Saran Pengembangan peran unit pelaksana teknis (UPT) pelatihan dan pengembangan dalam pemberdayaan industri kecil dan menengah di Provinsi Riau

pengembangan harus mempunyai kesiapan dalam bentuk perencanaan, metodologi serta strategi dalam pengembangan IKM berbasis industri hilir kelapa sawit. 4. UPT Pelatihan dan Pengembangan Dalam meningkatkan pemberdayaan IKM melalui UPT ini, perlu memperhatikan sebagai berikut : a. Melaksanakan pelatihan sesuai dengan kebutuhan IKM serta menggunakan metodologi pemberdayaan secara benar pada pelaksanaan kegiatannya, terutama dalam peningkatan partisipasi IKM terhadap semua program kegiatan yang dikerjakan. b. UPT Pelatihan dan Pengembangan harus mampu mendampingi IKM dalam perluasan jaringan kerja dan usaha, baik jaringan dalam pemerintahan maupun jaringan eketernal lainnya yang melibatkan pihak swasta atau industri dengan sekala yang lebih besar. c. Diperlukan upaya yang lebih kuat lagi dalam kegiatan promosi hasil usaha dan akses informasi usaha bagi IKM yang difasilitasi oleh UPT pelatihan dan pengembangan. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto, 2001, “Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas: Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis“, Jakarta, Lembaga Penerbit FE-UI. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, 2004, “Pendataan Penduduk Keluarga Miskin Provinsi Riau“, Pekanbaru, Balitbang Riau. Departemen Perindustrian, 2007, “Membangun Daya Saing Industri Daerah”, Jakarta, Departemen Perindustrian RI. Freedman, Mike dan Taogoe. Benyamin B, 2004, “The Art and Discipline Of Strategic Leadership”, Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Kolopaking Lala M. dan Tonny Fredian, 2007, “Pengembangan Masyarakat dan Kelembagaan Pembangunan”, Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Luthans, Fred, 2006, “Prilaku Organisasi”, Penerbit Andi. Lubis, P Djuara, dalam Saharuddin, 2007. Penilaian Kebutuhan Dan Disain Program Pengembangan Masyarakat Berbasis Ekologi Manusia Di Sekitar Kampus IPB. Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Nasdian, Tonny Fredian dan Bambang Sulistyo Utomo, 2005. “Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial”, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Priyono, 1996, “Pemberdayaan, Konsep dan Impelentasi Centre Strategic For Int ernational Studies”, Jakarta. Pandjaitan, K. Nurmala, 2007, “Psikologi Sosial Untuk Pembangunan Masyarakat”, Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Sarwono, W. Sarlito, 2000, “Pengantar Umum Psikologi”, Jakarta Bulan Bintang. Syaukat, Yusman dan Sutara Hendrakusumaatmadja, 2005, “Pengembangan Ekonomi Berbasis Lokal”, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Sutikno, Raja Bambang, 2007, “The Power of Empathy In Leadership”, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Syahyuti, 2003, “Bedah Konsep Kelembagaan, Strategi Kelembagaan dan Penerapannya Dalam Penelitian Pertanian”, Bogor, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. SSSWrihatnolo, Randi R, Dwi Djanijoto, Nugroho, Riant 2007, “Manajemen Pemberdayaan“, Penerbit PT Elex Media Komputindo. Yun R. K, 2005, ”Studi Kasus Desain dan Metode”, Jakarta, Raja Grafindo Persada. Rangkuti, Freddy, 2008, “Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis”, Penerbit PT Gramedia Pustaka. Purwanto, Iwan, 2006 “ Manajemen Strategi “ , Penerbit Yrama Widya. Hubeis, Musa, 2009 “ prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis “ , Penerbit Ghalia indonesia. Lampiran 1. Laporan Pelaksanaan Hasil Diskusi LAPORAN PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK DENGAN STAKEHOLDER, IKM DAN PENGELOLA WORKSHOP DI UPT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN HARI SELASA, 24 NOVEMBER 2009 Pada hari Selasa tanggal 24 November 2009 pada pukul 09.00 WIB sd 12.00 WIB telah dilaksanakan diskusi dengam stakholder dan IKM serta pengelola workshop yang ada di UPT pelatihan dan pengembangan, untuk membicarakan upaya peningkatan peran UPT pelatihan dan Pengembangan dalam pembinaan terhadap IKM. Adapun peserta diskusi anata lain sebagai berikut : A. Stakholder - Kepala UPT Pelatihan dan Pengembangan - Kepala Seksi di UPT Pelatihan dan Pengembangan - Staf UPT pelatihan dan Pengembangan - Kepala Bidang Industri Dinas Perindag - Penyuluh UPT pelatihan dan Pengembangan B. Industri Kecil dan Menengah IKM - Para Pengelola Workshop UPT Pelatihan dan Pengembangan - Beberapa IKM yang