2.3 Karakteristik Tanaman Hias
Produk tanaman hortikultura pada umumnya mudah rusak perishable dan dibutuhkan dalam bentuk segar, serta harganya sering berfluktuasi sangat
tajam antar waktu dan antar lokasi. Oleh karena itu penanganan hortikultura harus benar-benar sinkron antara aspek produksi, distribusi, dan konsumsi sesuai
dengan karakteristiknya yang dapat berbeda pada setiap jenis produk. Begitu pula dengan tanaman hias sebagai produk hortikultura, pemahaman karakteristik
tanaman hias diperlukan untuk penanganan yang baik, mulai dari budidaya sampai dengan pemasaran agar kualitas tanaman hias tetap baik sehingga berharga jual
tinggi. Tanaman hias yang bersifat komersial pada umumnya mempunyai karakteristik sebagai berikut Rahardi et al, 1997 :
1. Tidak tergantung musim
Tanaman hias dapat ditanam dan dipanen kapan saja sesuai dengan umur panennya. Selain itu, keberadaan tanaman hias di pasaran tidak mengalami
kelangkaan. 2.
Perputaran modalnya cepat Tanaman hias mempunyai perputaran modal yang cepat karena berumur
pendek, selang waktu antara tanam dan panen tidak lama, dan produknya cepat terjual.
3. Mudah rusak dan berisiko tinggi
Sifat ini merupakan sifat fisik produk tanaman hias. Tanaman hias mudah rusak oleh kesalahan perlakuan fisik selama pemanenan atau
pengangkutan. Oleh karena itu, produk tanaman hias merupakan produk yang berisiko tinggi.
2.4 Daya Tarik dan Peran Tanaman Hias
Pada umumnya pemilihan jenis tanaman hias adalah karena penampilan aneka ragam warna daunnya. Selain itu, dapat juga karena penampakan tajuk,
bentuk daun, dan teksturnya. Tanaman hias daun banyak dipelihara karena kemudahannya dalam perawatan, persyaratan tumbuhnya ringan, dan tahan lebih
lama dibandingkan dengan tanaman hias bunga. Berbagai macam tanaman hias umumnya ditanam untuk menghijaukan
dan mempercantik taman maupun sebagai tanaman hias dalam pot yang ditempatkan di meja atau areal sekitar rumah, perkantoran, hotel, restoran, dan
apartemen. Tanaman hias yang ditanam di lingkungan sekitar rumah atau taman adalah jenis tanaman yang mempunyai keindahan pada daun selain
kemampuannya untuk berbunga. Sementara itu, tanaman hias yang ditanam dalam pot umumnya dipilih dari jenis yang mempunyai kemampuan berbunga dan dapat
sebagai penghias ruangan Endah, 2007. Keberadaan tanaman hias dalam taman akan membuat suasana menjadi
lebih hijau, memperindah komposisi warna lingkungan sekitar, serta membuat lebih semarak. Sedangkan tanaman hias dalam ruangan secara alami dapat
memerangi “Sick Building Syndrome”, dimana tanaman tersebut berguna untuk membersihkan udara di dalam ruangan dengan kemampuannya dalam menyerap
zat-zat yang berbahaya di udara dalam ruangan. Keindahan tanaman hias dalam ruangan menimbulkan gairah dan semangat dalam bekerja. Selain hal tersebut,
tanaman hias digunakan sebagai salah satu komponen dalam dekorasi ruangan untuk acara-acara tertentu seperti acara perkawinan, seminar, rapat, pameran, atau
berbagai acara seremonial maupun non-seremonial Endah, 2007. Menurut Rukmana 1997, secara umum fungsi tanaman hias antara lain :
1. Keindahan estetis
Tanaman yang diatur menurut suatu komposisi yang dapat membuahkan rasa indah dan puas pada orang yang memandangnya. Perangkaian
tanaman hias yang baik dapat digunakan sebagai penyaluran jiwa seni dan mengubah mood terhadap orang yang memandangnya.
