 145cm dari pada ibu dengan tinggi badan ≥145cm. Ibu yang memiliki tinggi badan 145cm berisiko 1,32 kali
melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang memiliki tinggi badan 145cm. Namun, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Festy 2009 yang menyatakan bahwa tinggi badan ibu 145cm tidak berisiko terhadap kejadian BBLR.
Untuk mencegah risiko yang ditimbulan akibat tinggi badan ibu 145cm, maka perlu dilakukanya perbaikan gizi dan kesehatan pada ibu-
ibu. Perbaikan tinggi badan perempuan berupa intervensi gizi dan kesehatan perempuan yang dimulai dari perbaikan status gizi sejak dini
sebagai upaya penurunan angka kejadian BBLR.
100
6.5 Risiko Penambahan Berat Badan Ibu 10kg terhadap Kejadian