Gambar 1. Kerangka Alur Pikir
Tidak ada tenaga teknis pada work shop.
Rendahnya kualitas SDM pengelola UPT Pelatihan dan
Pengembangan. Peralatan work shop tidak
memadai. Lemahnya perencanaan
pelatihan. Belum mempunyai silabus
pelatihan dan magang .
Terbatasnya modal. Lemahnya pemasaran.
Kesulitan bahan baku. Rendahnya penguasaan
teknologi Peralatan sederhana
Kurang berorientasi pasar dan masa depan.
Lemahnya penerapan manajemen dan
jaringan.
Kualitas SDM UPT Pelatihan dan
Pengembangan. Perencanaan organisasi
dan pengembangan SDM UPT Pelatihan
dan Pengembangan. Peran dan Kontribusi
UPT Pelatihan dan Pengembangan bagi
pengembangan IKM
Kebijakan pemerintah. Perkembangan ekonomi
makro Perkembangan teknologi
Persaingan usaha kewirausahaan
Internal Factor
Analysis Summary IFAS
Eksternal Factor Analysis Summary EFAS
Pelatihan Magang
Fasilitasi Permodalan
Fasilitasi pemasaran
Bantuan peralatan Pendampingan
usaha Inkubator
Peningkatan Kapasitas Dan
Kualitas Usaha IKM Melalui Kegiatan
Pelatihan Yang Sesuai Dengan
Kebutuhan
IKM Strategi
Pemberdayaan Masyaraakat
Fungsi UPT : Sarana Pelatihan
Mendukung Penumbuhan dan Pengembagnan Indag
18
3.2 Lokasi dan Waktu Kerja Lapangan
Kajian ini merupakan kajian pengembangan kelembagaan yaitu UPT Pelatihan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau
dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat khususnya Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Riau dan ini terkait dengan program Pemerintah
Daerah Provinsi Riau dalam pemberantasan Kebodohan, Kemiskinan dan Infrastruktur K2I.
Provinsi Riau terdiri dari Sembilan Kabupaten dan Dua Kota, sedangkan lokasi UPT Pelatihan dan Pengembangan yaitu Kota Pekanbaru. Jarak dari
Ibukota Pekanbaru ke UPT Pelatihan dan Pengembangan sekitar 5 KM dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar 15 menit.
Dipilihnya UPT Pelatihan dan Pengembangan sebagai kajian, berdasarkan pertimbangan :
1. UPT Pelatihan dan Pengembangan merupakan satu-satunya lembaga Pelatihan yang ada di Provinsi Riau.
2. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat dimanfaatkan namun pemanfaatannya yang belum maksimal.
Waktu kajian dalam penelitian ini dilakukan selama 3 tiga bulan yaitu dimulai pada tanggal 02 Januari 2010 sampai 30 Maret 2010.
3.3 Metode Kajian
Rancangan penelitian yang dilakukan dalam melakukan kajian ini menggunakan pendekatan k
ualitatif dengan topik kajian “Pengembangan Unit Pelaksana Teknis UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam Pemberdayaan
Industri Kecil dan Menengah di Pro vinsi Riau“.
3.3.1 Informan
Dalam melakukan kajian pengembangan kelembagaan dilakukan penentuan informan berdasarkan topik kajian. Adapun informan yang dipilih yaitu
1 informan ditingkat staf UPT Pelatihan dan Pengembangan , baik kepala seksi
maupun staf sebanyak sembilan orang; 2 sepuluh pengelola Work Shop ; 3 satu orang pengusaha bidang perbengkelan yang didampingi UPT Pelatihan dan
Pengembangan pada workshop di UPT Pelatihan dan Pengembangan yang dipakai sebagai alat untuk mengevaluasi peran UPT Pelatihan dan Pengembangan
dalam pemberdayaan Industri kecil dan menengah di Provinsi Riau.
Tabel 1. Teknik Penentuan Informan
Jenis Data Struktur Informan
Staf UPT Pelatihan
Pengelola Work shop
Pengusaha bidang perbengkelan
workshop logam Dinas Perindag
Provinsi Riau 1
2 3
4 5
Identifikasi Informan
Kemampuan SDM
Effektivitas Kinerja
UPT Pelatihan dan
Pengembangan
√
Rancangan
Kebutuhan Penguatan
Kelembagaan
3.3.2 Metode Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam kajian ini berupa informasi mengenai pengembangan kelembagaan UPT Pelatihan dan Pengembangan dalam
Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah di Provinsi Riau dilakukan dengan cara :
1. Pengamatan langsung melalui penelusuran data primer untuk mengamati kegiatan rekruitmen aparatur teknis
. p
embuatan perencanaan pelatihan dan silabusnya, kegiatan
– kegiatan untuk melengkapi peralatan dan