2. Stabilitator atau pemelihara lingkungan
Pencemaran lingkungan telah terjadi dimana-mana. Keberadaan tanaman hias di sekitar kita dapat meredam suara, menyaring debu, menyerap gas-
gas berbahaya, memelihara suhu dan kelembaban. Tanaman hias juga dapat menimbulkan udara yang sejuk dan nyaman walaupun udara bebas
sebenarnya amat terik. 3.
Pendidikan edukatif Tanaman dapat menimbulkan rasa cinta pada alam dan membentuk watak
seseorang. Hal ini dapat diterapkan pada penataan taman di sekolah- sekolah
4. Pemelihara kesehatan higienis
Keindahan tanaman hias dapat menumbuhkan rasa puas, tenteram, dan tenang sehingga memelihara kesehatan jiwa manusia. Dalam proses
asimilasi, tanaman menghasilkan oksigen dari zat asam arang ke udara sehingga udara menjadi segar kembali.
5. Ekonomi dan sosial
Tanaman hias merupakan komoditi yang sangat komersial dan dapat mendatangkan penghasilan bagi seseorang. Keteraturan penataan tanaman
hias akan menimbulkan citra yang berbeda di sekitarnya.
Beberapa jenis tanaman hias yang diusahakan di lokasi penelitian antara lain adenium, aglaonema, anthurium, euforbia, dan sansivieria. Penjelasan
tanaman tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Adenium Dadang 2007 menjelaskan, adenium atau kamboja Jepang memikat para
penggemar tanaman hias karena variasi warna bunganya kaya dan indah. Ditambah lagi bentuk akarnya yang membesar membentuk bonggol. Inilah
yang membuat adenium menjadi unik dan bernilai seni tinggi, mirip bonsai, sehingga banyak disukai para pencinta tanaman hias.
Bila selama ini Adenium populer dengan beragam jenis dan warna bunganya, kini muncul lagi jenis silangan baru. Bukan hanya bonggol
Adenium obesum yang akan diincar konsumen, tetapi sosok yang benar-
benar mirip bonsai, yaitu A. arabicum dan A. socotranum. Jenis yang juga diperkirakan akan menjadi tren masa depan yakni Soco
hibrida. Sosoknya sangat bagus. Bonggol besar kokoh, berwarna putih perak dengan cabang-cabang yang juga kokoh. Secara alami, Soco hibrida
memiliki sosok yang sudah layak disebut bonsai. Tak heran di beberapa lomba, Soco masuk dalam kelas tersendiri yakni Arabicum hibrida.
2. Aglaonema
Aglaonema Tinambunan, 2005 adalah tanaman hias daun eksotik yang beragam jenisnya dan bernilai ekonomis cukup tinggi. Keindahan
aglaonema terletak pada warna dan corak daun. Daun tanaman ini umumya berwarna hijau, dan untuk beberapa jenis ada yang berwarna
putih, kuning, oranye, merah, tembaga, cokelat, keemasan dan kombinasi warna-warna tersebut. Tulang daunnya nampak jelas berwarna krem
sedikit kemerahan. Panjang daunnya 20-30 cm dan lebarnya antara 10-12 cm. Daya tahan daun dapat mencapai 2-4 bulan, sebelum daun menguning
dan rontok. Di Indonesia, tanaman yang juga dikenal dengan nama sri rejeki ini
memiliki sekitar 30 spesies. Tanaman dari suku Araceae talas-talasan ini sudah sejak lama populer dan memiliki harga yang cukup tinggi. Tanaman
ini sangat cocok untuk dijadikan tanaman hias dalam ruangan indoor. Persilangan aglaonema banyak menghasilkan jenis baru yang lebih
menarik dan berbeda dari jenis tanaman yang sudah ada. Varian aglaonema yang kini populer di dunia antara lain Pride of Sumatera-peraih
juara II kategori tanaman hias indoor pada ajang Floriade di Belanda, dan Ruby Sunset
yang mendapat gelar Favorit Tanaman Baru di arena Tropical Plant Industry Exhibtion
2007 di Miami, Florida, Amerika Serikat. Kedua varian ini hasil silangan Greg Hambali, pakar aglaonema Indonesia.
