39
Penentuan kriteria reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada tabel 3.8 berikut
:
Tabel 3. 8 Kategori Reliabilitas Rentang nilai r
n
Kategori
Tinggi Sedang
Rendah Hasil Uji reliabilitas instrumen tes dengan menggunakan software Ms.
Excel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 9 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes Soal
Butir Soal Reabilitas Kategori
A 1, 2, 4, 8, 9, 11, 12, 15, 17, 19, 21, 24, 26, 28, 30,
31, 33, 35, 37, 39 0,7
Sedang B
3, 5, 6, 7, 10, 13, 14, 16, 18, 20, 22, 23, 25, 27, 29, 32, 34, 36, 38, 40
0,5 Sedang
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar, untuk itu soal-soal perlu dianalisis taraf kesukarannya. Menganalisis taraf
kesukaran adalah mengkaji soal-soal tes ditinjau dari tingkat kesulitannya mudah – sedang – sukar. Taraf kesukaran suatu soal dinyatakan dengan indeks taraf
kesukaran. Indeks taraf kesukaran berkisar antara 0,0 sampai 1,0. Indeks taraf kesukaran biasa diberi simbol P Proporsi. Cara menentukan taraf kesukaran
menggunakan rumus P adalah sebagai berikut : P =
Keterangan : P = indeks kesukaran B = jumlah peserta tes yang menjawab soal dengan benar
JS = jumlah seluruh peserta tes Penentuan kriteria taraf kesukaran suatu instrumen didasarkan pada tabel
berikut
11
:
11
Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 207-210
40
Tabel 3. 10 Kategori Taraf Kesukaran Rentang nilai P
Kategori
0,00 sampai 0,30 Sulit
0,31 sampai 0,70 Sedang
0,71 sampai 1,00 Mudah
Hasil perhitungan taraf kesukaran dengan menggunakan software Ms. Excel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 11 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kriteria Soal
Butir Soal Jumlah Soal
Persentase
Mudah 9
22,5 Sedang
18 45
Sukar 13
32,5
Jumlah 40
100
d.
Daya Pembeda
Selain dengan menggunakan analisis taraf kesukaran, untuk mengetahui soal yang dibuat baik atau tidak, kita juga perlu menganalisis daya pembeda.
Menganalisis daya pembeda adalah mengkaji soal-soal tes yang ditinjau dari kemampuannya dalam membedakan antara kelompok siswa yang memiliki
kemampuan bawah dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang disingkat
D. Indeks diskriminasi berkisar antara -1,00 sampai 1,00. Daya pembeda terdapat indeks diskriminasi negatif yang menyatakan bahwa soal terbalik menunjukkan
kualitas testee, yaitu siswa yang pandai dinyatakan kurang atau sebaliknya. Cara menentukan daya pembeda dibedakan menjadi dua cara yaitu antara kelompok
kecil kurang dari 100 dan kelompok besar lebih dari 100. a.
Untuk kelompok kecil Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50 kelompok atas J
A
dan 50 kelompok bawah J
B
. Seluruh pengikut tes, dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
41
b. Untuk kelompok besar
Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27 skor teratas sebagai kelompok atas J
A
dan 27 skor terbawah sebagai kelompok bawah J
B
. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah : D =
–
=
P
A
– P
B
Keterangan : J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar
B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Penentuan kriteria daya pembeda suatu instrumen didasarkan pada tabel
berikut
12
:
Tabel 3. 12 Kategori Daya Pembeda Rentang nilai D
Kategori
- negatif
Drop dibuang 0,00 sampai 0,20
Jelek 0,21 sampai 0,40
Cukup 0,41 sampai 0,70
Baik 0,71sampai 1,00
Baik sekali Hasil uji daya pembeda instrumen tes dengan menggunakan software Ms.
Excel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. 13 Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kriteria Soal
Butir Soal Jumlah Soal
Persentase
Drop 4
10 Buruk
15 37,5
Cukup 14
35 Baik
5 12,5
Baik sekali 2
5
Jumlah 40
100
12
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 211 - 218
42
2. Kalibrasi Instrumen Nontes
Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan ahli. Pertimbangan para ahli ini berhubungan dengan validitas isi yang bekaitan
dengan butir-butir pernyatan yang terdapat pada lembar observasi dan angket. Pertimbangan-pertimbangan pada lembar observasi dapat terlihat pada tabel 3.14
berikut ini:
Tabel 3. 14 Lembar Uji Validitas Isi Instrumen Lembar Observasi Siswa
No. Aspek Yang Diuji
Kriteria Baik
Cukup Kurang
1. Kesesuaian indikator dengan yang hendak
diukur 2.
