Perkembangan Industri Tanaman Hias

polusi. Sasiviera banyak diminati untuk sebagai tanaman indoor yang diletakkan di pojok ruang kantor atau rumah. Bahkan, tanaman yang dikenal dengan nama Lidah Mertua ini kerap ditaruh di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam bau tidak sedap Dadang, 2007.

2.5 Perkembangan Industri Tanaman Hias

Menurut Lipsey, et al 1997, sekumpulan perusahaan yang memproduksi produk yang serupa atau sekelompok produk yang berkaitan erat dinamakan industri. Oleh karena itu perkembangan suatu industri tentunya ditentukan pula oleh perusahaan yang bergerak di industri tersebut. Direktorat Tanaman Hias membagi pelaku usaha agribisnis tanaman hias pada enam kelompok, yaitu produsen, kelompok tani, trader, pengusaha bibitkultur jaringan, asosiasiperhimpunan, dan lain-lain. Dari data tahun 2005 diperoleh informasi tentang jumlah pelaku industri tanaman hias di Indonesia. Terdapat 46 produsen, 15 kelompok tani, 20 trader, 3 pengusaha bibitkultur jaringan, dan 7 asosiasiperhimpunan, dan 6 lain-lain yaitu perusahaan maupun perorangan yang tidak termasuk dalam kelima kelompok sebelumnya. Kelompok lain-lain ini bergerak dalam usaha jasa merangkai bunga dan konsultan lanskap. Daftar pengusaha agribisnis tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Catatan lain Departemen Pertanian 10 , Direktorat Tanaman Hias menyebutkan hingga 2006 telah tercatat terdapat sebanyak 127 perusahaan grower tanaman hias di DKI Jakarta. Jumlah ini belum termasuk retailer yang tidak 10 Redaksi Agromedia, 2007 terhitung banyaknya, mulai dari yang berskala besar hingga penjual tanaman hias di pinggir jalan. Tidak dapat diperoleh data pasti mengenai jumlah perusahaan tanaman hias di Indonesia maupun pada lingkup yang lebih kecil misalnya Jabodetabek. Hal ini karena dengan adanya PP No. 7 Tahun 2007, impor tanaman hias dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai PPN dan tanaman hias tidak dikenai pajak atas penjualannya di dalam negeri sehingga tidak ada kewajiban bagi pengusaha tanaman hias untuk mendaftarkan perusahaannya pada dinas- dinas tertentu. Hal lain mengenai industri tanaman hias diungkapkan Soekartawi 1996 yang mengatakan bahwa perkembangan bisnis tanaman hias dapat dilihat dari meningkatnya jumlah, variasi, dan penampilan yang menarik dari tanaman hias yang diperdagangkan. Selain itu meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan tanggapan mereka terhadap keindahan lingkungan juga menjadi potensi bagi pengembangan bisnis tanaman hias. Industri tanaman hias antara lain meliputi budidaya tanaman dalam pot, bunga potong, dan bunga hias. Perkembangan tanaman hias Indonesia akhir-akhir ini cukup menggembirakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut Bunasor dalam Tinambunan, 2005: 1. Pertumbuhan penduduk kota dengan kecenderungan peningkatan pendapatan. 2. Pembangunan komplek perumahan, perkantoran, perhotelan, dan restoran. 3. Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat. Dari segi ekonomi, perkembangan industri tanaman hias dapat dilihat dari nilai pasar yang meningkat. Sebagai gambaran, seperti diungkapkan Direktur Tanaman Hias, Ditjen Hortikultura, Deptan dalam Dadang et al 2007, pada 1985 pasar tanaman hias dunia baru senilai US19 miliar. Sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi US30 miliar. Kurun 2005-2006 meningkat lagi menjadi US62 miliar. Berdasarkan catatan BPS, Produk Domestik Bruto PDB tahun 2006 dari tanaman hias mencapai Rp 4,9 triliun. Sementara nilai ekspornya rata- rata US12 jutatahun. Sekitar 75 persen ekspor didominasi tanaman tropis, sisanya anggrek. Permintaan dunia terutama datang dari negara-negara di Eropa dan Asia. Secara umum pertumbuhan industri tanaman hias mencapai 15-20 persen per tahun.

2.6 Penelitian Terdahulu