Lokasi dan Waktu Kerja Lapangan Metode Kajian

maupun staf sebanyak sembilan orang; 2 sepuluh pengelola Work Shop ; 3 satu orang pengusaha bidang perbengkelan yang didampingi UPT Pelatihan dan Pengembangan pada workshop di UPT Pelatihan dan Pengembangan yang dipakai sebagai alat untuk mengevaluasi peran UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam pemberdayaan Industri kecil dan menengah di Provinsi Riau. Tabel 1. Teknik Penentuan Informan Jenis Data Struktur Informan Staf UPT Pelatihan Pengelola Work shop Pengusaha bidang perbengkelan workshop logam Dinas Perindag Provinsi Riau 1 2 3 4 5 Identifikasi Informan     Kemampuan SDM     Effektivitas Kinerja UPT Pelatihan dan Pengembangan   √  Rancangan Kebutuhan Penguatan Kelembagaan    

3.3.2 Metode Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam kajian ini berupa informasi mengenai pengembangan kelembagaan UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Riau dilakukan dengan cara : 1. Pengamatan langsung melalui penelusuran data primer untuk mengamati kegiatan rekruitmen aparatur teknis . p embuatan perencanaan pelatihan dan silabusnya, kegiatan – kegiatan untuk melengkapi peralatan dan saranaprasarana, serta data – data yang berhubungan dengan monitoring dan evaluasi pelatihan . Penelusuran data primer dilakukan dengan kunjungan lapangan ke UPT Pelatihan dan Pengembangan , Jalan Hangtuah Ujung Kota Pekanbaru. 2. Data sekunder diperoleh dari bebarapa lembaga seperti : a. Badan Perencanaan dan Pembangunan Provinsi Riau. b. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau. c. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau. d. Kantor Statistik Provinsi Riau. e. Kementerian Perindustrian RI. f. Wawancara mendalam dengan informan yang dilakukan dengan kunjungan ke tempat usaha Work Shop dan melalui pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan di UPT Pelatihan dan Pengembangan serta evaluasi kegiatan pada satu unit workshop yaitu workshop logam g. Diskusi dengan informan untuk mendapatkan permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan usaha. Data sekunder diperoleh dari pengamatn-pengamatan secara langsung serta studi dokumentasi yang berkaitan dengan proses perencanaan, penelitian serta data - data pendukung lainya terutama menyangkut kegiatan pelatihan rekruitmen peserta, seleksi, silabus, perencanaan kebutuhan, serta mekanisme pelaksanaan pelatihan magang, fasilitasi permodalan, fasilitasi pemasaran serta bantuan peralatan dan pendampingan.

3.3.3 Metode Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dengan mengolah dan menganalisa data dengan menggunakan tabulasi data yang menghasilkan tabel frekuensi. Sedangkan metode kualitatip memperoleh data-data deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari responden dilapangan. Menyangkut metode analisis data kualitatif, Nasution 1996:129 menganjurkan tahapan-tahapan dalam menganalisa data kualitatif yang dijadikan pedoman dalam menganalisa data hasil penelitian sebagai berikut ; 1. Reduksi data; data yang diperoleh di lapangan dicatat secara lengkap dan rinci. Data tersebut perlu direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok dan difokuskan sesuai tujuan penelitian. Hasil dari reduksi data ini adalah tersusunnya data secara sistimatis yang memberi gambaran lebih tajam tentang hasil pengamatan dan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan. 2. Penyajian data; untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian maka perlu display data, yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel, gambar, matrik, network dan chart. Dalam tahap ini data hasil wawancara diuraikan secara rinci dan selanjutnya ditampilkan tabel untuk memudahkan membaca hasil penelitian sesuai dengan pertanyaaan penelitian. 3. Penarikan dan verifikasi; yaitu upaya mencari pola, model, tema, hubungan dan persamaan serta hal-hal yang sering muncul, sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Data hasil penelitian dianalisis berdasarkan kerangka pemikiran yang telah ditetapkan, untuk kemudian dilihat hubungan dan persamaan dari implikasi teoritiknya, sehingga diperoleh suatu kesimpulan jawaban penelitian. Dengan metode di atas, pengkaji berupaya untuk mengeksplorasi kegiatan yang dilaksanakan oleh UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam meningkatkan kapasitas pengembangan IKM di Provinsi Riau.

3.4 Metode Perencanaan Program

Metode perencanaan program dalam kajian ini menggunakan metode SWOT, dengan mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistimatis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimaklkan kekuatan Strenght dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness dan ancaman Threat. Proses pengembilan keputusan strategis selalu berkaitan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi. Dengan demikian perencana strategis strategic planner harus menganalisa faktor-faktor strategis organisasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisa SWOT. Penelitian menunjukan bahawa kinerja organisasi dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal . Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalan analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strenght dan Weakness serta lingkungan external Opportunities dan Threats yang dihadapi organisasi. Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang opportunities dan Ancaman threats dengan faktor internal Kekuatan strenght dan Kelemahan weakness.

3.4.1 Analisis faktor Internal dan Eksternal

Penyusunan IFAS Internal Factors Analysis Summary dan EFAS External Factor Analysis Summary, adalah sebagai dasar untuk penyusunan Matrik Internal Eksternal IE Matrik UPT Pelatihan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan perdagangan Provinsi Riau. Dari hasil penyusunan Matrik Internal dan Eksternal ini dapat disusun Strategi pengembangan UPT pelatihan dan Pengembangan. IFAS merupakan salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk menganalisis seberapa baik manajemen suatu organisasi merespon terhadap faktor-faktor penting internal yang bardampak terhadap kelangsungan organisasi. Tahapan penyusunan IFAS adalah sebagai berikut: 1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan UPT Pelatihan dan Pengembangan yang telah dianalisis sebelumnya dan masukkan kedalam kolom 1. 2. Berikan bobot pada masing-masing faktor yang terdapat pada kolom1 tersebut dengan skala mulai 1,0 sangat penting hingga 0,0 tidak penting berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis UPT Pelatihan dan Pengembangan saat ini. Jumlah seluruh bobot pada kolom 2 tidak melebihi nilai total 1,00.