Pemilihan deskripsi yang tepat 3.
Pemilihan kata dan kalimat dalam pengembangan
4. Kejelasan dan keefektifan bahasa yang
digunakan Saran : ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Adapun pertimbangan-pertimbangan instrumen angket dapat dilihat pada tabel 3.15 di bawah ini:
Tabel 3. 15 Lembar Uji Validitas Isi Instrumen Angket No.
Aspek Yang Diuji Kriteria
Baik Cukup
Kurang
1. Pengembangan indikator dari setiap tahap
pembelajarannya 2.
Keterwakilan semua tahap pembelajaran oleh indikator yang dikembangkan
3. Penskoran terhadap tiap-tiap indikator
4. Pemilihan kata dan kalimat dalam
pengembangan indikator 5.
Kejelasan dan keefektifan bahasa yang digunakan
Saran : ……………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
43
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data
lain terkumpul.
Kegiatan dalam
analisis data
adalah mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
13
Dalam penelitian ini terdapat data tes dan nontes yang harus dianalisis.
1. Analisis Data Tes
Analisis data tes, dilakukan dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis dan uji hipotesis.
a. Uji Prasyarat Analisis Data Tes
Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat analisis untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis. Uji
prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah chi square test, yaitu:
14
Keterangan : = nilai tes chi kuadrat
= frekuensi yang diobservasi = frekuensi yang diharapkan
Penentuan kriteria uji normalitas didasarkan pada tabel berikut
:
Tabel 3. 16 Kategori Uji Normalitas Rentang nilai
Kategori
Jika distribusi data tidak normal
Jika distribusi data normal
13
Sugiyono, op. cit., h. 207
14
Sugiyono, op. cit., h. 241-243
44
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua kelas yang akan diteliti. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah
kedua data tersebut homogen yaitu membandingkan kedua variansnya. Jika kedua varians sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu dilakukan lagi karena
datanya sudah dianggap homogen. Namun untuk varians yang tidak sama besarnya, perlu diadakan pengujian homogenitas melalui uji kesamaan dua
varians ini. Persyaratan agar pengujian homogenitas dapat dilakukan ialah apabila datanya telah terbukti terdistribusi normal. Untuk melakukan pengujian
homogenitas terdapat beberapa cara. Namun, uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher. Adapun rumus uji Fisher
15
yaitu:
dengan, Penentuan kriteria uji homogenitas Fisher didasarkan pada tabel berikut
:
Tabel 3. 17 Kategori Uji Homogenitas Fisher Rentang nilai F
Kategori
Jika data dinyatakan homogen
Jika data dinyatakan tidak homogen.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan game. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t,
prinsip uji t ini yaitu membandingkan rata-rata mean kelompok control dan eksperimen. Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan terlebih dahulu uji
prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan homogenitas untuk mengetahui rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Berikut ini kondisi asumsi dari uji normalitas
dan homogenitas serta uji hipotesis yang harus digunakan:
15
Husaini Usman, dan R. Purnomo S., Pengantar Statistik Cet. I, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 134
45
1 Data terdistribusi normal dan homogen
Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan analisis tes statistik parametrik. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut:
16
dengan, Keterangan:
1
X
= rata-rata data kelompok eksperimen
2
X
= rata-rata data kelompok kontrol s
= nilai deviasi standar gabungan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
n
1
= jumlah data kelompok eksperimen n
2
= jumlah data kelompok kontrol 2
Data terdistribusi normal tidak homogen Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian
hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametik. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut
17
:
Keterangan : = rata-rata data kelompok 1
= rata-rata data kelompok 2 = varians kelompok 1
= varians kelompok 2 = jumlah anggota kelompok 1
= jumlah anggota kelompok 2
16
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h. 239
17
Ibid., h. 241
2 1
2 1
1 1
n n
s X
X t