Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan peran unit pelaksana teknis (UPT) pelatihan dan pengembangan dalam pemberdayaan industri kecil dan menengah di Provinsi Riau
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya Kartasasmita, 2005.
Hikmat 2004 menyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan strategi pembangunan yang menitikberatkan pada kepentingan dan kebutuhan
rakyat yang mengarah pada kemandirian masyarakat, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Dengan kata lain pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep
pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial dan mencerminkan paradigma baru pembangunan yang bersifat people-centred, participatory,
empowering dan sustainable. Pemberdayaan masyarakat menyangkut dua kelompok yang saling terkait,
yaitu masyarakat yang belum berkembang sebagai pihak yang harus diberdayakan, dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang
memberdayakan Sumodiningrat, 1997. Pemberdayaan rakyat mengandung makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi
tawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan disegala bidang dan sektor kehidupan.
Menurut Suharto 2005, pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki
kekuatan atau kemampuan dalam : 1 Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
freedom, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan.
2 Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa
yang mereka perlukan. 3 Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang
mempengaruhi mereka. Beragam defenisi pemberdayaan menjelaskan bahwa pemberdayaan
adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok
lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau
hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat miskin
yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun
sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri
dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan
sebagai sebuah proses. Menurut Payne dalam Adi 2001, mengemukakan proses pemberdayaan
pada intinya ditujukan untuk membantu masyarakat memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan yang terkait
dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan yang dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa
percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, antara lain dengan menggunakan daya dari lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sebuah upaya perubahan sosial masyarakat yang direncanakan
dengan melibatkan peran partisipasi masyarakat dalam upaya sebuah proses peningkatan taraf hidup dan pola pikir masyarakat sebagai subjek dari
pembangunan. 2.5 Inkubator sebagai Media Pemberdayaan IKM
Menurut Purwadaria 2004 Inkubator Bisnis dan Teknologi IBT adalah suatu fasilitas yang dikelola oleh sejumlah staf terbatas dan menawarkan suatu
paket terpadu kepada pengusaha industri dengan biaya terjangkau selama jangka waktu tertentu 2-3 tahun. Paket terpadu tersebut meliputi :
1. Ruang produksi dalam gedung yang dilengkapi sarana dan prasana. 2. Kesempatan akses dan pembentukan jaringan kerja dengan jasa pendukung
teknologi dan bisnis, sumber daya teknologi dan informatika, sumber daya bahan baku, sumber daya keuangan.
3. Pelayanan konsultasi yang meliputi aspek teknologi, manajemen, dan pemasaran.
4. Pembentukan jaringan kerja antar pengusaha.
Adapun manfaat yang didapat oleh Industri Kecil dan Menengah dalam program Inkubator ini adalah :
1. Sewa ruangan dengan biaya rendah. 2. Sarana administrasi, kesekretariatan dan jasa dapat dipakai bersama.
3. Akses fasilitas perpustakaan dan komputer. 4. Tenaga konsultan terlatih dan murah.
5. Tenaga kerja terampil dan murah siswa dan mahasiswa praktek. 6. Memperoleh fasilitator bank dan penyandang dana.
7. Memperoleh fasilitator pasar dan sumber bahan baku. 8. Hubungan dengan pejabat pemerintah terkait.
9. Sinergisme dengan perusahaan lain. Adapun manfaat untuk inkubator adalah :
1. Menghasilkan pendapatan. 2. Kesempatan penanaman modal dan ikut berwirausaha.
3. Meningkatkan pengetahuan kewirausahaan dan memberikan pengalaman praktis kewirausahaan bagi lembaga dan staf lembaga.
4. Ikut dalam jaringan kerja dengan pemerintah, universitas, lembaga penelitian dan sektor swasta.
5. Menggiatkan fasilitas yang ada secara efektif. 6. Komersialisasi hasil penelitian.
Sedangkan inkubator bagi pemerintah mempunyai manfaat antara lain : 1. Pertumbuhan budaya kewirausahaan.
2. Perluasan landasan pajak. 3. Peningkatan pendapatan dan devisa negara.
4. Pertambahan penyerapan tenaga kerja. 5. Membantu mendorong perkembangan ekonomi.
Dalam prakteknya inkubator dapat dikelompokan atas: 1. Inkubator publik nirlaba : diprakarsai oleh pemerintahorganisasi nirlaba
2. Inkubator swasta: perusahan modal ventura atau real estateindustri besar tertentu yang menarapkan pola subkontrak.
3. Inkubator kampus: perguruan tinggi sebagai pusat penemuan dan inovasi. 4. Inkubator publik swasta : kerjasama antara pemerintah atau
organisasi nirlaba dengan perusahaan swasta. Menurut Hubeis 2009 dalam prospek usaha kecil dalam wadah inkubator
mengemukakaan merupakan suatu lingkunga n “pengeraman” untuk memenuhi
kebutuhan usaha kecil di tahap-tahap kritis dari perkembangan maupun pertumbuhan yang didukung oleh sumber-sumber bantuan dari pemerintah
maupun swasta. Dari beberapa pendapat diatas dapat dikatakan bahwa UPT Pelatihan dan
Pengembangan merupakan inkubator yang diprakarsai oleh pemerintah daerah untuk memenuhi akan kebutuhan pengembangan dan pertumbuhan IKM . Adapun
fasilitas yang tersedia disetiap work shop merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan oleh IKM yang sudah masuk dalam sistim inkubator UPT
Pelatihan dan Pengembangan.