berada diluar UPT Pelatihan dan Pengembangan bukan pengelola Workshop Diskusi dimulai dengan membahas masalah-masalah pembinaan dan pengembangan IKM. Semua peserta aktip dalam diskusi tersebut. Adapun permasalahan yang dikemukakan dalam diskusi sebagai berikut : 1. Rivai Yasin Kepala UPT Pelatihan dan pengembangan. Selama ini UPT Pelatihan dan Pengembangan dapat berjalan dengan baik, namun secara profesional belum menunjukan sebagai sebuah Lembaga Pelatihan yang terakreditasi. Hal tersebut seperti belum adanya Silabus dan Materi Pelatihan yang baku. Hal tersebut karena tidak dimulai dengan perencanaan, serta evaluasi dari pelaksanaan pelatihan. Kedepan hal ini akan kita perbaiki bersama. 2. Syafruddin Koordinator Penyuluh Sebenarnya kami dari kelompok Penyuluh siap membantu membuat perencaaan suatu pelatihan, silabus dan materi pelatihan yang baku, namun kami minta program UPT Pelatihan dan Pengembangan ini dapat disusun secara makro dan bersama-sama dengan melibatkan IKM agar apa yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan IKM. 3. Nurlela IKM – diluar UPT Pelatihan dan Pengembangan Kami sangat mengharapkan keberadaan UPT Pelatihan dan Pengembangan. Dan saya sebagai Pengusaha IKM yang memulai usaha dengan mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh UPT Pelatihan dan Pengembangan ini.Untuk pengembangan usaha kami kedepan perlu sekali bimbingan dan pembinaan dari penyuluh UPT Pelatihan dan Pengembangan. Sekali lagi ami sampaikan bahwa kami butuh pendampingan usaha terutama masalah-masalah teknis disamping membantu kami untuk membuka akses pemasaran dan permodalan. 4. Mawardi Pengelola Workshop UPT Pelatihan dan Pengembangan Kami sangat berterimakasih sekali kepada UPT Pelatihan dan Pengembangan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menjalankan usaha di Workshop. Dengan fasilitas yang ada kami berusaha memanfaatkannya secara baik walaupun ada tambahan peralatan dari kami sendiri namun kami dangat terbantu dalam mengembangkan usaha. Untuk kedepan kami sangat sekali penambahan peralatan yang sesuai dengan teknologi yang berkembang saat ini. Disamping itu diperlukan pendampingan usaha dengan menempatkan tenaga teknis yang mempunyai kompetensi dibidangnya agar kami dapat mengembangkan produk serta menjadfi percontohan usaha yang baik dan mandiri. Dari diskusi tersebut telah dapat diambil kesimpulan untuk ditindaklanjuti ; 1. Membentuk tim untuk menyusun perencanaan pengembangan UPT Pelatihan dan pengembangan. 2. Meningkatkan pelayanan dan pelatihan serta pendampingan teknis kepada IKM baik yang ada didalam Workshop maupun diluar UPT Pelatihan dan Pengembangan. 3. Meningkatkan fungsi-fungsi Workshop baik sebagai Inkubator maupun, pelatihan dan magang. 4. Meningkatkan sarana dan prasarana sebagai sarana produksi dan uji coba serta praktek pelatihan. Lampiran 2. Jenis Kegiatan dan Biaya Tahap Pembenahan Tahun 2010 Penguatan Kapasitas keorganisasian Kegiatan : Pelatihan dan Magang Staf UPT Pelatihan dan Pengembangan Sasaran : Delapan orang Tujuan : Peningkatan keterampilan dan pengetahuan tata kelola Waktu : 30 hari Lokasi : - Balai Besar Agro Bogor - Balai Besar Kerajinan Jogjakarta - Balai Besar Batik Jogjakarta - Balai Besar Tekstil Bandung Biaya : - Balai Besar Agro – Bogor Pku- Bogor PP 2 orang x Rp.2.500.000=Rp. 5.000.000.- Akokonsumsi =2orgx 30hr x Rp.300.000 =Rp. 18.000.000.- Uang saku 2 org x 30 hari x Rp.50.000.- =Rp. 3.000.000.- Biaya Pendidikan 2 org xRp.7.500.000.- =Rp. 15.000.000.- Jumlah =Rp. 41.000.000.- - Balai Besar Kerajinan Jogjakarta Pku- Jogja PP 2 orang x Rp.3.500.000 =Rp. 7.000.000.- Akokonsumsi 2 orgx 30 hr x Rp.300.000, =Rp. 18.000.000.- Uang saku 2 org x 30 hari x Rp. 50.000.- =Rp. 3.000.000.- Biaya Pendidikan 2 org x Rp.7.500.000. =Rp. 15.000.000.- Jumlah =Rp. 43.000.000.- - Balai Besar Batik Jogjakarta Pku- Jogja PP 2 orang x Rp.3.500.000 =Rp. 7.000.000.- Akokonsmsi 2 org x 30 hr x Rp.300.000 =Rp. 18.000.000.- Uang saku 2 org x 30 hari x Rp. 50.000. =Rp. 3.000.000.- Biaya Pendidikan 2 org x Rp. 7.500.000 =Rp. 15.000.000.- Jumlah=Rp. 43.000.000.- - Balai Besar Tekstil Bandung Pku- Bogor PP 2 orang x Rp.2.500.000 =Rp. 5.000.000.- Ako konsmsi 2 org x 30 hr x Rp.300.000, =Rp. 18.000.000.- Uang saku 2 org x 30 hari x Rp. 50.000 =Rp. 3.000.000.- Biaya Pendidikan 2 org x Rp. 7.500.000. =Rp. 15.000.000.- Jumlah=Rp. 41.000.000.- Rapat-rapat intern dalam rangka penyusunan dan perumusan kebijakan keorganisasian

