Pembelajaran Kooperatif Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Game Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Momentum Dan Impuls (Kuasi Eksperimen Di Man 4 Jakarta)

9 sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

c. Model-model Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, walaupun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah, jenis-jenis model tersebut adalah sebagai berikut. 1 Model Student Teams Achievement Divisions STAD Model yang dikembangkan Slavin ini melibatkan kompetisi antar kelompok. Siswa dikelompokkan secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-pertama, siswa mempelajari materi bersama dengan teman-teman satu kelompoknya, kemudian mereka diuji secara individual melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor tertinggi. Slavin menyatakan bahwa metode STAD ini dapat diterapkaan untuk beragam materi pelajaran termasuk sains yang didalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar. 8 2 TGT Team Game Tournament Dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya, penerapan TGT mirip dengan STAD dalam hal komposisi kelompok, format instruksional, dan lembar kerjanya. Bedanya, jika STAD fokus pada komposisi kelompok berdasarkan kemampuan, ras, etnik, dan gender, maka TGT umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain itu, jika dalam STAD yang digunakan adalah kuis, maka dalam TGT istilah tersebut biasanya berganti menjadi game akademik. 9 3 Jigsaw Pada model jigsaw, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 anggota. Setiap anggota kelompok diberi informasi yang 8 Miftahul Huda, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, h. 116 9 Ibid., h. 116-117 10 membahas salah satu topik dari materi pelajaran mereka saat itu. Dari informasi yang diberikan pada setiap kelompok ini, masing-masing anggota harus mempelajari bagian-bagian yang berbeda dari informasi tersebut. Kemudian anggota kelompok berkumpul dengan anggota kelompok lain yang disebut dengan kelompok ahli. Kelompok ahli saling berdiskusi dan mencari cara terbaik bagaimana cara menjelaskan kepada teman satu kelompok. Setelah masing- masing anggota menjelaskan bagiannya kepada teman-teman satu kelompok. Mereka kemudian diuji secara individu dengan kuis. Skor yang diperoleh dari kuis individu akan menjadi skor untuk team mereka. 10 4 TAI Team Accelerated Instruction Dalam model TAI setiap kelompok diberi serangkaian tugas tertentu untuk dikerjakan secara bersama-sama. Poin-poin dalam tugas dibagikan secara berurutan kepada setiap anggota. Semua anggota harus saling mengecek jawaban teman-teman kelompoknya dan saling memberi bantuan jika dibutuhkan. Setelah itu, setiap anggota diberi tes individu tanpa bantuan dari anggota lain. Penghargaan diberikan kepada kelompok yang paling banyak menjawab soal-soal dengan benar. 11 5 CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition Dalam CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil, baik homogen maupun heterogen. Pertama-tama, mereka mengikuti serangkaian instruksi guru tentang keterampilan membaca dan menulis, kemudian praktik, lalu pra-penilaian, dan kuis. Setiap anggota kelompok tidak bisa mengikuti kuis hingga anggota-anggota di dalamnya menyatakan bahwa mereka benar-benar siap. Penghargaan diberikan kepada kelompok yang menunjukkan performa yang meningkat dalam aktivitas membaca dan menulis. 12 10 Ibid., h. 120-121 11 Ibid., h. 125-126 12 Ibid., h. 126-127 11

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. 13 Pembelajaran koope ratif berasal dari kata “cooperative” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dengan sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Menurut Effandi Zakaria, pembelajaran kooperatif dirancang bagi tujuan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran menerusi perbincangan dengan rekan-rekan dalam kelompok kecil. Pembelajaran ini memerlukan siswa bertukar pendapat, memberi tanya-jawab serta mewujudkan dan membina proses penyelesaian kepada suatu masalah. 14 Anita Lie menyebut pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong-royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. 15 Tipe STAD Student Team Achievement Division merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal 16 . Tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang mengelompokkan siswa secara heterogen dan 13 Trianto, op. cit., h.22 14 Isjoni. loc. cit. 15 Ibid., h. 23 16 Ibid., h. 74 6 12 melibatkan pengakuan tim serta tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran setiap anggota. 17 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah kerangka konseptual yang melibatkan siswa secara aktif mengerjakan tugas dengan kelompok yang heterogen dan setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu 1 Presentasi Kelas presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Tahap presentasi kelas dimulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam mengembangkan materi pelajaran perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut: a Mengembangkan materi pelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa secara berkelompok. b Menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan hapalan. c Memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa. d Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah. e Beralih ke materi selanjutnya apabila siswa telah memahami permasalahan yang ada. 18 17 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009, h. 52 18 Isjoni, loc. cit. 13 Perbedaan antara presentasi kelas dengan pengajaran biasa adalah pada presentasi kelas siswa harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas. Dengan begitu siswa akan terbantu dalam mengerjakan tugas secara berkelompok maupun individu. 2 Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan khususnya lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis individu dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Kegiatan yang paling sering dilakukan adalah bersama-sama membahas permasalahan, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. 19 3 Kuis Kuis dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar yang telah dicapai. Kuis ini dilakukan secara individu mengenai materi yang telah dibahas. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga setiap siswa bertanggung jawab secara individu untuk memahami materinya. 4 Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada siswa tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila siswa berusaha lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha yang 19 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2008, h.144 14 terbaik. Tiap siswa diberi skor awal yang diperoleh dari rata-rata skor kelompok. Selanjutnya siswa akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis individu dibandingkan dengan skor awal siswa. Kriteria kemajuan skor individual dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2. 1 Skor Kemajuan Individual 20 5 Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata siswa mencapai kriteria tertentu. Kriteria tersebut tampak pada tabel 2.2 di bawah ini. Tabel 2. 2 Penilaian Prestasi Tim 21 Kriteria Rata-rata Tim Predikat  x  5 - 6  x  15 Tim baik 16  x  25 Tim hebat 26  x  30 Tim super

3. Game

a. Pengertian Game

Permainan adalah sebuah aktivitas peserta yang mengikuti peraturan yang telah ditetapkan yang berbeda dari kehidupan nyata, mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang menantang. 22 Permainan adalah kegiatan yang kompleks yang didalamnya terdapat peraturan, play dan budaya. Sebuah permainan adalah sebuah sistem yang pemainnya terlibat dalam konflik buatan, disini pemain berinteraksi dengan sistem dan konflik dalam permainan merupakan rekayasa atau 20 Ibid, h. 159 21 Trianto, op. cit., h. 72 22 Sharon, Deborah, dan James, Instructional Technology and Media for Learning, Amerika: Pearson, 2005, h. 29 Skor Kuis Skor Kemajuan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 10 – 1 poin di bawah skor awal 10 Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 Kertas jawaban sempurna terlepas dari skor awal 30

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh Pembelajaran Berbasis E-Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Impuls dan Momentum

2 9 142

Pengaruh penerapan model cooperative learning tipe stad terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep sistem koloid (quasi eksperimen di MAN 2 Kota Bogor)

4 38 126

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa sma pada konsep momentum dan impuls (kuasi eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)

1 11 207

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI MOMENTUM DAN IMPULS DI SMA

0 0 15