3. Anthurium
Anthurium Supari Dh, 1999 atau yang sering dikenal dengan nama kuping gajah merupakan salah satu komoditas tanaman hias dari famili
Araceae, genus Anthurium, dan spesies Anthurim sp. Tanaman ini digolongkan menjadi dua, yaitu anthurium daun dan anthurium bunga.
Anthurium daun memiliki bentuk dan warna daun yang menarik, sedangkan biasanya bunganya kurang menarik dibandingkan anthurium
bunga. Jenis anthurium bunga biasa digunakan untuk daun potong. Tanaman anthurium berasal dari daerah tropis dan merupakan tanaman
berbentuk perdu yang tumbuh merambat dan memanjat. Akar tanaman berbentuk bulat kecil dan panjang serta mempunyai akar tunjang yang
tumbuh dari pangkal batang yang menembus tanah hingga kedalaman 40- 60 cm. Anthurium termasuk tanaman yang mempunyai batang lunak,
basah herbaceus dan berbuku-buku tempat melekatnya tangkai daun. Dadang et al 2007 menyatakan, saat sedang tren, anthurium berhasil
memunculkan fenomena hebat bagi banyak kalangan. Tanaman yang mempunyai 1.000-an jenis ini menjadi ketertarikan baru bagi banyak
orang terhadap tanaman hias walaupun harganya terkadang tidak rasional. Di pameran tanaman hias maupun di internet, banyak nurseri yang
memasang harga anthurium mulai Rp10.000 bibit hingga ratusan juta rupiah indukan. Beberapa nurseri di Jawa Tengah, menetapkan harga
untuk indukan anthurium gelombang cinta Wave of Love, misalnya, seharga Rp400 juta-Rp500 juta. Ada pula indukan Anthurium jenmanii
cobra yang ditawarkan Rp150 juta. 4.
Euphorbia Menurut Tinambunan 2005 euphorbia adalah jenis tanaman hias dari
family Euphorbiaceae. Tanaman hias berbunga semarak ini berasal dari
Madagaskar dan mulai dikenal di Indonesia pada tahun 2003. Warna bunga yang semarak dan bentuknya yang menarik membuat tanaman ini
menjadi primadona baru di Indonesia. Hal ini didukung pula sifat euphorbia yang mudah dirawat, mudah dibudidayakan, tidak memakan
banyak tempat, berbunga terus-menerus, dan harganya relatif terjangkau. Tanaman hias ini cocok tumbuh di daerah tropis, relatif tahan terhadap
suhu ekstrem, dan mampu menghasilkan bunga sepanjang tahun. Batang euphorbia sekilas mirip kaktus, tetapi tidak terlalu besar dan tumbuh
bercabang. Seluruh batangnya ditumbuhi duri seperti pada batang mawar. Bunga euphorbia beragam warnanya dan terbentuk berpasangan dengan
posisi berhadapan antara bunga yang satu dengan yang lainnya, mengelilingi kelopak bunga yang ada di tengah.
Euphorbia dapat tumbuh di dataran tinggi maupun dataran rendah dan membutuhkan sinar matahari langsung. Media yang cocok untuk
euphorbia yaitu media yang gembur, remah, dan porous, misalnya arang sekam yang dicampur kompos. Dengan batang yang tidak terlalu besar,
tanaman ini bagus untuk ditanam di pot-pot kecil di depan pekarangan rumah Dadang, 2007.
5. Sansevieria
Terdapat 60 spesies jenis sansevieria. Pesona tanaman hias berdaun seperti pedang, meruncing, ini tak kalah menarik dibanding tanaman hias daun
lainnya. Selain itu sansivieria merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan. Cara perbanyakan tanaman ini dapat dengan stek batang.
Keunggulan sansevieria lainnya adalah kemampuannya dalam menyerap
polusi. Sasiviera banyak diminati untuk sebagai tanaman indoor yang diletakkan di pojok ruang kantor atau rumah. Bahkan, tanaman yang
dikenal dengan nama Lidah Mertua ini kerap ditaruh di sudut dapur atau kamar mandi untuk meredam bau tidak sedap Dadang, 2007.
2.5 Perkembangan Industri Tanaman Hias