a. Penyusunan Visi dan Misi UPT Pelatihan dan Pengembangan

b. Perumusan ulang rencana stategik c. Perumusan analisa kebutuhan SDM baik edukatif maupun teknis d. Perumusan prosedur dan tata kelola pelatihan e. Perumusan pembuatan silabus dan perencanaan pelatihan f. perumusan kebutuhan sarana dan sarana penunjang g. Perumusan kebutuhan peralatan Tujuan : Perumusan suatu tujuan yang ingin dicapai UPT Pelatihan dan pengembangan serta tahapan pencapaian tujuan tersebut. Sasaran : Pimpinan dan Staf UPT Pelatihan dan Pengembangan Waktu : 90 hari Lokasi : Pekanbaru Biaya : 7 item x 5 kali x Rp. 250.000.- = Rp. 8.750.000.- Penguatan Kapasitas SDM IKM Pelatihan Teknis Industri Kecil dan Menengah a. Pelatihan Pengelasan b. Pelatihan Pengemasan c.. Pelatihan Desain Batik d. Pelatihan Desain Bordir e. Pelatihan Tenun f. Pelatihan Manajemen Sederhana g. Pelatihan Motivasi berprestasi AMT h. Pelatihan Good Manufacturing Practises GMP i. Monitoring dan evaluasi pelatihan Dengan rincian dan biaya sebagai berikut :

a. Pelatihan Pengelasan :

Peserta : 20 orang IKM KabupatenKota Lama Pelatihan : 20 hari Lokasi : Work Shop Perbengkelan Tujuan : Meningkatkan kemampuan dan teknologi Pengelasan. Sasaran : IKM yang kemampuan teknologi dan SDM masih rendah. Instruktur : 1 orang pengelola Work Shop 1 orang dari Balai Latihan Kerja Disnaker Biaya : Rp. 165.000.000.-

b. Pelatihan Pengemasan :

Peserta : 15 orang IKM KabupatenKota Lama Pelatihan : 5 hari Lokasi : Work Shop Makanan dan Minuman Tujuan : Meningkatkan kualitas kemasaran produk Sasaran : IKM yang kemasan produknya belum standar Instruktur : 1 orang Penyuluh Industri 1 orang dari Balai Besar Agro Bogor 1 orang dari Balai Kimia dan Kemasan Jakarta 1 orang dari MUI Riau Biaya : Rp. 450.000.000.-

c. Pelatihan Desain Batik :

Peserta : 10 orang IKM KabupatenKota Lama Pelatihan : 10 hari Lokasi : WorkShop Batik Tujuan : Meningkatkan kemampuan dalam desain batik serta diversifikasi produk Sasaran : IKM batik yang ada Instruktur : 1 orang Pengelola work Shop 1 orang dari Sentra Batik Pekalongan Biaya : Rp. 125.000.000.-

d. Pelatihan Desain Bordir :

Peserta : 20 orang IKM KabupatenKota Lama Pelatihan : 20 hari Lokasi : Workshop Bordir Tujuan : Meningkatkan kemampuan dan aplikasi motif bordir Sasaran : IKM yang berpotensi namun terbatas kemampuan desain produk Instruktur : 1 orang Pengelola work shop, 1 orang dari sentra Bordir Tasikmalaya Biaya : Rp. 115.000.000.-

e. Pelatihan Tenun :

Peserta : 15 orang IKM KabupatenKota Lama Pelatihan : 60 hari Lokasi : Workshop Tenun Tujuan : Meningkatkan kemampuan dalam aplikasi Motif Melayu Sasaran : IKM yang berproduksi dengan kualitas rendah Instruktur : 1 orang Pengelola work Shop 2 orang dari Dekranasda Provinsi Riau Biaya : Rp. 215.000.000.-