Arsitektur Strategik KERANGKA PEMIKIRAN

dalam berapa pun jumlah strategi yang dapat menyusun suatu set, tetapi hanya strategi dalam set tertentu dievaluasi relatif terhadap yang lain David, 2006.

3.4. Arsitektur Strategik

Menurut Yoshida 2006, Gary Hamel dan C.K. Prahalad memperkenalkan pendekatan arsitektur strategik yang bersifat stretch bentangan. Pendekatan baru ini muncul sebagai respon dari pendekatan klasik yang dirasa kurang mampu untuk mengakomodasi perubahan lingkungan yang tergolong cepat, karena ketika menyusun pendekatan klasik membutuhkan asumsi-asumsi yang sangat ketat. Pendekatan ini dikatakan bersifat stretch bentangan karena strategi yang dihasilkan tidak hanya mengakomodasi perubahan lingkungan yang telah dibakukan dalam bentuk asumsi namun juga perubahan lingkungan yang cepat yang memaksa organisasi untuk bersikap lebih adaptif dan fleksibel. Organisasi juga dapat dengan leluasa mengembangkan skenario yang diperkirakan akan memuluskan jalan menuju visi dan misi organisasi. Strategi dan skenarionya yang dirumuskan kemudian dipetakan ke dalam sebuah cetak biru atau yang lazim disebut sebagai blue print strategy. Blue print strategy ini sepenuhnya disusun guna mendukung tercapainya tujuan visi organisasi dalam waktu yang telah ditentukan. Pendekatan untuk menyusun arsitektur strategik dapat dilihat pada Gambar 3. Pendekatan yang dilakukan untuk menyusun arsitektur strategik ditekankan pada analisis internal dan eksternal guna memperoleh gambaran industri di masa yang akan datang sekaligus sebagai solusi dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat. Gambar 3 Perencanaan Strategik dengan Pendekatan Arsitektur Strategik Sumber: Djohar dalam Yoshida, 2006 Menurut Yoshida 2006, pada pendekatan ini arsitektur strategik disusun dengan memperlihatkan beberapa unsur yaitu: 1. Visi dan Misi Organisasi Visi adalah pernyataan tentang cita-cita yang ingin dicapai di masa mendatang what do we want to become. Misi organisasi adalah pernyataan tentang alasan keberadaan organisasi the reason for being. 2. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis ini merupakan pemindaian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi organisasi saat ini dan masa mendatang. Terdapat beberapa alat analisis lingkungan internal dalam rangka memperoleh gambaran kekuatan dan kelemahan organisasi yaitu: analisis proses manajemen, analisis kinerja fungsional organisasi, analisis faktor kunci sukses, analisis 7’S dari McKinsey, analisis key result area KRA, dan analisis rantai nilai milik Porter. Visimisi Analisis Internal Analisis Eksternal Industry Foresight Tantangan Organisasi Arsitektur Strategik Strategi dan Kebijakan Sasaran Program Beberapa alat analisis lingkungan eksternal adalah sebagai berikut: analisis PEST politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, analisis Lima Kekuatan Porter, analisis turbulensi industri, dan analisis life cycle organisasi. 3. Industry Foresight Redefinisi Industri Masa Depan Industry Foresight merupakan suatu asumsi terbaik yang disepakati bersama tentang masa depan suatu industriperusahaanorganisasi dan berdasarkan hal ini dibangun segala hal yang diperlukan untuk menunjang evolusi bisnis tersebut Hamel dan Prahalad dalam Yoshida, 2006. Industry foresight industri masa depan memberikan gambaran tentang hal-hal yang potensial dalam organisasi untuk dikembangkan di masa depan dan memungkinkan organisasi tersebut untuk mengambil posisi sebagai pemimpin. Penyusunan industry foresight sangat dipengaruhi oleh faktor pengembangan teknologi, regulasi yang dikeluarkan dan ancangan regulasi yang akan ditetapkan, demografi wilayah faktor tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan terutama, dan gaya hidup yang berlaku. 4. Strategic Challenge Tantangan Organisasi Tantangan organisasi adalah sarana atau tata cara operasional yang harus dimiliki dan diaplikasikan oleh organisasi untuk memperoleh keunggulan-keunggulan bersaing baru secara bertahap. Tantangan organisasi mengidentifikasi titik fokus untuk pembangunan kapabilitas organisasi dalam jangka pendek dan menengah. Titik fokus ini lazimnya diprioritaskan pada kelemahan organisasi yang berkaitan erat dengan kekuatan organisasi. 5. Sasaran Sasaran merupakan tujuan organisasi yang telah dikuantifisir dengan baik. Sasaran adalah hal yang ingin dicapai dengan adanya tantangan. Pada akhirnya, unsur-unsur tersebut dipadukan untuk mendapatkan sebuah peta umum strategik yang akan diimplemetasikan untuk jangka waktu yang telah dirumuskan. Arsitektur strategik yang disusun membutuhkan perincian lebih lanjut dalam bentuk strategi dan kebijakan yang kemudian diturunkan lebih lanjut ke dalam program kerja.

3.5 Kerangka Pemikiran Operasional