Risiko Status Ibu Bekerja terhadap Kejadian BBLR di Wilayah

113 dengan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan kehamilan dan gizi selama masa kehamilan Simarmata, 2010. Walaupun adanya perbedaan antara hasil penelitian ini dengan penelitian yang lainya tentang risiko pendidikan terhadap BBLR, namun petugas kesehatan puskesmas maupun Dinas Kesehatan harus terus berupaya dalam memberikan konseling atau penyuluhan terhadap ibu hamil. Misalnya dengan memberikan penyuluhan mengenai faktor risiko BBLR dan dampak bagi ibu bayi yang megalami BBLR setiap kali ibu melakukan kunjungan ANC. Selain itu, membuat kelas ibu hamil yang dibina oleh bidan desa. Dimana dalam kelas ibu hamil tersebut petugas kesehatan dapat secara efektif memberikan informasi mengenai kesehatan ibu hamil dan dalam kelas tersebut ibu hamil dapat berkonsultasi mengenai masalah kehamilanya.

6.11 Risiko Status Ibu Bekerja terhadap Kejadian BBLR di Wilayah

Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Periode Januari 2012- April 2014 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai OR sebesar 0,515 95 CI = 0,201-1,316. Pada CI 95 antara lower dan upper limit terdapat nilai 1, sehingga nilai OR tidak bermakna atau dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ibu tidak berisiko terhadap kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sebagian besar sampel dalam penelitian ini tidak bekerja baik pada ibu yang melahirkan bayi lahir rendah 93,7 maupun pada bayi lahir normal 88,4 . 114 Selain itu, hal ini juga dimungkinkan terjadi karena sebagian besar ibu yang bekerja memiliki pekerjaan yang tidak membahayakan kesehatan janin, kemudian ibu yang bekerja mempunyai pendidikan tinggi sehingga mereka dapat mengurangi faktor risiko dari pekerjaan mereka dengan melakukan pencegahan secara dini. Hal ini sudah sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa sebagian besar ibu yang bekerja mempunyai pendidikan yang tinggi yaitu sebesar 69,81. Menurut Yuliva, dkk 2009 menjelaskan bahwa rata-rata berat lahir bayi berdasarkan jenis pekerjaan dengan aktivitas fisik berat pada kelompok ibu bekerja lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata berat lahir bayi ibu tidak bekerja dengan aktivitas berat. Wanita hamil yang berada dalam keadaan stres akan mempengaruhi perilakunya dalam hal pemenuhan intake nutrisi untuk diri dan janin yang dikandungnya. Nafsu makan yang kurang menyebabkan intake nutrisi juga berkurang, sehingga terjadi gangguan pada sirkulasi darah dari ibu ke janin melalui plasenta. Hal ini akan dapat mempengaruhi berat lahir bayi yang akan dilahirkan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Festy 2010 dan Rizvi, et all 2007 yang menunjukan bahwa pekerjaan ibu tidak berisiko terhadap kejadian BBLR. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti 2008 yang menunjukan bahwa pekerjaan berisiko 3,47 kali menyebabkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. 115 Walaupun hasil penelitian ini menunjukan bahwa pekerjaan tidak berisiko terhadap kejadian BBLR, namun ibu hamil yang bekerja harus tetap berhati-hati dan menjaga aktivitas fisik dan pola makanya agar janin yang dikandungnya tumbuh sehat.

6.12 Risiko Komplikasi Kehamilan terhadap Kejadian BBLR di Wilayah